Sejarah berdirinya negeri peusangan raya

in history •  7 years ago 

SEJARAH BERDIRINYA KENEGERIAN PEUSANGAN RAYA DAN POLEMIK TAPAL BATAS.
(Sebuah tulisan analisis sejarah Aceh by Maymunsyah)
Kuta Panjoe atau juga disebut dgn Kuta Meuse adalah sebuah pemukiman yg terletak di bantaran sungai Krueng Panjoe yg berpuncak hulu ke sungai peusangan. Sejarah Kuta Panjoe tak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya kenegerian Peusangan karena disinilah awal pusat pemerintahan kenegerian Peusangan Raya. Kuta Panjoe sendiri letaknya tak jauh hanya beberapa ratus meter dari mesjid Bugak sekitar daerah Bugak Krueng Matee, yg didirikan oleh Habib Bugak Al Asyi, seorang ulama aceh yg termasyur di tanah suci Mekkah. Kerajaan Peusangan sendiri awalnya merupakan bagian dari wilayah kerajaan jeumpa yg didirikan pada akhir abad ke 8 M oleh pangeran Syahriansyah Salman yg berasal dari persia yg istananya berpusat di Blang Seupung Bireuen. Kerajaan ini pun hancur setelah muncul kerajaan islam Samudra Pasai pd th 1297 M. Sisa-sisa keturunan dinasty Jeumpa ini sebagian melarikan diri ke wilayah Samalanga dan sebagian lagi melarikan diri ke sekitar wilayah Kuala Jangka Peusangan, disanalah para kabilah dari dinasty Jeumpa kemudian mendirikan pemukiman baru. Pada sarakata Sultan Aceh hanya disebutkan bahwa keturunan raja-raja Peusangan terdiri dari 3 jalur nasabnya, yaitu :

  1. Langsung dari negeri Hadramaut Yaman melalui Tu Praja Chiek Yamani cicit Saydina Hasan ra.

  2. Melalui dari jalur marga Al Habsyi, yg berasal dari Abbasiyah Irak.
    3.Jalur Persia melalui pangeran Shahriansyah Salman dari kerajaan jeumpa, yg bercampur dgn klan dinasty Abbasiyah, Irak ketiga jalur tersebut bermuara pada Bani Hasyim dan dinasti Mamluk yg mendirikan kekhalifahan islam Maroko di Afrika Utara.
    Pada tahun 1496 seluruh wilayah dataran aceh baik itu dari pantai barat yaitu kerajaan Trumon, Seunagan dan Daya ataupun dari pantai utara yaitu Lamuri, Pedir, Jeumpa, Pasai, Peureulak, dan Tamiang termasuk juga kerajaan Lingge dari dataran tinggi Gayo berhasil dipersatukan oleh Sultan Ali Mughayat Syah dengan berlindung dibawah nama besar Kesultanan Aceh Darussalam. Jeumpa sendiri dikenal setelah Sultan Iskandar Muda menjadikan seorang putri Jeumpa yg bernama Putroe Makhudum Meurah Jeumpa sebagai istrinya. Apakah dari sini jalur nasab keturunan Keujruen Raja Peusangan, belum ada satupun literatur yg mendukung tentang itu.
    Pada tahun 1669 seorang pelaut perancis, Pierre Barthelot, merilis satu buku panduan bagi pelaut yg berjudul "Pilote et Cosmoghrape" yg menjelaskan tentang peta cryptograph pulau sumatera dan sungai peusangan ,Riviera Puesang, Roy de Achem, (photo insert, peta cryptograp aceh, th 1669, jurnal Mercure de Francaisse).
    Hanya saja dikatakan pada th 1182 H (1672 M), PONYAK DJAT penguasa Peusangan pada saat itu mendapat hadiah sarakata (surat pengakuan) dari sultan aceh yg pd masa itu diperintah oleh Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641 - 1675) dgn gelar "Keujruen Chik Peusangan Seutya Radja". Dengan batas wilayah kekuasaan wilayah timur Kuala Meuraksa Puenteut, Lhokseumawe sampai batas Glee Meunaleung, Cot Geuleungku, Bireuen.
    Ponyak Djat sendiri memiliki 4 orang putera lelaki diantaranya yaitu :

  3. T. Monga Kasim, putra tertua beliau mempunyai kelemahan fisik dan keterbelakangan mental.

  4. T. Chik Meunasah, putra kedua.

  5. T. Chik Lampoeh U, putra ketiga merupakan ayah dari T. Bintara Keumangan, blang panyang nisam, dari sini Rhi Mahmud Nisam berasal.

