Tersebutlah sebuah negara bernama Bangistan di mana kekerasan sektarian telah menjadi bagian dominan dari sejarah negara tersebut. Rasa curiga yang tumbuh subur di dalam masyarakat antara sebagian pemeluk Hindu dan Islam yang radikal menjadi sumber dari suburnya kekerasan demi kekerasan di sana.
Filem berjudul Bangistan, edaran Excel Entertainment yang rilis pada Agustus 2015 ini mengangkat cerita tentang seorang pemuda muslim (Hafeez Bin Ali, diperankan oleh Ritesh Deshmukh) dan seorang pemuda Hindu (Praveen Chaturvedi, diperankan oleh Pulkit Samrat) yang terradikalisasi dan bersumpah untuk mengobarkan ‘perang suci’ masing-masing. Filem ini menggambarkan bagaimana minimnya pengetahuan agama, dan rentannya informasi yang bias tentang agama sendiri maupun ‘agama musuh’ adalah jalan masuk bagi doktrin-doktrin radikal.
Diceritakan, Hafeez dan Praveen adalah remaja yang terpapar kepada informasi-informasi yang buruk tentang saudara-saudara mereka yang berlainan agama. Setiap mereka merasa bahwa nasib sial yang ditimpa saudara-saudara seiman mereka adalah disebabkan kejahatan para pemeluk agama yang berbeda. Masing-masing mereka kemudian dimanfaatkan oleh kelompok keagamaan radikal masing-masing, di mana mereka didoktrin untuk siap melakukan pemboman sebagai bagian dari perjuangan agama.
Sementara, di negara itu juga hidup pemimpin Islam dan pemuka agama Hindu yang damai. Mereka berdua dikabarkan memiliki hubungan yang mesra, juga dengan Paus di Vatican, bahkan sering melakukan videocall untuk membahas isyu-isyu antar agama terkini. Dan mereka sedang mengupayakan untuk menghadirkan kedamaian yang berkesinambungan serta saling pengertian antar agama, yang puncaknya adalah pada acara pertemuan antar pemuka agama di Polandia.
Hafeez dan Praveen dipersiapkan untuk menjadi pembom bunuh diri di acara tersebut. Dan mereka masuk ke Polandia dengan identitas palsu. Hafeez menyamar menjadi seorang pemuda Hindu dan Praveen sebagai pemuda Muslim, dengan tujuan untuk mendiskreditkan agama tersebut ketika bom meledak. Mereka kemudian menginap di sebuah hotel yang dikelola oleh seorang pemeluk Kristen yang memasang salib di setiap kamar. Kedua pemuda yang sama-sama alergi terhadap simbol-simbol agama lain terpaksa harus mempelajari sesuatu di kamar mereka masing-masing itu.
======== terimakasih ========
===== |||||||2008|@aneukpineung78|||||||| ======
Filem berjudul Bangistan, edaran Excel Entertainment yang rilis pada Agustus 2015 ini mengangkat cerita tentang seorang pemuda muslim (Hafeez Bin Ali, diperankan oleh Ritesh Deshmukh) dan seorang pemuda Hindu (Praveen Chaturvedi, diperankan oleh Pulkit Samrat) yang terradikalisasi dan bersumpah untuk mengobarkan ‘perang suci’ masing-masing. Filem ini menggambarkan bagaimana minimnya pengetahuan agama, dan rentannya informasi yang bias tentang agama sendiri maupun ‘agama musuh’ adalah jalan masuk bagi doktrin-doktrin radikal.
Diceritakan, Hafeez dan Praveen adalah remaja yang terpapar kepada informasi-informasi yang buruk tentang saudara-saudara mereka yang berlainan agama. Setiap mereka merasa bahwa nasib sial yang ditimpa saudara-saudara seiman mereka adalah disebabkan kejahatan para pemeluk agama yang berbeda. Masing-masing mereka kemudian dimanfaatkan oleh kelompok keagamaan radikal masing-masing, di mana mereka didoktrin untuk siap melakukan pemboman sebagai bagian dari perjuangan agama.
Sementara, di negara itu juga hidup pemimpin Islam dan pemuka agama Hindu yang damai. Mereka berdua dikabarkan memiliki hubungan yang mesra, juga dengan Paus di Vatican, bahkan sering melakukan videocall untuk membahas isyu-isyu antar agama terkini. Dan mereka sedang mengupayakan untuk menghadirkan kedamaian yang berkesinambungan serta saling pengertian antar agama, yang puncaknya adalah pada acara pertemuan antar pemuka agama di Polandia.
Hafeez dan Praveen dipersiapkan untuk menjadi pembom bunuh diri di acara tersebut. Dan mereka masuk ke Polandia dengan identitas palsu. Hafeez menyamar menjadi seorang pemuda Hindu dan Praveen sebagai pemuda Muslim, dengan tujuan untuk mendiskreditkan agama tersebut ketika bom meledak. Mereka kemudian menginap di sebuah hotel yang dikelola oleh seorang pemeluk Kristen yang memasang salib di setiap kamar. Kedua pemuda yang sama-sama alergi terhadap simbol-simbol agama lain terpaksa harus mempelajari sesuatu di kamar mereka masing-masing itu.
Sebagai sebuah filem komidi satire relijius dengan humor-humor ringan, Bangistan sangat menghibur, dan menggelitik dengan cerdas langsung ke pusat masalah. Ini menjadi suatu filem Bolliwood yang terkesan aneh, terutama jika ditilik dari tema dan penyajiannya. Selama ini, kita melihat para sineas kelas atas Bolliwood sibuk memproduksi filem-filem heroisme terkait perseteruan India dan Pakistan. Tapi di Bangistan, mereka total mengkritik sumber masalah yang paling fundamental: agama dan radikalisme, dengan cara yang lucu. Jadilah Bangistan sebuah filem yang terkesan mengolok-olok teror dengan cara yang unik.
===== |||||||2008|@aneukpineung78|||||||| ======