Hujan Oh Hujan

in esteem •  6 years ago 

Gambar Ilustrasi. Sumber gambar : news.okezone.com

Gunong Cut, Aceh Barat Daya, ya itu adalah kampung halaman ku. Disini unik, kenapa unik? Karena aku tinggal dekat pegunungan namun jika ingin kelaut bisa ditempuh hanya dengan jalan kaki saja. Tidak terlalu jauh antara gunung dan laut.

Terkadang, jika musim hujan tiba banyak orang yang gabut, khusus nya yang lagi bersemi-seminya karena tidak bisa jalan bersama si doi tapi hujan deras terkadang merupakan kabar baik bagi si jomblo seperti saya, kenapa? Karena saya senang melihat sepasang kekasih yang pending jalan karena hujan (wkwk becanda bos).

Genangan air dijalan merupakan kendala yang cukup berarti bagi sipengendara. Tepergok genangan air dalam kecepatan yang tinggi, bisa membuat motor oleng dan hal itu sangat berakibat fatal. 

Semua ada hikmahnya, termasuk banjir. Karena banjir, kita sadar bahwa menjaga lingkungan itu sangatlah penting. Berhentilah buang sampah sembarangan, atau akibat lebih buruk lagi datang selain banjir, yaitu (Banjir Besarrrrrrrrrrrrr).

Hari ini, aku beserta keluargaku pergi ke Meulaboh. Rencananya sih mau ikut hadir di acara seminar tapi karena ada halangan, gak jadi deh seminarnya hari ini. Meskipun begitu, kami tetap pergi ke Meulaboh dengan tujuan mau memperbaiki mobil ayah ku.

Namanya juga dunia, "Tak ada yang abadi" kata mas Ariel. Begitu juga dengan suku cadang mobil ku, ada saatnya mereka di ganti satu persatu. 

Cuaca hari ini adalah hujan. Hujan, hujan, hujan bawaannya dingin, dingin bawaannya selimut, selimut bawaannya tidur. Begitulah siklus yang sering kujalani dalam kurun waktu yang cukup lama.

Ok, kita potong saja ceritanya.

Alhasil, batre, per beserta suku cadang lain yang rusak, sudah selesai di ganti. Mobil ku kembali sehat seperti biasa.

Di jalan pulang, hujan sangat lah deras, dingin sekali, udara dingin menusuk sampai kedalam daging. Air hujan turun dengan cepat, sehingga ada banyak genangan air di jalan raya yang menghalangi kami. 

Tidak hanya itu, jarak pandang yang minim juga menjadi salah satu hal yang menjadi penghalang. Imbasnya, ayah terpaksa harus memacu mobil dengan kecepatan rendah dan otomatis, kami akan sedikit terlambat tiba di rumah.

Genangan-genangan air yang di terjang ayah membuat percikan air yang sangat tinggi. Banyak orang yang menatap melihat mobil kami melintasi genangan air, bruuummmsssss. Kira-kira seperti itulah suaranya, kami di ibaratkan pemain dan mereka di ibaratkan penonton. Penonton yang termenung menatap derasnya hujan dan menatap kami melintas genangan air. 

Dan hal itu terjadi berulangkali, berpuluh kali, atau berbelasan kali, entahlah aku tak menghitung, yang jelas hampir sepanjang jalan, kami menerjang genangan air dijalan.

Jarak pandang yang minim terkadang memberi ancaman tersendiri untuk kami. Kami hampir saja menabrak mobil yang mengangkut beko. Beruntung ayah dengan cekatan mengerem secara mendadak, serta mempergunakan kedua rem sekaligus, yaitu rem tangan dan rem kaki. Otomatis mobil tersentak dan badan ku terhempas kedepan. Bagaimana dengan Iwa? Dia masih dengan nyenyak tidur di belakang mobil, tanpa tau apa yang terjadi barusan.

Anehnya meskipun cuaca dingin, aku memilih untuk mandi malam ini. Itu karena aku merasa badan ku tidak nyaman. Sepertinya, diantara anggota keluarga kami, hanya aku yang berani mandi menantang dingin nya cuaca di malam ini. Brruuuuu, dingin.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations @teukukamil! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

To support your work, I also upvoted your post!

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!