  6. T. Chik Bentara Kuanta Nyak Krueng Panjoe, putra bungsunya, dari sinilah para waris ulee balang Geuleumpang Dua dan Sawang berasal.
    Setelah Ponyak Djat meninggal dunia, beliau digantikan oleh anak keduanya Teuku Chik Meunasah dikarenakan anak pertama beliau T. Mongga Kasim mempunyai kelemahan fisik. Hanya beberapa tahun berkuasa, T. Chik Meunasah juga meninggal dunia menyusul ayahnya ke haribaan. Kekuasaan beralih kepada putra ketiganya T. Chik Lampoeh U tetapi karena kepemimpinan yg buruk, kemudian sultan aceh menggantikan dengan T. Bentara Kuanta Nyak Krueng Panjoe. Sedangkan T.Chik Lampoeh U hanya diperkenankan mengurus wilayah Blang Panyang Nisam. T. Bentara Kuanta Nyak Krueng Panjoe sendiri memiliki 3 orang anak yaitu :

  7. T. Chik Muhamad Asan, putra sulung yg kelak menggantikannya.

  8. T. Muda Chik, putra kedua kelak sbg pengganti T.Chik Muhamad Asan.

  9. T. Bintara Mahmud Kuta panjoe, yg mengurus wilayah Gloempang Dua..
    Pada th 1870 T. Chik Muhamad Asan naik tahta menggantikan ayahnya yg telah wafat.
    T.Chik Muhamad Asan mempunyai 5 orang anak lelaki yaitu ;

  10. T. Chik Syamaun, putra sulung

  11. T. Maharaja Jeumpa

  12. T. Raja Haji Muda

  13. Teuku Muda Peusangan

  14. Teuku Chik Muda.
    Sedangkan T. Bintara Mahmud Kuta Panjoe Memiliki beberapa orang anak diantaranya :

  15. T. Bintara Bugis putera sulung, ayah dari T.Bintara Istia Muda Peureudan.

  16. T. Bintara Husin (T. Muda Nyak Krueng Panjoe).

  17. Pocut Haji Intan istri dari T. Laksamana Sawang penguasa negeri Sawang pertama.

  18. T. Bintara Blang (T. Keujruen Goek ataupun T. Keujruen Blang), yg tewas pd th 1882 melawan keponakannya sendiri, Panglima Nyak Ben (Pang Benseh atau juga di kenal dgn Pang Buta) dalam duel tanding memperebutkan tahta Sawang.
    Pada saat T.Chik Muhamad Asan berkuasa mulai terjadi kekisruhan dan huru-hara dalam rumah tangga kerajaan Peusangan dikarenakan ambisinya utk menguasai kerajaan sepenuhnya. Hal ini mendapat pertentangan dari kedua saudaranya, T. Muda Chik dan T. Bintara Mahmud. Pada th 1872 setahun sebelum belanda hadir di aceh, T. Muda Chik naik tahta menggantikan abangnya yg telah wafat. Pada th 1875 Teuku Muda Chik wafat dan digantikan oleh kemenakannya T.Chik Syamaun. Sejak T.Chik Syamaun Naik tahta, mulai ingin kembali meneruskan ambisi ayahnya utk mewujudkan kembali sebuah gagasan kerajaan besar baru (Neo Emporium) PEUSANGAN RAYA. Beliau terobsesi oleh romantisme kejayaan besar Kerajaan Jeumpa dimasa lalu, yg wilayah kekuasaannya membentang dari Samalanga sampai ke wilayah Pasai. Akibatnya kerajaan Peusangan Raya terpecah menjadi 2 kubu, yaitu :

