The Diary Game (August 25, 2020) - Day 25 : Bersiap Kembali Ke RutinitassteemCreated with Sketch.

in hive-103393 •  4 years ago 

IMG_20200826_110329.jpg

Pagi ini saya kembali terbangun sebelum alarm berbunyi. Bukan karena ada gangguan seperti suara bising atau karena mimpi di kejar harimau. Tapi terbangun sendiri. Saya lihat di smartphone, jam masih menunjukkan pukul 04.53 pagi. Masih ada waktu sekitar 20 menit lagi sebelum azan subuh berkumandang. Saya lihat Azkadina sudah terbangun dan asyik bermain dengan rambutnya. Saat saya terbangun, dia senang sekali karena bisa manja dengan saya. Dia langsung menaiki dada saya sambil memeluk saya.

Menjelang azan subuh yaitu sekitar pukul 05.10 pagi, saya merayu Azkadina untuk berpindah tempat agar saya bisa ke kamar mandi dan berwudhu. Kemudian saya ke masjid terdekat dengan rumah yang jaraknya hanya sekitar 100 meter. Setelah menunaikan sholat Subuh, saya kembali ke rumah dan masuk ke kamar tidur. Di atas tempat tidur sambil bersandar, saya meraih smartphone untuk membuka laman Steemit dan membaca beberapa postingan diary steemian lainnya.

Sekitar pukul 7.30 pagi saya mengajak istri saya untuk berjalan kaki di pagi ini. Kami hanya berjalan kaki berdua sedangkan anak-anak tinggal di rumah bersama anggota keluarga yang lain. Hari ini kami kembali menempuh rute seperti kemarin dengan berjalan cepat. Kami berhasil menempuh jarak sekitar 6 kilometer dalam durasi satu jam. Tentunya kami juga melewati jalan yang berbatasan dengan persawahan. Karena dari semua rute yang kami tempuh, di daerah ini yang masih asri dan udaranya masih segar.

IMG_20200819_065350-01.jpeg
Jalan yang berbatasan dengan persawahan yang kami lewati pagi ini

Sekitar pukul 8.30 pagi kami sudah tiba kembali di rumah. Seperti biasa, saya terlebih dulu duduk di teras rumah untuk mengeringkan keringat yang membasahi punggung saya. Istri saya bersama Azkadina pergi ke Kota Meureudu untuk membeli "Getuk" sebagai sarapan kami pagi ini. "Getuk" tersebut harganya per bungkus 5.000 rupiah (1,5 STEEM).

IMG_20200825_094429-01.jpeg
Sarapan pagi ini dengan makanan "Getuk"

Sekitar 15 menit kemudian istri saya sudah tiba di rumah dan kami menikmati sarapan "Getuk" bersama-sama. Sepengetahuan saya, "Getuk" ini di seluruh Aceh hanya ada di Kota Meureudu. Ia terbuat dari ubi dan ketan yang di taburi kelapa parut dan diberikan kuah yang berwarna hitam.

Sekitar pukul 9 lewat, saya mencuci mobil yang sudah terlihat kotor dari luar karena seringnya hujan melanda daerah kami beberapa hari ini. Saya mencuci mobil di depan rumah dengan memanfaatkan air sumur yang di sedot dengan pompa air. Butuh waktu lebih dari satu jam untuk mencuci mobil. Bukan hanya di bagian luar mobil, saya juga membersihkan bagian dalam mobil dengan menggunakan kain lap.

IMG_20200826_085355-01.jpeg
Saya sedang mencuci mobil di depan rumah

Sekitar pukul 10.30 pagi saya sudah selesai mencuci mobil kemudian saya beristirahat sejenak di teras rumah sambil membuka laman Steemit di smartphone saya. Hanya sekitar 30 menit saya membaca diary steemian lain dan memberikan selanjutnya memberikan voting. Setelah itu saya segera mandi untuk pergi ke acara pesta perkawinan di desa Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya (Aceh, Indonesia), jaraknya dari rumah hanya sekitar 5 menit.

