Kepingan Hidup Hasya | 5

in hive-100004 •  3 years ago  (edited)

Assalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu

50 % dari reward postingan ini akan dihibahkan ke @worldsmile

Previous Story


Kepingan Hidup Hasya | 5

Power Up 2.jpg

Editing tool: Canva

Sekitar pukul 10 pagi, Hasya yang ditemani oleh Ibu datang ke Sekolah Kencrux untuk menemui Ravev. Sesuai harapannya, Ravev bersikap sangat ramah.

“Apa kau membawa resume-mu?” tanya Ravev.

“Ya, aku membawanya,” jawab Hasya lega. Sebelum berangkat ia bimbang dalam memutuskan apakah harus membawa resume-nya atau tidak. Untung saja Ibu mengatakan untuk berjaga-jaga lebih baik dibawa.

“Latar belakang-mu bagus sekali. Apa yang kau punya melebihi persyaratan yang diminta sekolah ini.”

“Apakah benar begitu? Tetapi aku sebelumnya mengambil jurusan videographer, sepertinya tidak terlalu berhubungan jika meniti karir di institusi pendidikan.”

“Kalau kau melihat dari bagian jurusanmu memang tidak berhubungan tetapi universitas-mu bertaraf intersional bukan? Kau pasti seorang polyglot (seseorang yang berbicara lebih dari dua bahasa). Sangat sulit mencari polyglot di Tariga ini. Oleh karena itu, Kencrux didirikan untuk mengajarkan murid-muridnya agar menjadi para polyglot.”

“Benarkah? Sekolah Kencrux adalah sekolah untuk anak-anak Tariga yang ingin menjadi polyglot? Tak kusangka, Tariga mempunyai sekolah seperti ini.”

“Hahaha. Aku tidak terkejut dengan responmu yang begitu. Kau pasti mengira Tariga benar-benar tempat yang buruk kan? Aku harap kau menemukan hal-hal baik di Tariga ini. Buatlah dirimu nyaman di sini. Baiklah, aku akan membawa resume-mu ini ke bagian atas untuk ditinjau kembali. Tetapi kau tidak perlu mencemaskannya. Aku yakin kau akan mendapatkan pekerjaan di Kencrux. Karena sekali lagi, kami sedang mencari orang yang bagus untuk mengajar. Kau bisa mengajar kan? Aku lihat juga di sini kau beberapa kali melakukan aktifitas suka rela di beberapa sekolah di Sygni.”

“Ya, aku mempunya sedikit pengalaman tetapi kau perlu tahu aku bukanlah pengajar.”

“Tentu. Datanglah lagi ke sini minggu depan. Nanti kami akan menghubungimu juga sih tapi aku menyarankanmu datang minggu depan saja tepat pada tanggal 1 Februari. Jadi, kau tidak rugi, kau mengerti maksudku?” ujar Ravev sembari menyeringai.

“Baiklah, tentu saja,” jawab Hasya sok tahu, “kalau begitu kami izin pamit dulu ya,” sambungnya.

“Terima kasih banyak, nak Ravev,” imbuh Ibu.

Ravev tersenyum sembari mengantarkan Hasya dan Ibu sampai gerbang sekolah.

“Ibu sangat bersyukur, kita bertemu dengan orang baik dan mau mengarahkanmu dengan baik,” ujar Ibu di atas motor dalam perjalanan pulang.

“Hasya pun senang kalau Ibu senang,” timpal Hasya menyeringai.

To Be Continued


Steemian, saya juga menulis cerita motivasi yang bertemakan Lesson From My Father series lho di komunitas Motivation Story.

Boleh baca Lesson From My Father series di sini dan cerita tentang Ayah saya yang terkena penyakit kanker usus di sini.

Dan saya juga menulis cerita berseri juga tetapi dengan judul berbeda, yaitu Kepingan Hidup Hasya di komunitas BETTER LIFE.

Baca di sini

Instagram: @ozzarm
YouTube: Goore Oja
Novel: Detak

Hope support from:
@worldsmile
@el-nailul
@miftahuddin


Regards,

@ozzarm

About me

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!