  19. Peusangan Barat yg di pimpin oleh T. Chik Syamaun didukung Ulee Balang Gayo dan Geudong.

  20. Peusangan Timur (Gloempang Dua) yg dipimpin oleh T. Bintara Machmud Kuta Panjoe di dukung oleh Ulee Balang Samalanga, Sawang, Nisam, Bayu, Cunda dan Telok Semawe.
    Perselisihan dgn negeri tetangganya Sawang mengenai tapal batas juga tak dapat terelakkan. Saat itu kenegerian Sawang pd th 1870 telah lebih dahulu mendapatkan sarakata dari Sultan Alaiddin Mansyursyah. Ketegangan politik dalam konflik internal kerajaan peusangan ini disatu sisi sangat menguntungkan pihak belanda, sehingga belanda lebih cenderung memelihara konflik ini agar pasukannya lebih leluasa menghadapi pasukan aceh di front pertempuran wilayah barat benteng Kuta Glee, Batee ilik, benteng pertahanan terakhir pasukan aceh.
    Pd th 1880 T.Chik Syamaun mulai menyerang wilayah Glumpang Dua yg saat itu diperintah oleh T. Bentara Mahmud Kuta Panjoe tetapi aksi ini gagal dan berhasil di pukul mundur oleh Gloempang Dua dan pemimpinnya yg bernama Panglima Usman berhasil ditangkap oleh penguasa Glumpang Dua. Pada th 1881, Peusangan kembali menyerang wilayah Glumpang Dua dan kali ini berhasil menduduki wilayah Krueng Panjoe sehingga memaksa T.Bintara Mahmud mundur ke Sawang. Bahkan sengketa wilayah tapal batas ini terus meluas ke wilayah Sawang, Nisam, Cunda, dan Bayu dibagian timur sedangkan utk wilayah barat meluas sampai ke Samalanga. Pd tahun 1882 penguasa Sawang Panglima Nyak Ben naik tahta menggantikan ayahnya Teuku Laksamana Sawang. Th 1883 Panglima Nyak Ben beserta T.Bintara Mahmud menyerang wilayah peusangan dan berhasil kembali menduduki Kuta Panjoe wilayah Glumpang Dua. Pada th 1884 Panglima Nyak Ben tiba-tiba tewas dgn cara diracun di mesjid Koewala Mane, Krueng Mane. Pihak Sawang menuduh yg melakukan perbuatan ini adalah lawan politiknya dalam sengketa perbatasan wilayah tapal batas. Pd th 1885 Peusangan kembali menyerang tetangganya Gloempang Dua, Nisam, Cunda, dan Bayu para penguasanya melarikan diri ke wilayah Sawang atau ke pantai timur, wilayah idi. Untuk daerah yg sudah ditaklukan oleh T.Chik Syamaun, menempatkan saudara-saudaranya spt T.Chik Muda untuk wilayah Cunda, T.Raja Haji Muda utk Blang Panyang Nisam dan T. Muda Peusangan utk wilayah Glumpang Dua.
    Pada th 1892, T.Chik Syamaun terpaksa memenuhi permintaan kontrolir belanda di teluk Seumawe, kapten G.A Scherrer utk mengembalikan wilayah yg telah direbutnya kepada penguasa yg sah setelah seluruh pelabuhan laut, yg menjadi sumber pendapatan negeri Peusangan di blokade oleh belanda. Pada tahun itu juga dibentuklah juga garis tapal batas antara Peusangan dan Glumpamg Dua dibentuk oleh aliran sungai Kuala Ceureupe, Krueng Panjoe dan Glee Mirahphoen tetapi tak pernah disepakati oleh kedua belah pihak, sengketa tapal bataspun berlanjut kembali. Pd tahun 1897 suhu politik antara Peusangan dan Gloempang Dua kembali panas. Saat itu Gloempang Dua bahagian barat antara Krueng Panjoe dan Krueng Blang Me berhasil di duduki oleh Peusangan. Penguasa Gloempang Dua saat itu T. Bintara Istia Muda Peureudan meminta bantuan pihak belanda untuk menengahi sengketa tapal batas itu. Kembali T.Chik