MAKALAH
JURNAL E-KOMUNIKASI VOL 2. NO.2 TAHUN 2014
DISUSUN OLEH :
NAMA : ALMUTTAQIN
KELAS : PKO REG B 16
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
Latar Belakang Masalah
Pelatih memiliki peran yang sangat erat dengan capaian prestasi yang diukir oleh atlet, namun pada kenyataannya peran pelatih dengan atlet tidak selalu terjadi dan berjalan sebagaimana mestinya. Seperti contoh kasus nyata dalam penelitian ini, seorang pelatih panjat tebing juga berperan sebagai seorang atlet panjat tebing. Hasil wawancara dengan Ronald Novar Mamarimbing, menggungkapkan ”saya menjadi atlet panjat tebing sejak tahun 1990’an dan di tunjuk menjadi pelatih panjat tebing tahun 2005 hingga 2012, selama tujuh tahun saya menjalani peran ganda. Sulit bagi saya melakukan keduanya bersamaan, saya dituntut berprestasi namun saya juga harus berbagi tehnik kepada lawan saya yang juga atlet asuh saya, saya harus menyampaikan kemampuan saya kepada mereka ” (hasil wawancara, 22 April 2013). Dari sisi atlet, mereka menggungkapkan ”Ya enak nga enak harus melawan pelatih sendiri, dia pelatihku, juga pesaingku. Seperti pemilihan atlet untuk PON 2012, mas Ronald yang melatih, yang menentukan.
Bagi atlet, seorang pelatih memiliki peluang dan tanggung jawab yang besar untuk mengoptimalkan motivasi atlet agar juara dalam suatu pertandingan. Lilik Sudarwati Adisasmito (2007, p.47) menyatakan bahwa pelatih yang antusias dalam melatih cenderung meningkatkan prestasi atlet tersebut. Pelatih merupakan sosok yang paling dekat dan berperan penting dalam memotivasi atletnya yang sedang atau akan menghadapi pertandingan.
Tujuan
Dalam hal ini, komunikasi interpersonal memiliki peran penting, antara pelatih yang sekaligus atlet dalam mendidik atlet atau anak didiknya. Dilihat dari fungsinya, komunikasi interpersonal menurut DeVito dalam sebuah hubungan antara lain adalah untuk belajar, berhubungan, bermain, mempengaruhi dan menolong. Fungsi komunikasi interpersonal tersebut memberikan manfaat bagi pelatih dan atlet di dalam membagun kepercayaan diri atlet kepada pelatih dengan cara kerja yang profesional.
Rumusan Masalah
Menentukan tujuan’keterampilan
Mencatat karakteristik khusus keterampilan tsb
Mempelajari penampilan atlet dunia
Membagi keterampilan menjadi beberapa fase
Mebagi tiap fase menjadi elemen-elemen kunci
Memahami alasan mekanika tiap elemen kunci
PEMBAHASAN
• Menentukan tujuan’keterampilan
Komunikasi Interpersonal Dalam tinjauan pustaka penelitian ini, peneliti mengawalinya dengan melihat bagaimana komunikasi interpersonal menurut Joseph A. DeVito(1997), pengertian dari komunikasi interpersonal adalah: “The procces of sending and receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback” (Proses pengiriman dan penerimaan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil atau orang dengan beberapa efek dan berupa umpan balik seketika) (p.5). Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka, karena itu kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dalam komunikasi itu, penerimaan pesan dapat langsung menanggapi dengan menyampaikan umpan balik, dengan demikian, di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi. Komunikasi interpersonal dalam buku Strategic Sport Communication karangan Pedersen, Miloch dan Laucella adalah “The two way flow of information between individuals (typically two or thee persons)”. (proses mengalirnya informasi secara dua arah, biasanya melibatkan 2 atau 3 orang) (p.87).
• Komunikasi Interpersonal dalam Olahraga
Komunikasi dalam olahraga adalah sebuah proses dinamis, terjadi secara aktif dan interaktif. Penerima pesan dapat menerima pesan atau menolak pesan pada saat pengirim pesan melemparkan pesannya. Komunikasi dalam olahraga juga merupakan komunikasi yang saling ketergantungan, interaksi yang terjadi terdapat feedback baik berupa verbal dan non verbal. Efek dai komunikasi olahraga yang diharapkan adalah adanya motivasi, instruksi, memberi solusi dan memberi harapan kepada lawan bicaranya (Pederson, Miloch, & Laucella, 2007, p. 80-81).