IMG_20200825_133638-01.jpeg
Jalan menuju ke tempat pesta perkawinan di Desa Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya

Tiba di pesta perkawinan sekitar pukul 11 siang, suasana sudah mulai ramai karena para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Saat menuju jalan ke acara pesta atau sekitar 50 meter dari pintu masuk, sudah ada beberapa teman saya yang sedang menunggu saya. Akhirnya kami berbarengan masuk ke acara pesta tersebut. Sekitar satu jam kami di sana dan selanjutnya pamit kepada tuan rumah. Kami pun berpisah dan saya segera kembali ke rumah.

Hanya beberapa menit tiba di rumah, suara azan berkumandang dari toa masjid dan saya segera ke masjid untuk menunaikan sholat Zhuhur. Sekitar 15 menit kemudian saya sudah kembali lagi ke rumah. Anak-anak langsung menghampiri saya minta dibelikan minuman "Milo", tapi karena saya kelelahan, saya menjanjikan kepada mereka nanti sore akan membelinya. Selanjutnya saya masuk ke dalam kamar tidur untuk beristirahat.

Sekitar pukul 4 sore saya terbangun dan segera ke kamar mandi untuk mandi dan berwudhu dan dilanjutkan dengan menunaikan sholat Ashar. Anak-anak di luar kamar tidur sudah menunggu saya untuk di ajak membeli minuman "Milo". Kemudian saya segera menghidupkan mesin mobil dan menaikkan mereka satu persatu ke dalam mobil untuk saya ajak ke Kota Meureudu. Tiba di swalayan "Makmur" saya segera memarkirkan mobil dan saya sendiri yang masuk ke dalam swalayan, sedangkan anak-anak saya tinggalkan di dalam mobil. Saya segera menuju rak tempat diletakkan minuman "Milo" dan mengambilnya 5 kotak "Milo" ukuran 115 ml. Harga per kotak 3.000 rupiah atau sekitar 0,9 STEEM.

IMG_20200825_110836-02.jpeg
Minuman Milo kesukaan anak-anak yang saya belanja di Swalayan "Makmur"

Saat saya kembali ke dalam mobil, anak-anak sangat gembira melihat saya membawakan "Milo". Sebelum menyerahkan kepada mereka, saya terlebih dahulu memfoto "Milo" tersebut. Setelah membeli "Milo", saya membawa mereka mengelilingi kota Meureudu dan kemudian baru kembali ke rumah. Saat tiba di rumah, jam sudah menunjukkan pukul 6 sore.

Dari pukul 6 sore sampai pukul 8 malam kegiatan saya hanya di rumah bermain bersama anak-anak dan menyuapi mereka makan malam. Zaki dan Azkadina paling malas untuk makan nasi, sehingga saya harus merayunya untuk mau di ajak makan. Akhirnya mereka mau makan nasi kalau saya yang menyuapinya. Jadilah saya hari ini menggantikan tugas ibunya. Sebenarnya, ibunya sempat mengambil foto saat saya sedang menyuapi mereka. Tapi saya malu untuk melampirkannya di sini...Hehehe.

Sekitar pukul 8 malam saat mereka sudah tidur, saya menuju ke "Cek Mad Barber Shop" untuk merapikan rambut dan jenggot saya. Secara rutin setiap 3 minggu sekali saya selalu memangkas dan merapikan rambut serta janggut di sini. Cek Mad, yang merupakan pemilik dan tukang cukur di sini merupakan sahabat saya dari masa kecil. Dulu dia pernah membuka jasa pangkas rambut di Kota Banda Aceh (Ibukota Aceh), tetapi beberapa tahun yang lalu setelah menikah dengan gadis desa pujaannya, dia kembali ke desa dan membuka jasa pangkas rambut di sini.