Syamaun harus kembali melepaskan wilayah Glumpang Dua akibat tekanan pihak belanda. Pada bulan april 1897 terjadi pembunuhan terhadap T, Keujruen Noesyah, utusan Peusangan yg ditempatkan di Krueng Mane dan Krueng Geukueh. Suhu politik kembali panas T.Chik Syamaun menuduh yg melakukan pembunuhan itu ulee balang Sawang dan Nisam, suhu politik kedua belah pihak semakin panas. Pd bulan Februari 1898 pecah pertempuran sengit. Pasukan pemberontak yg didukung Peusangan menyerang pasukan Panglima Mahmud Sawang di sekitar benteng Keude Mane, dgn bantuan pasukan Glumpang Dua dan Nisam berhasil memukul mundur pasukan Peusangan. Ketiga ulee balang ini membentuk persekutuan utk melawan Peusangan. Beberapa bulan kemudian Peusangan kembali menyerang Glumpang Dua dan mendudukinya karena memberikan bantuan kepada Sawang dan Nisam. Pada tahun ini juga panglima pasukan pemberontak yg didukung peusangan yaitu panglima perang Atib terbunuh dalam pertempuran malam hari di dekat mesjid mane, krueng mane, akibatnya pasukan Peusangan mundur dari Krueng Mane.
    Pada th 1899 T.Chik Syamaun wafat, berdasarkan perjanjian yg dibuat antara, T. Chik Syamaun, bersama adiknya T. Maharaja Jeumpa dan pihak pemerintah belanda, maka pemangku kuasa negeri peusangan (Pjs) di jabat oleh T. Maharaja Jeumpa, sampai suatu kelak nanti putra mahkota T.Chik Johan Alamsyah cukup umur dan selanjut T.Maharaja Jeumpa hanya diperkenan mengurusi wilayah bireuen dan Juli. Pada th 1900 hampir seluruh wilayah aceh telah dikuasai oleh pemerintah belanda kecuali dataran tinggi gayo yg baru dpt dikuasai th 1904. Pemerintah belanda mulai membentuk Zelfbeesturder semacam pemerintah daerah setingkat wedana yg dikepalai dari ulee balang keprajaan peninggalan sultan aceh. Atas rekomendasi dari kontrolir belanda di lho'seumawe kapt. G.A Scherrer yg dibuat pd th 1892 yg menjadikan krueng panjoe sbg zona demarkasi (batas) menghindari terulang bentrokan kedua belah pihak yakni Peusangan dan Gloempang Dua maka pusat pemerintahan awal kedua belah pihak di kuta panjoe dipindahkan. Peusangan timur ( beesturder Gloempang Dua) ibukotanya dipindahkan ke keudee geurugoek, sementara ibukota kecamatan beestruder peusangan dipindahkan ke keude matang. Awalnya beesturder Glumpang Dua masuk dalam onder afdeling Lho' seumawe bersama besturder Sawang, Nisam, Cunda, Bayu dan Geudong. Pada th 1908, pemerintah belanda menggabung beestruder Glumpang Dua bersama bestruder Samalanga dan Peusangan di bawah onder afdeling Biroen. (Photo insert, daftar besturder, 1908, KITLV Courtesy)
    Sesuai perjanjian pd th 1908, T. Chik Johan Alamsyah naik tahta sebagai penguasa peusangan menggantikan pamannya T.Maharaja Jeumpa. Pada th 1938, bersama tokoh aceh lainnya beliau mendirikan lembaga pendidikan Al Muslim, merupakan satu-satunya perguruan tinggi pertama di aceh, yg juga merupakan ulee balang terakhir wilayah peusangan, (photo insert, T. Chik Johan Alamsyah, duduk bersama keluarga, th 1930, courtesy KITLV), terima kasih. (TTD. Maymunsyah, social surfer)

    https://m.facebook.com/groups/282189521981362?view=permalink&id=755493807984262 image

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!