Tentu saja ada alsan atau fakrot tertentu mengapa hal ini bisa terjadi. Seperti saya kaitkan dari segi sosiologis, yaitu :
Gaya Hidup / Trend
Pada zaman sekarang ini khusus nya daerah Aceh, wanita nya yang dulu segan untuk nongkrong di warkop bahkan untuk keluar rumah namun sekarang sudah banyak wanita yang duduk di warkop. Ini sudah menjadi gaya hidup bahkan telah membudaya. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi kehidupan dan tradisi pun ikut berubah. Mulai anak sekolahan yang pulang sekolah langsung nongkrong di warkop, pekerja kantor juga makan siang di warkop atau mengadakan meeting juga ada yang di warkop agar suasana lebih santai dan tidak formal. Tidak hanya ketika akhir pecan, tetapi juga warkop saat ini setiap hari penuh dan ada yang dibuka sampai 24jam. Ketika duduk diwarkop banyak yang mereka bicarakan, mulai masalah pribadi, pembahasan tentang hal yang booming media social khususnya dikalangan remaja, masalah pelajaran, apa saja yang tengah hangat dikalangan masyarakat, bersenda gurau, ada yang membahas masalah kantor atau yang sangat serius, hingga berita internasional pun juga ikut dibahas ketika orang – orang duduk atau nongkrong di warung kopi. Kemudian juga, varian makanan dan juga harga yang sesuai dengan konsumen dan juga tempat yang di modifikasi dipadukan dengan konsep atau tema yang feminim membuat wanita tidak canggung untuk medatangi tempat seperti caffe. Suasana santai dan juga banyak warung kopi yang menyediakan wifi menarik pelanggan untuk mengunjungi, misalnya untuk membuat tugas mereka lebih memilih di warkop daripada di warnet atau dirumah. Pengunjung yang kebanyakan remaja lebih cenderung memilih tempat yang sesuai dengan gaya hidup masa kini dan juga yang bisa dijadikan tempat untuk berlama – lama nongkrong. Tetapi kebiasaan ini tidak baik jika terlalu sering dilakukan dikalangan remaja yang mereka sendiri adalah pelajar yang seharusnya mengerjakan tugas atau ke perpustakaan menyelesaikan tugas, bahkan kebanyakan remaja sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di warung kopi termasuk yang perempuan, karena di Banda Aceh sendiri banyak pendatang, apalagi anak kuliahan yang sangat banyak dari luar Banda Aceh kemudian merantau disni, karena kurang nya pengawasan orang tua dan juga memilih kost yang tidak ada aturan atau aturan yang tidak ketat juga menjadi alasan mengapa perempuan pada masa sekarang ini berani keluar, dan menjadi gaya hidup yang mungkin akibat pengaruh teknologi juga.Membeli Gaya
Dengan budaya perempuan zaman sekarang sering ke warung kopi atau caffe, orang tua seharusnya lebih memperhatikan aktifitas anak nya, tetapi tetap memberi kepercayaan namun membatasi kapan saat nya harus nongkrong diwarkop, misalnya ketika tugas kuliah sudah selesai, atau mengajarkan anak dari usia dini tentang bagaimana mempergunakan uang dengan baik, dan dengan seperti itu ketika anak beranjak dewasa ia mampu mengelola uang dengan sebaik-baiknya. Yang disusahkan adalah anak rantau karena jauh dengan orang tua dan pengawasan orang tua, seharusnya orang tua memilih rumah kost dengan peraturan yang ketat dan keamanan yang terjaga, sehingga anak perempuan akan tetap menjaga batasan nya dalam bergaul dan tidak mencemaskan orang tua yang jauh. Ketika mereka selalu menghabiskan waktu di caffe tiap hari maka pengeluaran akan lebih besar dan waktu belajar mungkin kurang, dengan hal ini orang tua tidak harus memberi uang jajan lebih ketika uang bulanan mereka habis, agar kedepan mereka mengerti mempergunakan uang sebaik-baiknya sehingga tidak setiap hari menghabiskan uang untuk duduk diwarkop meskipun harga nya relative murah. Dan terkadang mereka seperti membeli gaya hidup, karena terlalu mengikuti trend yang tidak di barengi dengan pengetahuan sehingga