Puisi #11 : saat "first anniversary"

in freewriting •  6 years ago 

Sekarang sudah pukul 19.30 malam, keadaan kost sekarang sangat sepi. Sepertinya Tina pergi keluar, hmm padahal aku ingin nonton drama dengan dia tapi ya sudahlah. Akupun kembali ke kamar, aku masih melihat lagi bunga mawar dari Rino. Aku tak tahu dengan perasaan ku yang sebenarnya aku terlalu membenci dia tapi aku juga masih susah melupakan perasaan sayangku terhadap dia.
Tepat tanggal 12 April 2011, itu adalah hari jadian kami. Bagiku hari itu sangat spesial, jujur saja Rino adalah cinta pertamaku.
Aku ingin sedikit bercerita bagaimana Rino menembak ku dulu. Ya tepat pulang sekolah, Rino selalu saja berada didepan kelasku, entah tujuan mendekatiku atau memang dia hanya mampir dan berkumpul dengan anak laki-laki lainnya. Hingga pada suatu hari dia berada didepan kelasku padahal saat itu sudah tidak ada anak laki-laki, dan aku masih didalam kelas bersama ke3 temanku. Dia masih saja berada didepan kelas hingga, aku keluar kelas dan bersiap untuk pulang. Tiba-tiba dia berdiri dihadapan ku dan langsung berkata "Kamu Amara kan? Aku Doni, aku ingin mengatakan sesuatu. Sebenarnya sudah sekian lama aku mengamati mu. Sudah lama aku mendengar namamu, dan aku tahu kamu pasti kaget dengan kedatangan ku sekarang" ucap Rino dan kemudian dia berdiam sebentar aku dan teman-teman ku juga ikut diam karena ikut kebingungan. "Aku tahu aku adalah orang yang tak bisa menyapamu ketika kamu sudah didepan ku. Aku tahu kamu tidak tahu siapa diriku, yang kau tahu aku hanyalah siswa laki-laki lainnya. Aku sudah sangat lama memperhatikan mu. Sudah sangat lama aku mengagumi mu. Bahkan kamu tak pernah menyadarinya. Amara, aku tahu kamu pasti tak akan bisa langsung menjawabnya. Tapi aku mengatakan aku menyukai mu sejak lama, bisakah kita berpacaran?" Ucap Rino di depanku dan teman-teman ku.
Aku selalu ingin tertawa jika ingat ekspresi Rino saat menembak ku. Ya dia masih terlihat sangat polos dan lugu, bila dibandingkan dengan yang sekarang mungkin sudah beda jauh.

Tentang cerita saat kami merayakan First Anniversary itu adalah pertama kalinya Rino memberikanku sebuah hadiah. Saat itu, kami berusaha tengah menjalani ujian tengah semester. Aku dan Rino sudah berjanji untuk pulang dan makan bersama. Dulu kami adalah pasangan yang bisa dikatakan adalah pasangan teladan. Ya untuk berkencan saja kami selalu beralasan untuk belajar bersama. Rino adalah siswa yang cukup pandai, tapi sayangnya aku lebih pandai dari dia. Di sekolah aku selalu berada diperingkat 5 besar dalam satu angkatan sedangkan Rino mungkin peringkat 10 besar di kelas.


