Nusantara merupakan bagian dari negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Penyebaran Islam di Nusantara tidak jauh berbeda dengan di negara-negara lain di Asia Tenggara, yakni dengan cara yang ramah, damai, dan toleran. Hal ini berbeda halnya dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang banyak melibatkan kekuatan senjata dalam bentuk peperangan. Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak berada dalam satu waktu yang bersamaan, tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang panjang.
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Indonesia sudah menganut berbagai macam kepercayaan, seperti animisme (kepercayaan kepada roh- roh yang mendiami benda-benda seperti pohon, batu, sungai, gunung) dan dinamisme (kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup), dan lain- lain. Kepercayaan ini sangat kuat dan mengakar di hati masyarakat Indonesia.
Disepakati bahwa agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui Sumatera, selanjutnya penyiaran agama Islam berkembang ke pulau-pulau lain di Nusantara. Ketika kekuatan Islam semakin melembaga, berdirilah kerajaan-kerajaan Islam. Sementara itu, berkat dukungan kerajaan-kerajaan serta upaya gigih dari para ulama, akhirnya Islam sampai ke tanah Jawa.
Proses masuknya Islam ke Indonesia sampai sekarang masih dalam perdebatan panjang. Tiga fokus pembicaraan mengenai kedatangan Islam di Indonesia sejauh ini berkisar pada 3 (tiga) tema utama, yakni seputar tempat asal kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini terdapat perdebatan panjang di antara para ahli sejarah. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teori yang populer tentang masuknya Islam ke Indonesia.
Teori yang pertama dikenal dengan teori Gujarat, yang kedua dikenal dengan teori Arab, yang ketiga dikenal dengan teori Persia dan yang keempat adalah teori China. Masing -masing teori memberikan alasan dan argumentasi berbeda. Namun demikian, antara satu teori dengan teori lainnya tidak menimbulkan satu pertentangan yang berarti, akan tetapi bisa saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan sejarah bangsa kita.
Teori masuknya islam ke Nusantara
Sumber sejarah yang pertama mengetahui proses masuknya islam ke Nusantara berasal dari Marcopolo, dan sumber kedua dari Ibnu Batutah. Kedua-dua pelaut dan ahli sejarah itu pernah mengunjungi Sumatera Utara dan singgah kepada bebe-rapa negeri yang terletak di pantai Utara Aceh, dari catatan perjalanan mereka, kita dapat mengetahui berbagai sejarah awal masukny islam ke Nusantara.
- Teori Gurajat
Teori Gurajat menyatakan bahwa Ialam masuk ke Indonesia melalui wilayah di anak Benua India, seperti Gurajat, Bengali, dan Malabar. Pendapat tersebut berdasarkan pada temuan batu nisan di beberapa wilayah Indonesia yang di buat dan langsung dibawa dari Gurajat. - Teori Arab
Pendapat ini menyatakan bahwa islamisasi di Indonesia terjadi pada tahun 1111 atau abad ke 12 M. Pada saat itu orang-orang Aceh dari Sumatera bagian barat laut memeluk islam atas ajakan seorang kebangsaan Arab asli. Kemudian setelah masuk Islam mereka mendakwahkan islam khususnya di daerah tersebut. Pendukung teori Arab adalah Hamka, Van Leur, dan T.W. Arnold. - Teori Persia
Teori Persia menerangkan bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Hal ini di dasari pada kesamaan budaya Persia dan masyarakat Indonesia seperti :
- Peringatan 10 Muharram
- Kesamaan ajaran Sufi
- Penggunaan istilah Iran dalam sistem pengejaan huruf Arab untuk tanda bunyi harakat.