Mewaspadai Wabah Diphteria Di Indonesia

in health •  7 years ago  (edited)

Kali ini Difteria telah menjadi momok bagi bangsa Indonesia. Jutaan anak-anak diberbagai penjuru tanah air divaksinasi minggu ini, menanggapi wabah difteria yang meluas yang telah menewaskan puluhan orang. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan, dan bahkan kematian jika tidak diobati.
image
Insiden penyakit menular yang meluas relatif jarang terjadi di Indonesia, meskipun memiliki jumlah kasus terbesar kedua yang dilaporkan secara global mulai 2011-2015, di belakang India, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.Tahun ini, hampir 600 kasus telah terdeteksi di 95 komunitas Indonesia di 20 provinsi, menewaskan 32 orang.

Difteria adalah penyakit menular menular yang terutama mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas (pernafasan difteri), dan ditandai dengan sakit tenggorokan , demam , dan membran yang patuh (pseudomembrane) pada amandel dan nasofaring. Difteri juga dapat mempengaruhi kulit dan menyebabkan infeksi kulit lokal (difteri kulit). Infeksi hebat dengan difteri dapat menyebabkan keterlibatan sistemik dan dapat mempengaruhi sistem organ lain juga, seperti sistem jantung dan saraf , yang kadang menyebabkan kematian. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.
image
Difteri pertama kali dideskripsikan oleh Hippocrates pada abad kelima SM, dan sepanjang sejarah difteri telah menjadi penyebab utama kematian, terutama di kalangan anak-anak. Bakteri difteri pertama kali diidentifikasi pada tahun 1880-an oleh F. Loeffler, dan antitoksin terhadap difteri kemudian dikembangkan pada tahun 1890-an. Perkembangan vaksin toksin difteri pertama terjadi pada tahun 1920-an, dan penggunaan luasnya selanjutnya menyebabkan penurunan difteri secara dramatis di seluruh dunia.
image
Gejala dan tanda difteri pernafasan pada awalnya serupa dengan infeksi saluran pernapasan atas , bagaimanapun, gejalanya menjadi lebih parah dengan perkembangan penyakit ini. Secara umum, orang yang terpapar difteri mulai mengalami gejala antara dua sampai lima hari setelah infeksi awal, walaupun beberapa individu mungkin tidak mengalami gejala sama sekali (asimtomatik).

Gejala dan tanda difteri pernafasan mungkin termasuk yang berikut ini: sakit tenggorokan, demam, suara serak, kesulitan menelan, rasa tidak enak, sakit kepala, batuk, pelepasan hidung (yang mungkin mengandung cairan nanah atau cairan darah) Pembesaran kelenjar getah bening di leher dan leher bengkak, dan sulit bernafas.

Indonesia memiliki tingkat difteri tertinggi di dunia - bersama dengan negara-negara India dan sub-Sahara Afrika - walaupun vaksinasi telah membantu meminimalkan kasus global selama 30 tahun terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia mencatat sekitar 7.000 kasus di seluruh dunia tahun lalu. Pada tahun 1980, jumlahnya mencapai 100.000.
image
Tiga faktor diperkirakan berkontribusi terhadap wabah ini. Pertama adalah kurangnya imunisasi anak-anak dari Diptheria, Pertusis, dan Tetanus (DPT). Yang kedua adalah kurangnya kursus imunisasi lengkap; dosis pertama pada usia dua bulan, kedua pada usia empat bulan, ketiga pada usia enam bulan. Selain itu, vaksinasi kemudian diulang pada usia 18 sampai 24 bulan, dan lagi pada usia 5 tahun (usia sekolah).
image
Tak satu pun dari mereka yang terkena dampak difteria di Indonesia telah divaksinasi terhadap penyakit ini. Kenaikan kasus disebabkan beberapa alasan, termasuk beberapa orang menolak vaksinasi dan kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan. Mudah-mudahan wabah Diphteria bisa segera diatasi oleh Kementerian Kesehatan serta dukungan pola hidup yang sehat dari masyarakat.

Sumber Gambar: 1, 2, 3, 4, dan 5.

Referensi: 1, 2, 3.

Terimakasih,

@yusrizalhasbi

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sejak kapan adanya virus ini, sepertinya sekarang ini semakin banyak virus yg kita jumpai dalam kehidupan sekarang

Bakteri difteri pertama kali diidentifikasi pada tahun 1880-an oleh F. Loeffler, dan antitoksin terhadap difteri kemudian dikembangkan pada tahun 1890-an. Perkembangan vaksin toksin difteri pertama terjadi pada tahun 1920-an, dan penggunaan luasnya selanjutnya menyebabkan penurunan difteri secara dramatis di seluruh dunia.

salah satu wabah yang paling mengerikan saat ini. aceh masuk dalam daerah klb difteri.

Ya, penyakit itu memang sangat berbahaya. Provinsi Aceh mungkin harus mengantisipasi terhadap mewabahnya virus tersebut. Terimakasih @nadyahusna