Sumber gambar : http://agustisadewa.blogspot.com/2012/12/mawar-putih.html?m=1

Hari ini aku dan Rino berjanji untuk saling memberikan hadiah setelah selesai UTS hari ini. Tak terasa sudah pukul 12.00 bel tanda waktu ujian tinggal 5 menit lagi berbunyi, aku berusaha mengoreksi kembali jawabanku apakah benar atau salah. Meskipun aku dinilai siswa yang pandai juga namun tidak membuatku meremehkan setiap soal ujian yang ada. Terlihat Rino sudah didepan kelas, sambil memberikan kode "ayo buruan pula g jangan lama-lama". Tapi aku tidak menghiraukan itu.
Akhirnya bel tanda ujian telah selesai berbunyi aku segera mengumpulkan lembar jawabanku dan segera keluar ruang kelas.
"Kamu kenapa sih kalau pulang harus nungggu jam selesai ujian?" Tanya Rino yang mungkin sedikit kesal karena menunggu.
"Gak kenapa-kenapa sih, biar yakin aja sama jawabanku sendiri" ucapku menjelaskan.
"Iya-iya nona pintar yang serba tahu segalanya" ucap Rino kesal.
"Emmmm kita jadikan belajar kelompok nya?" Tanya ku
"Kok belajar kan hari ini first anniversary" ucap Rino.
"Emang kalau first anniversary kenapa? Kan besok juga masih ujian" ucapku.
"Ya kan, setidaknya kita rayain dulu baru belajar kan?" Tanya Rino yang sedikit membujukku.
"Iya deh iya, kita mau ngerayain dimana?" Tanyaku.
"Emmmm ikut aku yuk. Tapi tutup mata dulu" ucap Rino dan akupun mengikutinya.
Aku terus menutup mataku, karena Rino pasti marah kalau aku tidak menurutinya. Rino memegang pundak ku dan mengarahkan ku berjalan, aku tidak tahu dibawa kemana? Sepertinya tidak jauh dari sekolah.
"Oke stop. Hadap sini ya.." ucap Rino mengarahkan.
"Udah boleh buka mata belum?" Tanya ku
"Bentar hitung sampai 10 ya abis itu baru boleh buka. Jangan ngintip loh ya" ucap Rino dan aku pun mulai menghitung 1,2,3,4,5..... Dan pada kehitungan ke 10 akupun membuka kedua mataku. Dan terlihat sebuah gravity tergambar ditembok belakang sekolah, di sana tertulis "Dunia tak akan peduli seberapa besarnya diriku. Namun hanya ada satu yang ingin aku ambil alih disini, yaitu kamu. Amara Putri" aku terkejut dengan surprise yang diberikan oleh Rino, rasanya sedikit heran apa dia tidak dimarahi oleh pihak sekolah? Tapi bagaimanapun aku sangat menyukainya. Aku tidak yakin Hanya Rino saja yang membuat ini pasti dia dibantu oleh teman-temannya yang lain atau malah dia membayar orang untuk membuat ini?
"Happy first anniversary Amara" ucap Rino pelan sambil memberikan ku setangkai mawar putih.
" Waw, sejak kapan kamu membuat ini?" Tanyaku penasaran.
"Sejak 2 hari yang lalu" jawabnya
"Apa kamu gak takut dimarahin guru atau kepala sekolah?" Tanyaku.
"Tidak, aku tidak peduli jika mereka marah. Kalau memang mereka marah ya tinggal terima hukumannya aja" jawabnya mudah sekali
"Nggak takut kalau nanti jabatan wakil ketua OSIS mu dilepas?" Tanyaku lagi.
"Aku tak perlu menjabat apapun kan jika menjadi pacarmu?" Tanyanya balik.
"Yah malah gombal, kalau semisal nanti kamu diturunkan dari wakil ketua OSIS dan dihukum gimana?" Tanyaku memastikan.
"Aku tidak peduli lagipula wakil ketua OSIS kan juga anak SMA suka bandel dan nakal"
"Kalau dihukum buat ngecat ulang tembok ini gimana?"
"Emmmm, aku akan membeli tembok ini. Gambar ini tidak boleh hilang meskipun kita sudah lulus" ucap Rino yang sepertinya serius.
"Bagaimana kamu membelinya, kamu kan masih anak sekolah?"
"Aku pasti akan membelinya tenang saja, aku sendiri yang akan memastikan kalau yang tertulis di tembok ini gak akan hilang"
"Kau pasti membuat tembok ini bersama teman-teman mu bukan?"
"Hmmmm yang jelas aku membuat ini dengan hatiku, tidak peduli dibantu oleh orang atau tidak kan?"
"Iya deh iya, sekarang apa lagi" tanyaku untuk memastikan apakah masih ada kejutan dari Rino atau tidak.
"Emmmm ku pikir sudah waktunya belajar, aku tidak mau kamu sampai menangis karena nilainya lebih tinggi darimu" ucap Rino menggodaku.
"Yee, kamu aja kalo ada tugas matematika aku yang ngerjain kok" ucapku

Itu adalah perayaan first anniversary ku dengan Rino dulu dan saat itu pertama kalinya Rino memberikanku mawar putih. Setelah kejadian itu tepat 4 tahun yang lalu, waktu itu aku kembali ke SMA untuk meminta beberapa berkas sekolah sebagai syarat pengambilan beasiswa. Dan aku lihat gravity buatan Rino dulu sudah hilang, sepertinya pihak sekolah menghapusnya. Itu juga tidak penting lagi bagiku karena hubungan ku dan Rino sudah putus. Benar kami sudah putus, aku harus berhenti bernostalgia masa SMA lagi dan sebaiknya mawar ini aku simpan saja di dalam kardus. Saatnya membuka lembaran baru tanpa mengingat Rino lagi.


Sumber gambar : ciricara.com/wp-content/uploads/2015/02/06/Pacaran-SMA.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!