Jingki, The Rice Puncher Traditional Tool of Aceh Community

in history •  7 years ago 

Dear, All Steemian,
This time, I'm hoping to share with you an article about Jingki. Maybe some of Steemian's friends already know what Jingki is. And for friends who do not know it, please refer to the following article.

Jingki 2.jpg

Aceh is a forerunner to the development of Islam in Southeast Asia. Islam entered and developed in this country through trade channels. Many Middle Eastern Muslims continue to come to Aceh to see the uniqueness of their traditional society and culture.

In the past, the equipment of daily necessities was minimal, both from the agricultural sector, communications, fisheries, even household needs. This situation is what makes the Acehnese people have to think creatively to meet the needs of life. Very different as it is today. Where technology continues to grow rapidly and pamper the world community in performing various daily activities. With all that, the activity will be easier, effective and efficient.

Most Acehnese have livelihoods in the agricultural sector. Some work in the fields and some work in the garden. All necessary equipment is available, although not so sophisticated. Because to do the farming is not required sophisticated equipment. However, the results of this agriculture make the community a bit difficult. Like turning rice into rice. This is not possible by peeling the skin one by one.
Processing rice into rice is a very complicated job. With all its creativity, the people of Aceh make a tool to pound rice called Jeungki or Jingki. With this tool the people of Aceh to process rice and some grains to be processed. Sometimes to peel the skin or to be pounded and used as flour.

At that time, almost every home in Aceh had this Jingki. Because the shape is very simple, so that the manufacture also looks very easy. At a glance, it looks like a hammer. Also note, Jingki is made of large, heavy, and strong logs. So it can provide a strong mash and can destroy the hard grains. How to use it too difficult. It only takes two people. One man behind to press the base of Jinggi, and the others stir and flatten the grains in the stove.

Usually, the people of Aceh are busy using it as the holy month of Ramdahan begins to process the flour as a cake when the Eid comes. However, as time passes, this Jingki is getting harder to find. This is due to the many technologies and advanced equipment that can process grain or dried grains into more flour. Perhaps, if you want to see Jingki, it can still be found in some homes of rural Aceh people.

That's what gives today, hopefully can be an inspiration and add knowledge of all Steemians.

VERSI INDONESIA

Jingki, Alat Tradisional Untuk Penumbuk Tepung Masyarakat Aceh

Jingki 1.jpg

Hallo Para Steemian,
Kali ini, saya @fajarharapan ingin membagikan kepada Anda sebuah artikel tentang Jingki. Mungkin sebagian dari teman-teman Steemian sudah tahu, apa itu Jingki. Dan bagi teman-teman yang belum mengetahuinya, silahkan simak tulisan berikut ini.

Aceh merupakan daerah cikal-bakal berkembangnya Islam di Asia Tenggara. Islam masuk dan berkembang di negeri ini melalui jalur perdagangan. Banyak para muslim Timur Tengah terus berdatangan ke Aceh untuk melihat keunikan masyarakat dan budayanya yang ketradisional masih sangat kental.

Dahulu, peralatan kebutuhan sehari-hari sangatlah minim, baik dari sektor pertanian, komunikasi, perikanan, bahkan kebutuhan rumah tangga. Keadaan inilah yang membuat masyarakat Aceh harus berpikir kreatif untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut. Sangat berbeda seperti saat ini. Di mana teknologi terus berkembang dengan pesat dan memanjakan masyarakat dunia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Yang dengan itu semua, aktivitas yang dilakukan akan menjadi lebih mudah, efektif, dan efesien.

Sebagian besar masyarakat Aceh mempunyai mata pencaharian pada sektor pertanian. Ada yang bekerja di sawah dan ada pula yang bekerja di kebun. Semua peralatan yang dibutuhkan telah tersedia, walaupun tidak sebegitu canggih. Karena memang untuk melakukan pertanian tidak dibutuhkan peralatan yang canggih. Namun, hasil dari pertanian inilah yang membuat masyarakat menjadi agak sulit. Seperti merubah padi menjadi beras. Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan cara mengupas kulitnya satu-persatu.

Mengolah padi menjadi beras merupakan suatu pekerjaan yang sangat rumit. Dengan segala kreativitasnya, masyarakat Aceh membuat sebuah alat untuk menumbuk padi yang dinamakan dengan Jeungki atau Jingki. Dengan alat inilah masyarakat Aceh mengolah padi dan beberapa biji-bijian untuk diolah. Adakalanya untuk mengupas kulitnya ataupun untuk ditumbuk dan dijadikan tepung.

Pada saat itu, hampir di setiap rumah masyarakat Aceh mempunyai Jingki ini. Karena memang bentuknya sangat sederhana, sehingga pembuatannya pun terlihat sangat mudah. Jika dilihat sekilas, ia terlihat seperti palu. Perlu diketahui pula, Jingki ini terbuat dari batang kayu yang besar, berat, dan kuat. Sehingga dapat memberikan daya tumbuk yang kuat dan dapat menghancurkan biji-bijian yang keras. Cara menggunakan pun itu terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua orang. Satu orang di belakang untuk menekan pangkal Jinggi, dan yang lainnya mengaduk dan meratakan biji-bijian yang ada di dalam tungku.

Biasanya, masyarakat Aceh ramai menggunakannya saat menjelang bulan suci Ramdahan untuk mengolah tepung sebagai bahan kue pada waktu lebaran tiba. Namun, seiring berjalannya waktu, Jingki ini semakin hari semakin sulit untuk ditemukan. Hal ini disebabkan karena banyaknya teknologi dan peralatan canggih yang dapat mengolah gabah atau biji-bijian kering menjadi tepung lebih. Mungkin, jika ingin melihat Jingki tersebut, masih bisa ditemukan di beberapa rumah masyarakat Aceh daerah pedalaman.

Demikianlah yang berikan hari ini, semoga bisa menjadi inspirasi dan menambah ilmu para Steemian semua.

*Salam Steemit
*Spirit of Creation
*The Rising of Hopeness

@levycore @aiqabrago @good-karma @puncakbukit @timcliff

STeemit Logo.gif

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Vote balik ya

Artikelnya keren ini.. sudah kami upvote dan resteem ke 3600 follower..

Terimakasih @puncakbukit..

Peninggalan sejarah yang sangat berharga..

Bagus juga unt promo olat2 tradisional.
Anak2 sdh tdk pernah melihat lg jeungki

Benar tu mas..
Perlu untuk kita perkenalkan supaya sejarah tidak hilang

Sudh seyogianya kita tak boleh melupakan sejarh.. Hehe. Upvote back

Siip mas..

Budaya jangan sampai hilang ditelan waktu...

Luar biasa.

Sangat luar biasa...

Mantap to..

Yooo ii

  ·  7 years ago (edited)

jangan hilangkan budaya/sejarah kita,lanjutkan

Oke mas bro

iya,salam persahabatan

Mantap,

mantap bg postingan yang sangat bagus, kita tidak boleh melupakan sejarah rakyat aceh... jngan lupa follback n vote back:)

Oke mas terima kasih

nice

Jingki sekarang hanyya ada jika ada pameran TTG (teknologi tempat guna). Karena skrg masyarakat mulai mnggunakan mesin untk mnghaluskan
Follback & upvote juga pnya saya bg@fajarharapan

Oke bg..

Bereh that, votes and follow balek beh.

Oke bg tenang manteng droenuh