Hari ini saya kembali menjalankan tugas mengawasi buah-buahan impor yang baru tiba dari China. Tugas ini membutuhkan ketelitian ekstra, karena setiap buah yang masuk harus memenuhi standar kualitas tertentu. Pagi pagi aku sudah berada di pelabuhan, berdiri di antara peti-peti besar yang penuh dengan jeruk, apel, dan pir yang tampak segar. Aroma buah yang sedikit asam bercampur dengan aroma laut yang khas, menciptakan atmosfer yang unik.
Langkah pertama adalah memastikan setiap peti sudah diberi label yang tepat. Lalu, saya mulai memeriksa buah satu per satu, memerhatikan warna, bentuk, dan tekstur buahnya. Jika ada tanda tanda kerusakan atau ketidaksesuaian, aku langsung mencatatnya di laporan. Rasanya sedikit melelahkan, tapi ada kepuasan tersendiri saat bisa memastikan bahwa setiap buah yang lolos inspeksi layak dikonsumsi dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Beberapa jam berlalu tanpa terasa. Sore hari, setelah tugas selesai, saya memutuskan untuk berjalan sejenak di sekitar kota. Perasaan lelah mulai terasa di kaki, dan pikiran pun dipenuhi berbagai catatan pemeriksaan yang telah dilakukan sepanjang hari. Saat itulah, pandangan saya tertuju pada sebuah kafe tua di sudut jalan. Kafe dengan papan nama bergaya vintage, seolah memanggil untuk mampir dan beristirahat.
Saya pun masuk, dan suasana di dalam langsung membawaku ke masa lalu. Lampu lampu kecil menggantung dengan cahaya lembut, dinding penuh dengan foto foto hitam putih dari masa lalu, serta kursi kursi kayu tua yang berderit saat diduduki. Aku memilih tempat duduk di dekat jendela, memesan secangkir kopi hitam, dan membiarkan suasana membawa pikiran melayang.
Di kafe ini, saya teringat masa masa ketika bekerja tidak selalu dipenuhi kesibukan seperti sekarang. Masa ketika pekerjaan sederhana, tanpa terlalu banyak tekanan. Ada sesuatu yang menenangkan saat melihat foto foto lama dan mendengarkan musik klasik yang diputar di latar. Rasanya seperti kembali ke era ketika orang orang duduk, berbincang, dan menikmati hidup tanpa tergesa gesa.
Secangkir kopi menghangatkan tenggorokan, dan saya merasa lebih rileks. Di tempat ini, saya sejenak bisa melepaskan penat dari rutinitas, meresapi suasana nostalgia, dan mengingatkan diri bahwa di balik setiap tugas yang saya jalani, selalu ada waktu untuk berhenti sejenak dan menikmati perjalanan hidup.