Budi Daya Padi Organik dengan Metode SRI
Masyarakat dunia berupaya meningkatkan ketahanan pangan dengan berbagai macam cara, terutama pada tanaman pangan misalnya padi.
Di Indonesia sendiri metode budi daya dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktifitas padi telah dikenal dengan metode "Jajar Legowo", yaitu sistem penanaman padi dengan mengatur jarak tanam sedemikian rupa sehingga produktifitas padi bisa meningkat.
Satu lagi metode budi daya padi yang sudah dikenal luas dan mendunia, yaitu metode System of Rice Intensification yang disingkat dengan metode SRI.
Metoda SRI ini dinamakan bersawah organik dan menghasilkan padi/beras organik karena mulai dari pengolahan lahan, pemupukan hingga penanggulangan serangan hama sama-sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Metode ini juga bisa diterapkan untuk berbagai varietas yang biasa dipakai petani.
Saat ini SRI telah berkembang di banyak negara penghasil beras seperti di Thailand, Philipina, India, China, Kamboja, Laos, Sri Lanka, Peru, Cuba, Brazil, Vietnam dan banyak negara maju lainnya.
Pemilihan metode budi daya padi organik denan metode SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
• Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
• Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
• Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
• Kualitas yang tinggi, produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.
Langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI
Penyemaian
Langkah pertama yang harus dilakukan ialah melakukan penyemaian terhadap benih padi. Sebelumnya, benih perlu diseleksi untuk mendapatkan benih terbaik dengan merendam benih dalam air.
Biasanya benih yang baik akan tenggelam, sedangkan benih yang mengapung merupakan benih yang kualitasnya kurang bagus.
Benih diuji lagi dengan dimasukkan ke dalam air yang telah diberi garam. Apabila benih bersifat baik, maka benih tersebut akan tenggelam di dalam larutan tersebut. Selesai diuji, benih dimasukkan ke dalam rendaman air selama 24 jam.
Akan lebih baik, kalau benih padi yang baik yang terpilih direndam dengan campuran ZPT yang mengandung auksin, sitokinin dan giberelin untuk mempercepat proses keluarnya calon tunas.
Setelah itu ditiriskan dan diperam selama 2 hingga 3 hari di tempat yang lembab. Tunggu sampai calon tunas keluar.
Setelah itu benih dapat disemai pada media tanah dan berikan pupuk kompos sebanyak 10 kg. Jika umur semai sudah mencapai 7 hingga 12 hari, berarti benih padi tersebut sudah siap untuk ditanam.
Pengolahan lahan tanah
Pengolahan lahan untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan cara dibajak dan dicangkul. Biasanya dilakukan minimal 2 kali pembajakan yakni pembajakan kasar dan pembajakan halus yang diikuti dengan pencangkulan.
Total pengolahan lahan ini bisa mencapai 2-3 hari. Setelah selasai, lahan sawah dialiri dan direndam dengan air tersebut selama 1 hari.
Pada saat pembajakan, bisa sekaligus ditaburkan dengan kapur dolomite/kapur pertanian, dengan tujuan agar tanah mampu menyerap nutrisi yang ada pada pupuk, dengan terlebih dahulu mengukur PH tanah, agar dosis kapur dolomite/kapur pertanian sesuai kebutuhan luas lahan pertanian.
Pastikan benih yang telah disemai sudah siap ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 harian.
Perlu diingat, usahakan bibit yang disemai tidak melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan sulit beradaptasi dan tumbuh ditempat baru (sawah) karena akarnya sudah terlalu besar.
Penanaman
Sebelum ditanam, dilakukan pencaplakan (pembuatan jarak tanam), jarak tanam yang baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu rapat, biasanya 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm.
Penanaman dilakukan dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam. Penanaman jangan terlalau dalam supaya akar bias leluasa bergerak.
Pengairan
Pada penanaman budi daya padi organik dengan metode SRI yang paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja.
Untuk itu, setiap hari petani biasanya melakukan kontrol dan menutup serta membuka pintu air secara teratur.
Berikut panduan pengairan SRI:
• Penanaman dangkal, tanpa digenangi air, mecek-mecek, sampai anakan sekitar 10-14 hari
• Setelah itu, isi air untuk menghambat pertumbuhan rumput dan untuk pemenuhan kebutuhan air dan melumpurkan tanah, digenangi sampai tanah tidak tersinari matahari, setelah itu dilairi air saja.
• Sekitar seminggu jika tidak ada pertumbuhan yang signifikan dilakukan pemupukan, ketika pemupukan, lahan dikeringkan dan galengan ditutup
• Ketika mulai berbunga, umur 2 bulan, harus digenangi lagi, dan ketika akan panen dikeringkan.
Pemupukan
Kebutuhan pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman.
Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos yang sudah benar-benar matang, atau menggunakan jenis pupuk organik lainnya.
Pada saat melakukan pemupukan, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu. Pemupukan bisa dilakukan hingga 3 kali dalam satu musim tanam.
• Pemupukan I dilakukan pada usia 7-14 hari setelah tanam
• Pemupukan II dilakukan pada usia 20-30 hari setelah tanam
• Pemupukan III dilakukan pada usia 40-45 hari setelah tanam
Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya burung, walang sangit, wereng dan penyakit ganjuran atau daun menguning.
Hama lain yang sering menyerang adalah hama putih, thrips, wereng, walang sangit, kepik hijau, penggerek batang padi, tikus dan burung.
Sementara itu penyakitnya adalah penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, Busuk pelepah daun, fusarium, penyakit kresek atau hawar daun dan penyakit tungro.
Cara penanganannya bisanya dengan cara manual, membuat orang-orangan sawah untuk hama burung, penyemprotan dengan pestisida hayati seperti bawang putih dan kipait atau gadung, serta untuk penyakit biasanya dengan cara mencabut dan membakar tanaman yang sudah terkena penyakit daun menguning.
Untuk pencegahan harus dilakukan penanaman secara serentak supaya hama dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air yang baik, dan dengan melakukan sistem budi daya tanaman sehat yang cukup nutrisi dan vitamin sehingga kekebalannya tinggi.
umur tanaman 110-120 sudah bisa di panen
hasil panen yang memuas kan
Congratulations @zulptd73! You received a personal award!
Click here to view your Board
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @zulptd73! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit