Selamat pagi kamu, iya kamu yang masih saja menunggu harapan palsu."Bangunlah, sebab pagi terlalu berharga jika kau lewati hanya dengan tertidur. Tidak terasa waktu berjalan sehingga bulan ramadhan sudah memasuki hari ke-10 hingga hari raya pun semakin mendekat.
Seperti biasanya dengan nada dering yang menangis di telinga berhasil membangunkan saya pada pukul 04.05 tidak lain yang pertama saya tuju setelah kamar mandi adalah dapur mengintip ibu sedang melakukan apa. Dengan api kompor yang menyala, wajan yang terduduki di atas kompor dan juga rice cooker yang penuh dengan nasi. Datanglah saya dengan dua kaki yang diberikan oleh sang pencipta menuju ke tempat ibu dan terus membantunya membereskan segala lauk pauk sahur.
Tak menunggu lama lagi setelah itu langsung saja saya membangunkan seisi rumah untuk makan sahur bersama-sama. Dengan adik saya yang dibangunkan ngawur dulu seakan-akan ia sangat menikmati tidurnya. Dan setelah semua mereka terbangun kami langsung saja menikmati santapan sahur bersama walaupun masih dalam setengah sadar.
Selesai semua kami makan sahur imsak pun tak lama lagi tiba sambil menunggu shubuh pun saya membaca selembar dua lembar buku untuk menambah wawasan, dengan suasana yang panas dik mulki telah membuat asam urat ibu naik ehh darah ibu naik maksudnya mendengarkan ibu merepet pada waktu sahur adalah nikmat yang tak disangka-sangka.
Adzan shubuh berkumandang tidak lain yang saya tuju adalah kamar mandi untuk berwudhu dan menunaikan kewajiban saya kepada Allah. Selesai saya melaksanakan sholat shubuh, mata minta di tutupkan kembali saya terasa ngantuk tertidurnya saya sampai bangun pada pukul 06.15. kewajiban yang sering siswa lakukan di pagi hari Tidak lain mengambil handuk untuk menuju kamar mandi dan melangkahkan kaki untuk menuntut ilmu.
Jadi, hari ini sekolah sudah berjalan selama 4 hari seperti yang di tetapkan bahwa kami tidak cuti pada bulan ramadhan. Ketika saya tiba di sekolah saya melihat seisi kelas yang hanya meja dan kursi teman-temanku yang biasanya pergi sedikit telat Dan saya Terpaksa harus menuju ke sekolah awal dikarenakan ayah yang berkerja disaat ayam baru berkokok jika saya pergi telat maka saya pun tidak ada yang mengantar.
Ketika sampainya saya di kelas saya melihat tidak ada satu orang pun hamba allah yang sampai dikarenakan bukan belajar biasa tetapi hanya tahfidz dan tahsin maka itu mereka tidak terburu-buru sekali seperti saya untuk menuju ke sekolah. Beberapa menit kemudian tibalah teman-teman saya yang bermacam-macam tingkahnya yang berangkat dari rumah sama tujuannya seperti saya.
Ketika jarum jam berputar menuju pada pukul 12.00 sudah waktunya kami bergerak untuk kembali ke rumah. Ketika saya mengechat ibu dari via whatsapp ternyata ibu tidak bisa menjemputku untung saja ada banyak becak di depan sekolah kami Tercinta.
Begitu aku sampai di rumah, kepala terasa sakit badan pun terasa lelah yang harus aku lakukan tidak lain selain membaringkan diri dengan beristirahat sejenak. Terjagalah saya pada pukul 16.15 keluarlah saya sambil menikmati angin sore dengan cuaca yang cerah-cerah redup dan dengan langit yang amat indah.
Ciptaan tuhan yang amat indah.
Tidak lama saya menikmati keindahan alam, langsung saja saya membantu ibu memasak untuk menu berbuka yang terlihat di depan mata ibu ingin membuat mie hari ini kelihatannya yang menawan dan sangat nikmat apalagi buatan ibu yang penuh dengan cinta.
Mie nikmat buatan ibu
Setelah saya selesai membantu ibu memasak sebelum ngabuburit saya memutuskan masuk ke kamar abang saya untuk mengambil sesuatu, disana saya juga melihat keindahan kamarnya hehehe keberserakan kamarnya maksudnya dengan segala barang pekerjaannya dan bermacam-macam model ukurannya. Saya juga tidak tahu bagaimana ia yang selalu berada di kamar itu dengan nyenyaknya ia tidur.
Kamar yang semacam gudang
Langsung saja ibu menyuruh saya mandi untuk ngabuburit sambil membeli bukaan, di jalan juga orang tidak kalah ramainya sama seperti di pasar begitu juga dengan mereka yang mencari rezeki masing-masing berjualan dengan berbagai macam model dan bentuk.
Tak lama pula saya dan ibu ngabuburit hanya membeli bukaan terus bergegas lagi untuk pulang tidak lain yang kami tunggu-tunggu suara merdu yang di hidupkan ketika berbuka mana lagi kalau bukan sirine. Tibalah waktu berbuka puasa kami sekeluarga langsung saja mendahulukan seteguk air, dengan perut kenyang kami bersyukur kepada Allah dan saya juga langsung saja menuju kamar mandi berwudhu untuk menunaikan kewajiban. Beberapa menit kemudian seperti biasanya datanglah teman saya memanggil menuju ke mesjid untuk shalat terawih berjamaah.