Betapa “Kampungannya” Pengunjung Hutan Bakau Kuala Langsa

in gogreen •  7 years ago 

Hutan Mangrove/Bakau Kuala Langsa terletak di Desa Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Dari Kota Langsa, hanya berjarak sekitar lima kilometer dan dapat ditempuh dengan roda empat maupun roda dua, menuju ke arah Pelabuhan Kuala Langsa, namun kedaraan umum masi belum ada. Wisatawan dapat menaiki becak motor untuk menuju kesana dengan tarif kurang lebih Rp. 10.000.

Di dalam kawasan ini terdapat 15 jenis tumbuhan, mencakup 2 kelas yaitu Magnoliopsida dan Liliopsida. Hasil analisis vegetasi menunjukkan indek keananekaragaman vegetasi berada pada tingkat sedang (H’=3,024). Jenis Nipah (Nipa fructicans Thunb.) memiliki nilai kepentingan paling besar yaitu 97,42, diikuti oleh jenis Bakau Minyak (Rhizophora conjugata L.) sebesar 65,17, dan Lenggadai (Bruguiera parviflora RaxG.) sebesar 29,125.

img_20160530_162825.jpg

Hutan Mangrove Kuala Langsa berperan sebagai tempat berlindung dan berkembang biaknya berbagai jenis burung, monyet, mamalia, ikan, kepiting, moluska, reptil, dan serangga dan juga sebagai tempat menyediakan hasil hutan, sebagai tempat wisata alam.

Hal ini menjadikan Hutan Bakau Kuala Langsa menjadi tempat pariwisata yang diunggulkan dari Kota langsa. Walikota Langsa, Usman Abdullah atau yang akrab di sapa Tauke seum mengatakan, kawasan Wisata Hutan Mangrove Kota Langsa memiliki luas sekitar 8 ribu hektar, dan saat ini sudah memasuki tahap kedua pembangunannya.

Untuk menikmati keanekaragaman hayati Hutan Mangrove/Bakau ini dibangun jembatan sepanjang 600 meter yang membelah hutan dan menara kayu setinggi 15 meter untuk memanjakan wisatawan melihat sekeliling hutan dari ketinggian.

img_20160530_1628321.jpg

“Saat ini, jalur jembatan lintas hutan mangrove sedang dalam tahap pembangunan jalur lingkar, dermaga dan bangunan untuk penjualan souvenir, cafe dan bungalow,” kata Usman Abdullah, saat menyambut kunjungan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (29/8/2016).

Namun sayang seribu kali sayang infrastruktur yang dibangun oleh Pemerintah Kota Langsa ini di rusak oleh tangan-tangan “Gatal” pengunjung dengan aksi tidak bertanggung jawab berupa tindakan Vandalisme.

img_20160530_162632.jpg

Banyak dari kita mungkin masi awam dengan kata vandalisme, tapi jika berkunjung ke Hutan Mangrove Kuala langsa maka kita akan sadar saat melihat cora-coret di hampir sepanjang jembatan dengan tulisan-tulisan dari pengunjung.

Entah apa yang ada di dalam kepala para pengunjung ini, sehingga harus mencoret fasilitas, yang akhirnya merusak keindahan dari destinasi wisata unggulan tersebut.

Tindakan Kampungan pengunjung ini seakan dibiarkan saja oleh pihak pengelola, tidak ada himbuan ataupun peringatan yang di berikan kepada pengunjung. Banyak sekali coretan “alay” terdapat di menara dan Jembatan Hijau, dari coretan nama-nama pengunjung, sampai kata-kata merusak lainnya.

Hal ini belom lagi ditambah dengan rusaknya pembatas jembatan, entah dirusak juga oleh pengunjung entah karena pembangunan di lakukan asal-asalan sehingga bangunan beton ini rontok, belum lagi pengelolaan sampah yang masih amburadul, yang jelas keindahan serta kenyamanan masi jauh dari harapan sebagai tempat unggulan Wisata Kota Langsa.

img_20160530_162643.jpg

Kesadaran Pengunjung untuk menjaga fasilitas dan kebersihan harus ditekankan, pihak pengelola harus benar-benar menciptakan tempat wisata yang nyaman, pengelolaan harus dilakukan secara profesioanal dan proposional jika tak ingin Hutan Mangrove ini menjadi tempat wisata Kampungan.

Potensi Hutan Mangrove Kuala langsa dapat menjadi tampat wisata bertaraf Internasional, bukan tidak mungkin wisatawan asing akan berdatangan jika dikelola secara baik.

Burujck

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!