#ETNOGRAFI (SERI TEMPAT, TOKOH, ISU) : WISATA PUCOK KRUENG, PAK AKOB, DAN CERITA MISTIS

in etnografi •  6 years ago 

)

Pucok Krueng (ujung sungai) atau juga akrab dengan sebutan krueng Rabba ini berlokasi di desa Rabba, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar ini menjadi salah satu objek wisata alam yang sangat memukau.
Mungkin objek wisata ini tidak asing dikalangan masyarat Banda Aceh apalagi kawasan Lhoknga Aceh Besar. Pucok Krueng ini memiliki air bewarna hijau dan menurut penjaga objek wisata ini memiliki kedalaman lebih dari 10 ketinggian orang dewasa. Ketika air melampui batas irigasi maka air terlihat penuh melewati batasan irigasi, tetapi ketika air tidak melampui irigasi maka jeda antara yang dekat goa dengan air sungai setelah irigasi. Tempat ini biasanya bisa menjadi tempat pemandian dan juga bisa terjun dari tali yang dikaitkan di dinding goa.

4E5878D4-E15C-4F59-A681-BD177DA135BA.jpg

Bukannya hanya wisatawan domestic, wisatawan internasional pun pernah mengunjungi objek wisata ini. Tidak hanya wisatawan, para peneliti juga pernah ketempat ini.
Tempat ini jauh dari hinggar binger suasana kota, dan konon katanya goa-goa ditempat ini dulu pada masa penjajahan menjadi tempat pelarian sekaligus persembunyian. Goa-goa ini memiliki panjang yang menurut penjaga tempat ini hingga ke daerah Lamno, Aceh Jaya.

1531902788817.jpeg
Ini foto medan perjalanan menuju pucok krueng.

Untuk menempuh perjalan ke Pucok Krueng ini memerlukan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari pusat kota Banda Aceh. Setelah menempuh perjalanan dengan aspal sekitar 30 menit ke pantai lhoknga atau jalan menuju Banda Aceh-Meulaboh, kemudian kita akan memasuki jalan tepat di samping pabrik semen Lhoknga untuk menuju Pucok Krueng, kemudian kita masuk lorong yang berpamflet “objek wisata Pucok Krueng” kurang lebih 30menit dengan kondisi jalan yang tidak beraspal atau jalan bebatuan, yang besar jalan nya cukup muat untuk 1 mobil.

Di tempat ini memiliki penjaga yang akrab dengan panggilan Pak Akob, bapak ini anak satu-satunya dan memiliki anak 10 orang, 5 orang meninggal karena Tsunami. Beliau kelahiran tahun 1936 atau sekarang berusia 82 tahun. Bapak ini bertempat tinggal tepat dibelakang rumoh Cut Nyak Dien daerah Lampisang, Aceh Besar. Beliau bekerja sebagai cemangkoi.

IMG_3300.JPG
Inilah foto saya dengan Pak Akob sebagai penjaga tempat wisata ini.

Pak Akob ini ingin menjadikan objek wisata ini menjadi objek wisata dunia. Beliau juga bercita-cita ingin membangun Masjid dan Pesantren di daerah ini di tanah nya sendiri. Pak akob ini pernah hidup dimasa penjajahan dan makan kulit buah ubi merah begitu penderitaannya dulu, sekarang Nanggroe sudah merdeka tetapi keadaan semakin memburuk, contohnya korban pembangunan seperti proyek. Beliau mengatakan bahwa dulu Ulama dan Pemerintah searah makanya atas nama Islam pada masa lampau sangat berbeda dengan masa Islam sekarang di Aceh, dan beliau menyayangkan nasib Aceh sekarang karena pemerintah atau orang-orang intelektual tidak lagi pandai membaca (baca: keadaan negri) seperti Malahayati selaku perempuan yang mampu menaklukkan laut. Dan di Pucok Krueng ini dibangun irigasi oleh pemerintah, terjadilah pengendapan dikarenakan irigasi ini. Ia berharap Aceh seperti dulu yang dimana apa yang dikatakan didalam kitab, seperti itulah seharusnya perbuatan dari Teungku-Teungku dan Pemerintah.

Menurut informasi dari bapak Akob selaku penjaga tempat wisata ini lebih kurang pada abad 817 M disini ada Tgk Pucok Krueng, tepatnya pada masa sebelum penjajahan atau pada masa kerajaan Aceh. Tgk Pucok Krueng ini datang dari Turkey dengan kurang lebih 70 muridnya, beliau datang dari Turkey datang memalui perdagangan. Tgk Turkey atau Tgk Pucok Krueng ini salah satu Tgk yang keuramat, karena menurut pak Akoob ini Ulama dahulu pastilah keuramat berbeda dengan sekarang. Namun, tidak diketahui dimana Tgk Turkey ini berdiam atau bertempat tinggal di daerah ini, yang jelas di Pucok Krueng, entah itu di dalam Goa ataupun diluar Goa ini. Makam Tgk Pucok Krueng ini tidak jauh dari tempat wisata ini, sekitar 100 meter dari sungai yang ada pohon besarnya.
Banyak orang datang kesini dari penjuru dunia, salah satunya dari Indonesia tepat di Jawa lebih spesifiknya orang Sunda yang datang kesini yang bisa melihat apa yang tidak kasat mata mengatakan kepada bapak akob bahwa disini banyak penjaganya. Namun, pak akob sendiri tidak mengetahui karena ia bukanlah orang yang bisa melihat apa yang tidak kasat mata atau indera ke-6. Tempat ini juga tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak baik dan niat yang jelek. Ada pernah pengunjung yang sedang bermain-main gitar kemudian melihat harimau.

Kemudian pada zaman dahulu, ketika mengadakan pesta atau acara ada proses tukar-menukar atau pinjam-meminjam piring didalam Goa ini. Ketika, ada yang tidak mengembalikan piring dan dari sinilah proses itu berhenti tapi tidak pak Akob sendiri tidak tahu pasti kapan proses ini berhenti.
IMG_8846 (1).JPG
Pecahan piring yang masih disimpan oleh Pak Akob.

Apa saja yang diminta ke dalam Goa bisa terjadi menurut pak Akob, tapi kita harus meminta kepada Allah, namun bukan tidak ada bahwa di dalam Goa ada orang yang meminta entah itu kuasa Allah atau kepada Jin. Tidak hanya itu, pernah pada masa Tgk Turkey ini ada seorang bapak yang anaknya tenggelam berhari-hari didalam air sungai Pucok Krueng ketika ingin menyebrang sungai, kemudian ia datang pada Tgk Turkey untuk menanyakan petunjuk kemudian setelah diberi petunjuk oleh Tgk Turkey bapak tersebut berenang kedalam sungai, setelah mendapatkan mayat anaknya, bapak ini juga melihat ikan yang sangat besar di dalam sungai, yang mata ikan tersebut berukuran lebih besar dari tubuh manusia.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!