GANJA bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia. Selama kita tumbuh menjadi dewasa, orang-orang di sekitar kita tentunya selalu mengingatkan bahwa ganja tidak menyehatkan dan tidak baik untuk kita konsumsi.
Namun, ganja sudah sangat akrab di kehidupan sehari-hari warga Amerika. Menurut Governing Magazine, 29 negara bagian ditambah dengan distrik Columbia sekarang ini mengizinkan penggunaan ganja untuk pengobatan atau untuk bersenang-senang.
Teen Vogue telah menggali penelitian tentang ganja untuk mematahkan mitos-mitos ganja yang sering kita dengar. Teen Vogue juga telah berbincang dengan seorang direktur pendidikan di Farma, Emma Chasen.
- Ganja adalah “pintu masuk” narkoba
Mungkin Anda pernah mendengar sebuah konsep kuno yang mengatakan bahwa ganja adalah gerbang untuk mengonsumsi obat-obatan terlarang seperti kokain, LSD, dan heroin. Namun, Chasen mengatakan kepada Teen Vogue bahwa ganja merupakan “jalan keluar” bagi pengguna narkoba yang ingin bebas dari kecanduan.
Beberapa orang yang kecanduan zat opioid mengaku mendapatkan resep ganja untuk pengobatan. Sebenarnya, ganja bisa menjadi obat yang efektif untuk penyakit kronis tanpa efek samping yang sama seperti penggunaan opioid meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Menurut Chasen, ketika Anda kecanduan opioid, Anda akan merasa luar biasa. Saat pengaruh opioid telah menurun, Anda akan meggunakannya lagi dan tidak akan merasakan perasaan yang sama seperti yang Anda rasakan seperti diawal penggunaan. Sedangkan ganja akan mengatur perasaan Anda hingga pada level yang sama sebelum Anda menggunakannya lagi. Hal ini adalah karena ganja mengatur serotonin dan dopamine Anda.
- Ganja penyebab kanker
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker. The National Cancer Institute melaporkan bahwa tembakau adalah penyebab utama kanker. Sebaliknya, menurut laporan New York Times, sedikit sekali bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi ganja bisa menyebabkan kanker.
Kenyataannya, banyak ahli medis yang menggunakan ganja untuk mengobati gejala kanker. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa ganja bisa digunakan untuk mengobati kanker.
Tetrahydrocannabinol (THC) merupakan senyawa kimia yang bertanggung jawab atas perasaan melayang dari penggunaan ganja. THC bisa membantu mengatur RNA tubuh Anda.
Adapun RNA bertanggung jawab untuk membuat sel tubuh tetap hidup atau mati. RNA akan menyebarkan sel kanker saat seseorang didiagnosis mengidap kanker. THC akan masuk dan memberi kode agar RNA menghentikan penyebaran sel kanker.
Sebuah studi yang dipublikasi di Journal of the National Cancer Institute menunjukan bahwa ganja berpotensi untuk memperlambat pertumbuhan tumor. Menurut British Journal for Clinical Pharmacology, cannabidiol (CBD) yang terdapat di dalam ganja bisa mengurangi ukuran tumor tanpa efek samping psikoaktif.
- Ganja penyebab kecemasan
Tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa mengonsumsi ganja bisa menyebabkan gangguan kecemasan, ujar seorang peneliti dari University of Southhampton, Dr. Conal Twomey.
Namun, ganja bisa menyebabkan kecemasan sementara dan paranoid yang mengganggu pada kasus overdosis. Overdosis ganja tidak memiliki risiko kesehatan yang sama dengan alkohol dan opioid. Sebuah studi yang dipublikasi dalam British Journal of Pharmacology menemukan bahwa CBD tidak akan membuat penggunanya “melayang” seperti THC.
- Ganja bisa membunuh.
Menurut Drug Enforcement Agency (DEA), namun belum ada satu pun kasus kematian yang disebabkan oleh overdosis ganja di Amerika. Walaupun dalam keadaan overdosis, THC tidak akan pernah bisa mengikat reseptor yang dapat mematikan pernapasan, jantung, dan organ tubuh lainnya, sebaliknya THC lah yang menjaga tubuh Anda tetap hidup.
Centers for Disease Control and Prevention melaporkan bahwa keracunan alkohol rata-rata menyebabkan enam kematian per harinya di Amerika.
- Ganja penyebab kemalasan.
Para pengguna ganja sering dikaitkan dengan “kemalasan”. Pada sisi biologis, ganja bisa memotivasi penggunanya. Terpen tertentu seperti limonene bisa membantu menciptakan kesadaran dan kejernihan pikiran, dimana hal itu merupakan kondisi yang bagus bagi orang-orang untuk bekerja.
"Dengan potensi medis yang luar biasa, ganja bisa membantu penderita penyakit kronis dan sembuh dan akhirnya kembali menikmati dunia," ujar Chasen.
PERINGATAN !!!
Informasi dihalaman ini hanya untuk tujuan pengetahuan.
Halaman ini tidak bertujuan untuk mempromosikan atau menganjurkan pembaca dihalaman ini untuk menggunakan obat-obatan terlarang, namun demikian, kami percaya jika semua orang berhak untuk mengetahui informasi dihalaman ini dan kami percaya, bahwa akses terhadap informasi yang akurat dan jelas sangat penting untuk mengurangi bahaya terkait obat-obatan terlarang.
the bud looks nice.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2017/08/16/5-mitos-tentang-ganja-ini-ternyata-salah-besar-407522
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
If you write nice comment on banana, follow the cheerful :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit