Hai Steemian
Ada yang menarik pada pemanggilan peserta diklat oleh Balai Diklat Kementerian Agama Provinsi Aceh kali ini. Peserta yang dipanggil hanya laki-laki saja. Hal ini mengingatkan kita pada kehebohan himbauan larangan semeja bersama yang bukan mahram di warung kopi oleh Bupati Bireuen.
Jika di warung kopi saja dilarang bersama yang bukan mahramnya maka apalagi dalam ruangan bersama-sama hingga berhari-hari. Sikap ini terasa janggal di awal sebagaimana kewajiban berpakaian muslimah yang diterapkan bagi muslimah di Aceh saat keluar rumah medio 1998 lalu.
Di Madrasah-madrasah tingkat Aliyah sudah berhasil memisahkan siswa laki-laki dengan perempuannya sejak lama layaknya di dayah-dayah. Kita berharap langkah ini akan segera diikuti juga oleh sekolah-sekolah umum yang ada di Aceh. Kita berharap kedepan, semoga negeri syariat islam di Aceh bukan hanya sebatas retorika belaka saat musim kampanye tiba.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!