Sebuah terjemahan dari tulisan @blocktrades Hive’s future as a 2nd layer blockchain network, dan sudah mendapatkan ijin untuk usaha penerjemahan ini.
Perbandingan satu layer, dua layer dan jaringan smart-contract blockchain
Sekarang kita akan membahas mengenai perbedaan-perbedaan proses transaksi satu layer dan dua layer, mari kita periksa beberapa keuntungan-keuntungan dan kekurangan-kekurangan dengan menambah fungsi (kegunaan) baru dalam masing-masing blockchain dengan menggunakan metode tertentu. Kita juga akan membedakan proses transaksi dua layer dengan sebuah tipe blockchain dengan satu layer: yang dikenal dengan sistem blockchain “smart contract”.
Penambahan fungsi (kegunaan) dalam sebuah blockhain
Cara menambahkan fungsi baru secara langsung ke dalam sebuah jaringan blockchain adalah menambah sebuah tipe transaksi yang dapat diproses. Ini dapat dilakukan dengan cara “hard fork” dimana semua jaringan operator-operator node melakukan update dengan aturan baru atau perubahannya pada perangkat lunak blockchain.
Tetapi ada satu masalah dalam metode penambahan fungsi pada sebuah jaringan blockchain: Anda harus meyakinkan pada para operator node untuk melakukan update menggunakan code baru tersebut. Hal tersebut bukanlah masalah besar, jika fungsi baru tersebut dianggap berguna oleh para operator node. Akan tetapi jika hanya terdapat sebagian kecil para pengguna jaringan yang tertarik untuk menerima fungsi baru tersebut, maka sangatlah sulit untuk menyakinkan para operator node untuk melakukan update berdasarkan code baru tersebut. Bayangkan, sebagai contoh, jika ada seratus orang dalam setahun mengajukan proposal yang berbeda-beda untuk melakukan perubahan untuk setiap fungsi dengan segera. Jika sistem blockchain menuruti seluruh proposal itu maka akan ada update atau perubahan yang dilakukan dalam setiap beberapa harinya. Bahkan Microsoft pun tidak akan melakukan perubahan peningkatan seperti itu.
Jadi jika anda ingin mengijinkan setiap orang untuk menambah fungsi dalam sebuah blockchain tanpa perlu meyakinkan para operator node untuk meng-upgrade perangkat lunaknya, anda harus menggunakan cara lain untuk melakukannya. Saat ini, ada dua cara untuk melakukan hal tersebut:
- Menambah mesin skrip pada layer pertama untuk melakukan eksekusi skrip yang telah dibuat, dalam hal ini sering disebut smart-contract “in-process” dan;
- Menggunakan aplikasi pada layer kedua yang mana penambahan fungsi berada di luar jaringan utama blockchain.
Anda mungkin bisa membayangkan untuk tidak perlu melakukan hardfork, ketika anda sadar ternyata dapat melakukannya secara langsung menambahkan fungsi baru dalam smart contract atau aplikasi pada layer kedua. Jawaban adalah cukup sederhana: Anda tidak dapat merubah fungsi yang ada dalam blockchain dengan metode-metode tersebut, anda hanya bisa menambahkan saja. Jadi ketika anda ingin merubah sistim blockchain anda, hardfork masih diperlukan (dan anda harus menyakinkan para operator node untuk melakukan update perangkat lunak mereka). Untungnya, untuk beberapa aplikasi blockchain, hanya perlu menambah fungsi baru saja yang diperlukan.
Bersambung....
Posted Using LeoFinance