(Image source by : pixabay.com
Entah mesti dimulai dari mana. Tapi terang saja ini merupakan suatu hal yang teramat sangat krusial yang sangat ditakuti anak rantau selama dalam perantauan di negeri seberang yang mesti ianya melampaui segara.
Apa kabar ”Deringan Telepon Tengah Malam ???”. Segenap dari para anasir barangkali boleh jadi mahfum mengerti. Kalakian beberapa dari mereka tidak atau acuh pasif sama sekali.
Ini tentang si dia, dia lagi, lagi dia (note : dia bersifat jamak)
tapi bukan si dia yang ada di isi pikiran dia, pikiranmu, kalian apalagi mereka. Untuk menjabarkanya terlalu remeh (karena ini bukan remahan) tak pantas agak kiranya. Lamun tan bisa ianya dianggap enteng sederhana. Terlalu menohok rasanya mendengar deringan telepon tengah malam.
Ada jua ketika menerima deringan telepon secara brutal terserempak mendadak dari balad lahir tercinta ketika sedang fokus giat bekerja. Bahkan mengetik susunan alphabet di kotak elektronik persegi panjang ini saja sudah sedikit tremor. ”I couldn’t imagine it. Na’udzubillahi mindzalik...!”
(Image source by : pixabay.com
Pagi ini sang tolan yang berasal dari Negeri Rempah-Rempah, Negeri Para Raja lagi Kota Pariwisata bagian Timur terkulai lemas saat sedang memasak di dapur sebagai kewajiban bergantian kita di rumah yang cukup terbilang megah sehari-hari.
”Dek, 1Nene sudah berpulang ke Rahmatullah... Harap 2ale kuat & bertabah... Nona kirim do’a yak buat Nene”. Terhening ianya sesaat. Diam lantas terisak, meraung meratap berkabung sang tolan, nona manis menangis sejadi-jadinya.
Sesenggukan nona manis berkeriting kecil mungil rambutnya di pelojok dapur bawah samping ruang makan. Basah..., baju, salira & mata bulat indahnya.
Angkat topi atas nona manis dari Timur meski sedang meringis lagi dirundung duka atas berpulangnya Nene di kampung halamannya. Yah, siangnya ia tetap berusaha sekuat tenaga bermanis senyum muka & profesional bekerja bak tan terjadi apa-apa di cuaca merta atma yang tak cukup bersahabat kala itu. Apalah daya tangannya nir bisa menggenggam atas pada wanita tua renta di balad seberang Negeri Para Raja sana di akhir hayatnya
Jujur 3beta bingung harus apa kepada ale. Hanya bisa menenangkannya nona manis di peraduan saja seraya mengingatkan untuk berkirim do’a kepada Nene yang InsyaaAllah telah tenang di Jannah-Nya. Sekelibat ter(tak)pikir anak Adam apa jadinya pabila ianya terjadi atas padanya.
Beberapa bulan lalu seorang dara mungil dari Kota Wali a.k.a. Kota Santri a.k.a. Kota Industri terjadi jua perihal yang sama setelah baru menyelesaikan liburannya Selepas Idul Fitri Bahagia.
(Image source by : pixabay.com
Baru sahaja beberapa menit menginjakkan kaki di perantauannya untuk mengais rezeki mencari sesuap nasi, berdering telepon dari kota Santri, ”4Ndok..., Ndok cepet pulang, Ndok. Ibumu sudah gak ada lagi”. Terdengar lirih getir menahan isak dari balik genggaman elektronik di jemari mungilnya sesaat tiba lantas idam berebah di pagi hari. Innalillahi...
Sang dara dari salah satu kota yang terkenal dengan keindahan alam serta Jeruk Pomelonya plus Sejarah Kerajaan Mataram Islam juga bercerita bahwa saat kami sama-sama bekerja di Kota Gudeg, tak lama sepulang anak Adam ke Kota Serambi Mekah, mendapat panggilan (read : telepon)
ianya dari sang Ibunda tercinta.
”Ma’af Ndok..., cepat pulang sayang. Ayah ingin sedikit bercerita sebelum berpulang ia ke rumah-Nya”, Sayup-sayup wanita yang dipuja yang membawanya ke bentala-Nya menahan suara parau berbicara kepadanya melalui panggilan telepon. Saat itu ianya sedang bekerja di sana.
Tak pelak nir dapat dielak basah jua mata, salira, sandang lagi tangannya pasca mendengar suara sang Ibunda tercinta atas pada sang dara jelita kirana. Lunglai ianya di sudut kelas tan tahu menahu lagi atas apa yang terjadi selanjutnya. ”Deringan Telepon Secara Berkala Saat Bekerja, kau mau apa ? Agih bahagia atau duka lara ???”
"Kring... Kring... Kring...", Terkesiap hawa di sepertiga gelita buta di Tanah Purabaya...
Nb :
1Nene = Nenek
2ale = kamu
3beta = saya
4Ndok = Nak / Anak / panggilan sayang untuk anak perempuan dalam Bahasa Jawa
Warm regards,
Intropluv
Congratulations!!! because your post has been upvoted by Team 7 using steemcurator09. Keep up the good work and keep making quality posts. Curated By @walictd
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
I highly appreciate it
A massive thank you my brother
Have a wonderful night
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit