Ikan Barramundi atau di Indonesia dijuluki Kakap merupakan jenis ikan yang paling banyak diburu oleh angler mania.
Seperti terlihat pada foto berikut ini
Bagaimana cara mengetahui keberadaan ikan ini, berikut ulasannya
Barramundi punya beberapa kebiasaan unik, dia biasa sembunyi di sela-sela ranting atau batu pada rumpon. Ikan bisa berada di dalam atau di atas rumpon tergantung ada atau tidak makanan bagi mereka saat itu.
Kakap putih ideal berada di kedalaman 1.5- 8 meter, ada juga kemungkinan berada di kedalaman 15 meter. Biasanya kedalaman 15 meter dihuni oleh Kakap putih yang benar-benar sudah mendapatkan ‘rumah’ ideal denan bobot ikan mencapai 20 kg. masalah kadar salinitas air, Kakap putih lebih suka berada di air payau (muara, rawa antara air tawar dan air laut) di aliran sungai yang mengalir ke laut.
Ada beberapa teknik yang digunakan saat memancing barramundi di rumpon. Pertama teknik dudul. teknik ini menggunakan rangkaian timah di atas kail jaraknya sekitar 15-25 cm. berat timah disesuaikan dengan kondisi arus dengan tujuan posisinya bisa meluruskan senar sehingga kita bisa menaruh umpan tepat diatas rumpon. Cara yang tepat untuk teknik ini, udang diturunkan sampai dasar kemudian dinaikkan sekitar 30 cm.
Joran dinaik-turunkan supaya menggoda ikan untuk mengejar udang. Setiap kurang lebih tiga menit geser umpan ke sebelah kiri atau kanan yang masih ada rumponnya. Bila terdapat tanda udang mulai berontak (mletik), tunggu lebih dari 5 menit dan ingat-ingat titik tersebut. Karena disitu potensial terdapat predator yang sedang mengincar umpan. Bila belum mau memangsa umpan, pindah ke titik lain dan ulangi lagi selanjutnya. Pada saat teknik ini digunakan, kapal harus parkir di atas rumpon lalu teknik dudul (nutul) persis dari atas rumpon. Selanjutnya teknik Koncer, dimana perahu harus di parkir sekitar 3-5 meter dari rumpon dengan posisi menghadang arus. Teknik ini lebih sulit dari teknik dudul karena kita harus bisa mengontrol udang supaya dia berada di atas rumpon atau di tengah tengah air. Biasanya rangkaian pada teknik ini tidak dipasangkan timah, kecuali bila arus agak deras. Tambahkan timah sedikit supaya bisa memposisikan udang tidak melewati rumpon dan bisa mengontrolnya agak ke dasar. Hampir sama dengan dudul kita lempar udang melewati rumpon, kemudian biarkan turun sampai ke dasar.
Kemudian tarik perlahan supaya udang agak naik dan bisa berpindah dari satu titik ke titik lainnya tiap 2-3 menit. Bila ada tanda udang berontak, biarkan agak lama tanpa ditarik tapi usahakan udang tetap berenang diatas titik tersebut. Umpan dimakan ikan dengan kail yang tersangkut rumpon jelas sangat beda. Karena bila umpan dimakan ikan tentu terjadi hentakan dan udang akan dibawa kabur oleh ikan. Ada satu pola memakan dari ikan barramundi secara umum yg harus kita ketahui. Barramundi pada umumnya dia pertama kali dia makan. Dia hanya menggigit udang tanpa ditelan. Prosesnya seperti ini, udang akan berontak kemudian disedot untuk masuk ke mulut ikan. Dia akan membawa lari sekitar 1/2 s.d 1.5 meter kemudian berhenti sejenak untuk menelan udang secara sempurna.
Penentuannya disini, jangan sampai terjadi kesalahan saat menghentak joran atau kenur tidak lancar ketika terulur. Karena bila barramundi merasakan sedikit ganjalan dalam menarik udang, dia akan melepaskan udang tersebut. Setelah dia berhenti, kencangkan kenur dan kita ambil posisi kuat untuk menahan laju joran. Hentakan kedua dia lari ini, kita harus menahan joran (jangan disentak) biarkan lengkungan joran yang bekerja untuk menancapkan kail ke dalam rahangnya.
Arahkan joran kita mengikuti laju larinya dan usahakan menjauhi rumpon. Bila ikan diatas 3 kg biasanya ikan tersebut akan berlari keluar dari rumpon. Bila ikan dibawah 3 kg biasanya dia akan masuk kedalam rumpon yang lebih dalam. nasib dan keahlian kita dalam menggiring ikan adalah faktor yang menentukan apakah ikan akan naik atau tidak. Cara menyangkut umpan (udang) ke kail supaya tidak cepat mati dan tetap segar ada dua macam.
Tancapkan mata kail di ekor udang 1 ruas sebelum ekor. Kemudian cara kedua dengan menancapkan mata kail di kepala pada ruas tanduk udang (jangan sampai kena otak dari udang tersebut).
Cara yang kedua ini banyak diterapkan supaya kita tidak perlu menunggu lama untuk menahan joran pada proses makan pertama dan banyak diterapkan untuk teknik dudul, supaya ikan tidak keburu masuk atau melewati rumpon yang lebih padat.