• Elemen-Elemen Komunikasi Interpersonal
Elemen-elemen komunikasi interpersonal olahraga menurut Pederson. Miloch & Laucella (2007) dalam bukunya The Sport Communication Process, menjelaskan ada enam elemen. Elemen pertama adalah source-receiver (komunikatorkomunikan), kedua messages (pesan), ketiga feedback (umpan balik), keempat channel (saluran), kelima noise (gangguan), terakhir context (konteks).
Source – Receiver
Source atau sumber dan receiver atau penerima, pada elemen ini umumnya melibatkan dua individu yang melakukan komunikasi interpersonal dalam olahraga. Dalam proses ini ada pengirim pesan dan penerima pesan, baik pesan verbal atau non-verbal (Pederson, Miloch & Laucella, 2007. P.101)Messages
Pesan yang terdapat dalam komunikasi interpersonal adalah ekspresi dari pikiran dan perasaan komunikator. Adler dan Towne (2003) dalam buku Personal Sport Communication menjelaskan bahwa, pesan ini umumnya memiliki konten dan dimensi hubungan. Along with the content of the messages, a relational component is conveyed.Feedback
Feedback atau umpan balik adalah sebuah informasi yang kita terima dari diri kita sendiri (dengan mendengar apa yang kita katakan, melihat apa yang kita tulis, merasakan cara kita bergerak) dan orang lain (Pederson dkk, 2007. P.102).Channel
Channel atau media yang digunakan dalam saluran komunikasi menurut DeVito (2005) dalam kutipan Pederson di buku The Sport Communication Process, mengungkapkan, vocal-auditory, visual, chemical (penciuman atau akomodatif bau) dan tactile (peraba atau yang menggunakan sentuhan) adalah bagian dari channel. In interpersonal communication, the various channels are typically used simultaneously, dimaksudkan bahwa dalam komunikasi interpersonal, berbagai saluran biasanya digunakan secara bersamaan (Hargie&Dickson, 2004). Saluran antarpribadi yang dikirim dapat juga melalui face-to-face atau tatap muka, telepon dan e-mail (Pederson dkk, 2007. P.102).Noise
Proses komunikasi interpersonal juga memiliki distorsi pesan dan gangguan atau noise. Hal ini disebut sebagai gangguan dalam proses komunikasi. Gangguan komunikasi interpersonal dalam olahraga terdapat dua hal, yakni gangguan secara fisik dan psikologis. Gangguan fisik seperti kebisingan dan ramainya penonton dalam area pertandingan sehingga tidak dapat mendengar satu dengan yang lain. Hal tersebut sangat berpotensi sebagai gangguan dalam komunikasi interpersonal. (Pederson dkk, 2007. P.102-103).Context
Conext atau konteks yang berarti keterlibatan tempat atau keadaan sekitar ketika komunikasi berlangsung. Bentuk dan isi dari komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh konteks, seperti keadaan fisik (contoh : lingkungan), sosialpsikologis (misalnya: status hubungan) dan temporal (misalnya: waktu dan urutan aktivitas komunikasi) (Pederson dkk, 2007. P.103-104).Pelatih
Seorang pelatih mempunyai peluang dan tanggung jawab yang besar untuk mengoptimalkan motivasi atlet agar berprestasi dalam suatu kejujuran. Pelatih yang antusias dalam melatih cenderung meningkatkan prestasi atlet tersebut. Pelatih merupakan sosok yang paling dekat dan berperan penting dalam memotivasi atletnya. Masukan dan kritikan yang diberikan oleh pelatih akan meningkatkan motivasi atletnya untuk berprestasi lebih baik lagi. Keberadaan pelatih dapat menimbulkan motivasi tersendiri bagi atlet yang sedang mengahadapi pertandingan (Adisasmito, 2007, p.47).
Atlet
Definisi atlet menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).
Seorang atlet adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri. Ia memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri serta latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Misalnya di dalam olahraga beregu, kemampuan adaptif individu untuk melakukan kerjasama kelompok sangat menentukan perannya kelak di dalam kelompoknya (Rusdianto, 2009, p. 26).
Fenomenologi
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi transdental (fenomenologi klasik) Edmund Husserl (1859-1938).
Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2009, p. 15). Fenomenologi mempelajari struktur tipe-tipe kesadaran yang terdiri dari persepsi, gagasan. memori, imajinasi, pengalaman langsung dari informan yang diteliti melalui struktur kesadaran. Sehingga pendekatan fenomenologi yang digunakan oleh peneliti adalah fenomenologi transendental dari Husserl yang akan memimpin pada sebuah kondisi di balik sebuah pengalaman. Metode analisis data fenomenologi menurut Husserl menggunakan tahapan-tahapan dari epoche, merupakan bagian penting untuk memurnikan objek dari pengalaman dan prasangka awal, dengan epoche kita dapat menciptakan ide, perasaan, kesadaran dan pemahaman yang baru (Kuswarno, 2009. p.48-49).
