The Diary Game ( pengalaman menjadi petani)

in good-karma •  4 years ago 

Assalamualaikum teman-teman, semoga kita selalu dalam lindunganya amin.
Baik teman-teman steemian. pagi tadi saya melakukan aktfitas seperti biasanya sebagai seorang petani, selepas melakukan kewajiban sebagai muslim saya pergi kesawah untuk melihat padi yang hampir bisa di panen, emmm sepertinya di awal bulan puasa atau pertengahannya udah mulai bisa dipanen.

IMG_20210304_070816[1].jpg

Nah, saya ingin menceritakan sedikit pengalaman saya selama menjadi petani, semalam di jam setengah satu malam saya sendirian ke sawah untuk mengonrol aliran air yang sudah saya alirkan ke area persawahan milik saya selepas insya ya sekitaran jam delapan lah kira-kira.

Malam yang tidak ditemani oleh bintang rasanya sepi sekali, hanya ada suara hama tikus yang sedang mengganggu tanaman petani dan sesekali ada suara deru air yang terkena loncatan tikus. Bermodalkan parang dan senter saya memberanikan diri untuk melakukan pengecekan apakah air sudah mengalir merata di area persawahan atau belum.
Nah! Sembari menunggu air merata di area persawahan, saya duduk sambil merokok di atas pembatas petakan sawah, senter saya padamkan dengan niat agar baterai senternya hemat.

IMG_20210303_074102[1].jpg

Di saat saya yang asik ngerokok dalam kegelapan hanya pantulan api rokok yang terlihat, tiba-tiba dering handphone saya berbunyi dengan nomor masuk yang tidak tersimpan di kontak ketika saya lihat, biasanya saya tidak pernah mengangkat telpon kalo ada nomor masuk seperti itu, kecuali kalo ada smsnya baru saya angkat. Entah kenapa tangan saya mengangkat telpon tersebut, anehnya ketika saya mengucapkan salam tidak ada yang menyaut di dalam telpon “dalam hati, siapa ini orang” tanpa berburuk sangka terlebih dulu, saya mencoba untuk menanggapi telpon tersebut dengan percakapan seperti ini.
Saya : assalamualaikum mas!
Kontak masuk : ( tanpa menjawab)
Saya : halo mas, saya sedang berbicara dengan siapa?
Kontak Masuk : ( masih tidak terdengar balasan omongan saya)
Saya : kembali mengucapkan, Halo mas!
Nah, disaat saya kembali mengucapkan “halo Mas” yang kedua kali saya seperti mendengar seperti ada yang nyaot tetapi bukan suara yang ada di telpon. Saya mulai merasa ada yang aneh, saya mencoba menenangkan diri dengan telpon sudah saya matikan. Mencoba menghidupkan senter lagi, saya mencoba mengarahkan cahaya senter ke daerah suara yang menjawab pertanyaan saya tadi, rokok di tangan kiri, parang di tangan kanan saya mencoba berdiri agar terlihat jelas siapa yang menyaut suara saya tadi.
Anehnya tidak ada siapa siapa ketika saya mengarahkan cahaya senter di saat itu, hati sudah berdenyut kencang namun otak berkata dibawa santai aja, kira-kira seperti itu percakapan antara hati dan otak. Hati saya mulai tidak enak dan saya mencoba mengarahkan cahaya senter kea rah yang sama lagi, disaat saya sedang mengarahkan cahaya senter, saya melihat seperti ada bayangan hitam di ujung senter, keringat mulai keluar rasa takut mulai tumbuh da an saya pun berinisiatif untuk berangkat pulang.

Keesokan pagnya selepas saya pulang dari sawah, saya mampir di kede kopi untuk menyeruput segelas kopi (aseeek, hehe). Di samping saya ada orang yang agak sudah berumur, dia seorang petani juga saya sering bertukar pikiran tentang masalah pertanian dengannya, panggilan saya ke dia Pak Madan. Dalam hati saya kebutulan sekali bisa berjumpa dengan pak madan, panggilan saya. Dengan niat ingin menanyakan perihal semalam ke dia. Kira-kira begini percakapan saya dengan pak madan.
Saya : gimana kabarnya pak, sehat?
Pak madan : ya seperti ini Neuk ( panggilan dia ke saya “Neuk” ), gimana sawahnya aman?
Saya : ya ada sedikit gangguan hama tikus pak, ouh iya pak. Semalam saya ke sawah sekitar jam satu malam untuk mengalirkan air di area persawahan. Nah di saat saya sedang duduk di batasan petakan sawah tiba-tiba ada telpon masuk, lalu saya angkat tapi, tidak ada suara sama sekali di telpon tersebut. Dan seperti ada yang nyaot suara saya tapi bukan di hape.
Pak madan : hehehe
Saya : kok ketawa aja pak, kan bapak dulu ada juga sawahnya di daerah situ dan bapak sudah kenal lah tempatnya gimana.
Pak madan : hehehe.
Saya : pak tolong jelaskan apa yang terjadi pada saya semalam.
( sambil Ngerokok, pak madan pun mulai bercerita)
Pak Madan : suara yang nyaot itu bukan perasaan kamu Neuk, tapi memang betul ada yang nyaot suara kamu, didaerah persawahan kamu itu, ada penghuninya. Makanya orang lain tidak pernah malam untuk mengalirkan air ke area sawah mereka, karna mereka sudah pernah rasakan apa yang kamu rasakan semalam.
Saya : ( Cuma bengong sambil memikirkan apa yang terjadi semalam)
Pak Madan : dari dulu dia sudah mengganggu petani ketiika ada yang malam hari ke situ, makanya kamu Neuk sesekali lagi kalo mau ke sawah jangan malam-malam.
Saya : iya pak
Pak Madan : Hehehe.

IMG_20210303_074316[1].jpg

Oke teman-teman steemian, dan itulah pengalaman saya menjadi petani di saat umur masih tergolong muda.
Terimakasih sudah membaca atau meng-UpVote cerita pengalaman saya. @steemblog @good-karma

IMG_20210303_074242[1].jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!