IMG_20200825_221817-01.jpeg
Cek Mad sedang memangkas rambut saya

Sekitar pukul 9 malam rambut saya sudah selesai di rapikan, setelah membayar jasanya sebanyak 20.000 rupiah (6 STEEM), saya segera menuju ke warung kopi "Terminaltor" yang terletak di kompleks terminal bus Kabupaten Pidie Jaya. Jaraknya hanya sekitar lima menit dari "Cek Mad Barber Shop". Di warung kopi ini saya nongkrong bersama teman-teman sampai pukul 11 malam. Kemudian saya kembali ke rumah dan beristirahat.

IMG_20200825_210241-01.jpeg
Warung kopi "Terminaltor" tempat saya nongkrong bersama teman-teman malam ini

Kami bergabung dalam tim Aceh-Indonesia yang terdiri dari saya sendiri sebagai leader, @muzack1, @ernaerningsih, @lord-geraldi dan @p3d1.


Ingin tahu tentang saya? Klik disini


Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Memangkas rambut dan menikmati segelas kopi, memang sebuah hal yang saling bertaut, tanpa rambut kita juga pergi ke tukang pangkas, tanpa kopi tak ada semangat itu kata kawan saya, selalu pergi ke warung kopi ataupun cafe untuk menikmati teh tarik, apakah kita harus ke warung kopi, magnet apa yang membawa seseorang untuk selalu mengunjunginya.

#onepercent
#indonesia

Bagi warga Aceh, warung kopi bukan hanya sekedar nongkrong untuk menikmati kopi. Tapi ada berbagai kegiatan mulai dari hal yang kecil sampai masalah lobi politik serta bisnis bermula dari warung kopi. Makanya Warung kopi menjamur di seluruh Aceh.

Share ke Twitter:

IMG_20200826_231905.jpg

The story kali ini betul-betul super sibuk, tapi bisa dilewati dengan mulus. Oh iya,,, getuk itu mirip lontong ya ? Tapi saya belum pernah mencobanya. Saya juga terharu saat bapak memilih untuk memangkas rambut di tempat yang sederhana. Bapak gak gengsian, bapak orang memiliki jiwa sosial yang tinggi, tidak hanya di dunia maya, tapi juga di kehidupan nyata.

Salut saya dengan leader, best 👍👍👍

Getuk rasanya manis, berbeda dengan lontong.
Saya lebih suka memberdayakan dan memajukan usaha milik masyarakat kelas bawah.

Owh, kirain rasanya kayak lontong 😁
"Memakmurkan nasib masyarakat kelas bawah." Mindset inilah yang luar biasa dari bapak

Yup..

Getuk mungkin kata lain dari ubi yang bang @anroja

  ·  4 years ago (edited)

Bisa jadi, karena getuk itu juga berasal dari bahasa jawa. Dan ada makanan khas penganan atau kue khas jawa yang bernama Getuk. Tapi Getuk yang ada di Meureudu ini jauh sekali perbedaannya dengan getuk di jawa.

Bahan dasarnya sama, atau tidak

Tidak sama bang

bg anroja. Terima kasih banyak sudah mendukung posting saya. Saya tidak tahu harus membalasnya dengan apa karena saya tidak memiliki power. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak bg🙏🙏🙏

Congratulations, your post has been upvoted by @dsc-r2cornell, which is the curating account for @R2cornell's Discord Community.

Curated by @blessed-girl

r2cornell_curation_banner.png

Enhorabuena, su "post" ha sido "up-voted" por @dsc-r2cornell, que es la "cuenta curating" de la Comunidad de la Discordia de @R2cornell.

Thank you for reaching Day 25 of The Diary Game.

There will now be a Mid Season Break to allow @steemcurator01 to catch up with the curation of all the many waiting posts.

@steemcurator01 will not be voting on any posts dated August 26th - August 31st.

The other @steemcurator accounts should still be voting.

You are welcome to continue your diaries or wait to start posting again from September 1st.

Keep following @steemitblog for the latest updates.

The Steemit Team

Keren komandan, di twit sama steemit,, 🌸

Screenshot_2020-08-30-00-54-22-69.jpg

Ini yang keempat bro post saya di twitt, hehehe..