Metode
• Konseptualisasi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode fenomenologi. bagaimana proses komunikasi interpersonal dimaknai oleh pelatih dan atlet asuhnya. Penelitian ini berisi semua peristiwa dan pengalaman relevan yang didengar dan dilihat serta dicatat selengkap dan subjektif (Moleong, 2007, p.211).Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi dengan cara mengamati gerak-gerik dari masing-masing informan saat melakukan wawancara).
• Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah pelatih yang memiliki peran ganda, yakni baik sebagai pelatih sekaligus sebagai atlet, serta dua atlet yang dilatihnya serta di temuinya dalam PON 2012. Sementara untuk objek penelitiannya adalah komunikasi interpersonal yang terjadi pada objek penelitian selama persiapan PON 2012. Informan dalam hal ini tentunya yang mempunyai pengetahuan yang cukup serta mampu menjelaskan keadaan sebenarnya tentang objek penelitian (Bungin, 2001). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi (informan) adalah seorang pelatih dengan peran ganda dan dua atlet yang di latih oleh pelatih dengan peran ganda, dan bertemu dalam perlombaan, PON 2012.
Analisis Data
Analisis data dalam kualitatif berupaya untuk mengurangi menjadi bagianbagian, sehingga susunan atau tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau dengan lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori & Komariah, 2009, p.97). Ada 6 tahapan dalam analisis data fenomenologi menurut metode Husserl:
o Horizonalizing data yang diperoleh. Yaitu kegiatan melengkapi data dari berbagai sumber, sudut pandang yang lain. Termasuk pernyataanpernyataan lain yang relevan dengan topik penelitian, dan data lain yang memiliki nilai sama.
o Membuat daftar makna dan unit makna.
o Mengelompokkan ke dalam kelompok-kelompok atau tema-tema tertentu. Usahakan jangan sampai ada pernyataan yangtumpang tindih atau berulang.
o Membuat penjelasan atau deskripsi tekstural.
o Membuat deksripsi struktural.
o Menyatukan deskripsi tekstural dan struktural guna menghasilkan makna dan esensi fenomena yang dikonstruksikan. (Moustakas, 1994, p.120)
Temuan Data
Diluar dari pembahasan teori yang ada mengenai komunikasi interpersonal, peneliti menemukan data baru seperti berikut ini :
Pembahasan Motivasi
Dalam pengelompokan temuan data, penulis menemukan pembahasan motivasi sebagai pokok pembahasan yang terjadi antara pelatih dan atlet.Diskusi
Dalam pengelompokan temuan data yang kedua, ditemukan pembahasan mengenai diskusi.Komunikasi Secara Langsung
Temuan data yang ketiga, ditemukan pembahasan mengenai komunikasi secara langsung.Kepercayaan
Temuan data yang keempat, ditemukan pembahasan mengenai kepercayaan.Percaya Diri
Temuan data yang kelima, ditemukan pembahasan mengenai percaya diri.Hambatan
Temuan data yang terakhir adalah temuan keenam dengan temuan data hambatan. Hambatan komunikasi dikelompokan dalam dua hal, fisik dan non fisik, pelatih memaknai interaksinya dengan terdapat kedua hambatan tersebut. Hambatan komunikasi dari segi fisik dimaknai dengan suara bising dari kendaraan sehingga menghambat proses pengiriman pesan kepada atletnya. Sedangkan untuk psikologis, hambatan tersebut dimaknai dengan gangguan konsekuensi besar yang harus dijalani dengan dua peran tersebut. Sedangkan dari sisi atlet, mereka memaknai interaksi yang ada dengan perasaan gugup yang imbasnya menjadi motivasi diri sendiri.KESIMPULAN :
pengalaman atas fenomena yang terjadi, dimana komunikasi interpersonal pelatih yang menjalani peran ganda dengan atlet yang dilatihnya dan bertemu dalam PON 2012. Sasaran utama dalam mengungkap pengalaman pelatih yang melakoni peran sebagai atlet sekaligus, diungkapkan dengan bentuk komunikasi yang santai berupa motivasi dan diskusi. Interaksi tersebut direspon oleh atlet yang diasuhnya dengan pemberian motivasi terhadap pelatihnya.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=194965&val=6518&title=PROSES%20KOMUNIKASI%20INTERPERSONAL%20ANTARA%20%20PELATIH%20YANG%20MERANGKAP%20SEBAGAI%20ATLET%20DENGAN%20ATLET%20PANJAT%20TEBING%20YANG%20DILATIHNYA
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit