Kreasi dari Dapur: Sambal Hati Jengkol Pembangkit Selera

in food •  7 years ago 

jengki.jpg

Postingan ini saya persembahkan kepada seluruh pecinta jengkol di jagad Steemit. Bagi yang tidak suka kuharap segera insaf dan menyadari bahwa jengkol adalah makanan tersedap untuk membangkitkan selera makan. Jangan bilang pecandu kuliner sebelum mencicipi yang namanya jengki alias jengkol hihihi.

Entah sejak kapan jengkol menjadi salah satu hidangan favorit di keluarga kami. Biasanya yang menjadi olahan favorit kami adalah jengkol rendang dan semur yang diracik khusus oleh tangan Ibu. Ibu selalu bilang tidak ahli memasak, tapi apa pun yang beliau masak selalu bikin kami ketagihan.

Waktu masih kuliah dulu, setiap kali pulang kampung dan pertama sampai di rumah yang aku cari lebih dulu pasti apa yang tersedia di bawah tudung saji. Betapa girangnya hati ini jika di salah satu menu yang dimasak Ibu ada tumis pakis dan sambal terasi cabai rawit. Bahkan tak jarang aku pesan duluan pada Ibu agar memasak sayur tertentu, agar ketika sampai di rumah bisa langsung makan. Perjalanan lebih dari delapan jam tentunya tak hanya bikin fisik lelah tapi juga perut yang lapar.

cabe.jpg

Sejak kost beberapa bulan lalu, aku seperti menemukan sekeping kebahagiaan yang selama ini belum kutemukan. Yaitu bisa menyalurkan hasratku dalam mengolah sayur mayur. Ini memang salah satu aktivitas yang kusukai. Walaupun sering makan di luar, buatku makanan terenak itu tetaplah yang diracik di rumah. Apalagi kalau bisa meraciknya sendiri. Tak perlu menu yang mewah-mewah, buat saya tumis sayur atau sayur rebus dengan lalapan sambal terasi dan ikan asin saja sudah cukup menggoda. Karena pada dasarnya semua makanan buatku itu cuma ada dua kategori: enak dan enak sekali.

Di antara masakan-masakan itu, jengkol salah satu menu yang tidak boleh dilewatkan. Lumayan seringlah aku mengolah jengkol menjadi semur, rendang, sambal cabai rawit, atau seperti tadi siang, kutumis dengan bumbu sambal goreng campur hati. Rasanya? Jangan tanya! Bagi penikmat jengkol, mau diapain pun tetap saja rasanya sungguh nikmat.

Sebenarnya tak ada rencana untuk masak jengkol hari ini. Pagi tadi sepulang dari dojo (gagal latihan karena tak ada yang datang berhubung bukan jadwal latihan resmi) aku mampir di warung kopi biasa untuk melanjutkan kerja. Yeah, karena besok rute sepeda yang akan kami tempuh cukup jauh, aku minta barter dengan teman agar bisa masuk hari ini. Menjelang pukul dua belas aku pulang dan pergi pe pasar Peunayong untuk berbelanja.

ayam goreng.jpg

Tiba-tiba terbetik di pikiran untuk buat ayam penyet. Maka melengganglah aku ke pasar yang hanya butuh waktu dua menit dari kost-an di Peulanggahan. Harga ayam hari ini terbilang murah, cuma Rp40 ribu perekor. Aku juga membeli rempelo lima ribu untuk dibikin sambal goreng. Keluar dari pajak ayam, membeli cabai, bawang, dan tampaklah jengkol yang masih segar-segar. Saat si penjual menawarkan dan menyebut harga aku langsung mengiyakan. Dua puluh ribu untuk setengah kilogram jengkol, ya ampun, harganya sudah sama seperti harga ayam saja.

Bahan-bahan yang kubutuhkan untuk membuat sambal ini sederhana saja, cuma cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan sejumput terasi. Untuk bumbu rajang cuma perlu cabai hijau, bawang merah, bawang putih, dan tomat. Untuk menguatkan aroma kutaruh sebatang serai dan tiga lembar daun salam. Untuk menggurihkan, aku pakai sedikit gula merah, garam, sedikit kecap manis, dan royco sedikit.

lunch.jpg

Jengkolnya direbus sampai empuk, kemudian diketok-ketok sampai pipih, lalu digoreng. Begitu juga dengan hati/rempelo ayam, setelah direbus dengan bumbu dicincang sesuai selera, digoreng. Setelah semua selesai, barulah memanaskan minyak, menumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan jengkol dan hati, kemudian masukkan bumbu rajang, tumis sampai cabainya layu dan matang. Terakhir, koreksi rasa.

Itulah dia menu makan siang kami hari ini, sambal ati jengkol, ayam goreng dengan cocolan sambal cabai rawit. Kami makan dengan hidangan nasi panas yang baru ditanak dari perius bertenaga listrik. Walaupun di luar hujan turun lebat tadi siang, selera makan kami justru sangat berapi-api.[]

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Ome teuh, jengkol 🙈

paken? :-D


Great Post!


Your post is already in resteem by @robotesteem
You can check in my blog list. Good luck!

thankyou @robotesteem ;-)

Wuih... Dari penampakannya enak banget namun sayang saya tdk suka makan jengkol. Hehe

hahahahahha...... ayooo dicoba wkwkkwkw

Waaahh...jengkol..kesukaan saya. :)

tosss ahhhh...... bisa nih tukar-tukaran resep wkwkwkwk

Jauhkan saayaaaa

mendekatlah mendekatlah mendekatlah.....

Saya sangat menyesal membaca dan melihat postingan ini.

segeralah taubat kalau menyesal nak....

Sebelum membaca, mari siapkan tisu untuk hapus ie babah

hahahahahahahh....

sudah saya vote ya punya ihan secara keseluruhan tanpa tedeng aling aling

wow dahsytttttt

Hi.. Aku bukan robot..

kamu lelembut

Aku jadi hawa pengen masak jengkol juga. Tapi mengolahnya kayaknya butuh waktu lama ya, Kak. Harus direbus dulu dan dikeprek-keprek. Lebih mudah bikin sambal pete, ga perlu rebus lagi. :D
Tapi nanti mau cobalah sekali-sekali. Eh, rempelo itu sama dengan ampela? Kalau iya, di sini, ampela ayam satu mangkuk sterofoam itu harganya 11ribuan. enaknya bisa beli pisah-pisah, ga perlu beli satu ekor. Ada yang jual sayapnya aja, pahanya aja, dadanya aja, punggungnya aja. Dan harganya kurang dari 15ribu per piring. Tapi belinya harus di supermarket. Kalau di pasar tradisional harus beli per ekor ya kan.