tidak pandai mengelola waktu dengan sepantasnya. Perubahan gaya hidup yang membudaya jika ini terlalu diabaikan sehingga tidak bisa memilah milah kapan dan pada saat apa remaja perempuan harus menghabiskan waktu di caffe sehingga tidak meninggalkan apa yang seharusnya jadi tugas mereka sebagai perempuan. Dan juga jika dibiarkan kedepannya akan membentuk mereka menjadi remaja yang bersifat konsumtif dan juga konsumerisme yang tentu tidak baik untuk seorang wanita. Isu ini sangat berpengaruh dengan zaman sekarang ini, karena wanita yang tidak terlalu mementingkan pendidikan sehingga membuang waktu di caffe dengan salah menggunakan nya dan juga untuk memenuhi gaya hidup yang agar terlihat tidak ketinggalan zaman. Hal – hal seperti inilah yang membuat perubahan tradisi atau budaya dengan mengikuti gaya luar yang diterapkan dikota kita ini. Tidak ada salahnya jika perempuan duduk di caffe masih dalam batas wajar dan waktu yang wajar, tetapi jika sudah membudaya karena mengikuti zaman ini bukan hal yang canggung lagi karena semua mengikuti budaya ini dan tidak ada segan lagi untuk duduk di caffe.Pengaruh Lingkungan dan Media
Lingkungan sangat mempengaruhi seorang wanita untuk memilih atau mengikuti pergaulan yang akan dijalaninya. Dan juga media yang mempengaruhi cara berpikir seseorang, sehingga wanita yang duduk di warkop sebenarnya mengikuti budaya luar yang hidup mereka cenderung instan. Semakin berkembangnya teknologi dan semakin luasnya jaringan kita untuk mencari tahu tentang info terupdate juga menjadi dorongan yang kuat untuk mengikuti nya agar mengikuti trend dan zaman yang sudah bergeser budayanya ini. Namun juga pendatang luar yang berinvestasi ke Aceh atau orang Aceh sendiri yang membangun tempat – tempat yang menarik untuk didatangi menjadi alasan mengapa budaya telah berubah. Semakin maju maka semakin seseorang ingin memenuhi gaya hidup yang instan, sehingga kegiatan apapun tidak dilakukan lagi dirumah, misalnya makan siang atau mengerjakan tugas. Dengan caffe yang sangat banyak terdapat di Aceh sehingga dimanapun kita pergi pasti ada caffe, sehingga ketemuan dengan teman tidak perlu jauh-jauh datang kerumahnya, hanya janjian bertemu ditempat yang dianggap di tengah-tengah agar mudah dijangkau untuk bertemu. Selain itu ketika belajar disuasana yang berberda dan diluar rumah terkadang medapat ide baru yang tidak kita dapat kan dirumah, selain itu wifi yang disediakan diwarkop mungkin pilihan tepat untuk para anak kost khusunya remaja untuk membuat tugas dan bertukar pikiran dengan teman sambil membahas suatu masalah dan juga bisa bersenda gurau. Pengaruh budaya luar yang datang ke Aceh juga menjadikan perubahan social yang dialami bahkan dipilih menjadi gaya dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan media yang mereka ikuti juga menjadi factor kenapa perempuan sekarang tidak canggung datang ke caffe, dengan makin banyak nya aplikasi yang tersedia sehingga mereka ingin mengunggah nya dan mengabadikan momen sehingga berkunjung ke caffe caffe lainnya untuk berfoto atau nongkrong. Yang hobi kuliner bisa juga menjadi alasan wanita datang ke caffe karena sekarang banyak caffe yang memodifikasikan makanan tetapi tetap cocok dengan lidah orang Aceh.Modifikasi Tempat
Ini juga menjadi faktor yang berpengaruh, karena banyak wakrop atau caffe yang bernuansakan feminin atau design interiornya yang membuat wanita-wanita nyaman untuk berkunjung. Sehingga para wanita juga tidak segan atau merasa canggung dengan suasana yang mana pada umumnya warkop hanyalah untuk para pria saja.
Demikianlah hasil analisis saya terhadap isu ini dikaitkan dengan faktor dalam sosiologis. Ini saya dapatkan ketika terjun kelapangan untuk menelusuri isu ini pada saat mata kuliah sosiologi hukum pada semester 3 lalu.