Brian. Pukul delapan malam membuat panggung konser musik rap menjadi sangat meriah karena lagu-lagunya. Banyak penonton yang senang dengan gayanya menyanyi yang memiliki ritme khas. Apalagi saat melakukan battle rap dengan seorang vokalis luar kota. Brian memenangkannya dengan gemilang dan membuat seluruh tepuk tangan penonton mengarah padanya.
"Terima kasih semua yang telah meramaikan konser musik rap kita malam ini!"
Banyak penonton yang ingin mengajaknya foto bersama setelah konser tersebut usai. Saking banyaknya, bahkan Brian harus buru-buru pergi sebelum semua penggemarnya mendapat kenang-kenangan. Memang, dia terlihat kurang ramah untuk sebagian penggemarnya karena jarang bisa diajak foto bersama. Tapi Brian memiliki cara berpikir sendiri.
Dia langsung pergi meninggalkan semuanya dan pergi ke hotelnya untuk istirahat agar esok bisa pulang ke rumahnya.
"Keringat kamu banyak banget sayang. Ini handuk, kamu bisa bersihkan badan dulu biar nanti tidurnya bisa nyaman," melihat suaminya duduk di kursi dengan tubuh penuh keringat istrinya perhatian dan memberi saran kepadanya untuk membersihkan diri setelah istirahat sejenak.
Brian menerima tawarannya. Lalu pergi ke kamar mandi.
Dengan napas yang masih terengah-engah lelaki itu mempersiapkan diri untuk mandi. Namun dia menyempatkan waktu untuk menatap cermin yang lebar berada di kamar mandi hotel. Terlihat pantulan tubuhnya yang besar dan semakin terlihat jelas memenuhi ruangan.
"Obes," ucapnya pada dirinya sendiri.
Brian mulai memperhatikan ruangan itu. Lalu mengingat bagaimana tubuhnya yang cepat kelelahan untuk sekadar berdiri saja. Juga dia ingat tadi ketika berjalan melewati pintu kamar mandi hotel, sela-sela pintu terasa cukup sempit untuk tubuhnya.
Brian juga mulai mengingat lagi konser-konser yang dia meriahkan dengan musik rap ciptaannya. Namun ingatannya bukan pada lagu, melainkan pada dirinya yang merasa sangat lelah saat berada di atas panggung. Brian sangat kesulitan untuk berdiri dalam waktu yang sangat lama karena tubuh besarnya sangat berat.
Sebuah alasan kenapa dia sangat jarang mempersilakan penggemarnya berfoto bersama dengannya.
Rapper itu tanpa sengaja meneteskan air mata saat tidak sengaja mengingat memori tentang kegagalannya melakukan aktivitas hanya karena obesitas. Walaupun dia punya banyak uang, tubuh besarnya membuat dia sulit bergerak dan menikmati kebersamaan. Baik dengan penggemarnya maupun dengan keluarganya.
"Mau langsung tidur apa ngapain dulu?" istrinya bertanya lagi saat melihat Brian selesai dari kamar mandi.
"Aku mau santai-santai bentar aja. Rokokan sambil menenangkan diri sebelum tidur." Brian berjalan dan meninggalkan istrinya yang sedang memainkan ponsel di kamar tidur.
Setelah berada di sofa dia bersantai-santai menyandarkan bahunya. Melemaskan tubuhnya setelah beberapa waktu bekerja dengan keras. Dan juga menyelonjorkan kakinya yang sangat pegal karena menjadi tumpuan tubuhnya.
"Aaaah ...! Pegal banget rasanya kakiku. Tubuhku."
Suaranya terdengar kencang hingga ruangan sebelah.
Mendengar suara suaminya, Citra meneteskan air matanya karena kasihan. Dia mengetahui masalah yang dialami Brian selama puluhan tahun ini. Tapi sekarang dia tidak mau mengganggu suaminya yang sedang menenangkan diri untuk istirahat. Dia membiarkannya hingga malam menjemputnya untuk tidur.
Hari telah berganti dan kesibukan mengurusi rumah menjadi aktivitas yang harus dilakukan lagi keluarga Brian. Citra memasak untuk semua keluarganya. Sedangkan Brian memandikan anaknya agar bersiap untuk sekolah.
Setelah semuanya selesai. Brian mengantarkan semua anaknya dengan mobil hitam yang dia miliki dan tiba di rumah lagi pukul delapan pagi.
Istrinya telah menunggunya.
"Sayang. Hari ini temenin aku ke dokter gizi. Aku mau konsultasi lagi seperti biasanya."
Saat Brian mendengar permintaan itu dia ingin menolak. Dokter gizi seolah adalah musuh baginya karena dia mengalami obesitas. Dia tidak ingin dicemooh orang-orang karena memiliki berat badan yang gemuk.
Tapi karena hanya menemani. Dia pikir tidak masalah jika hanya sebentar saja.
Saat itu Brian memandang istrinya masuk ke ruangan dokter gizi seusai lama mengantre. Lalu setelah menunggu beberapa waktu meliat Citra keluar dari ruangan; berada di sela-sela pintu; perempuan itu melambaikan tangan isyarat memanggil dirinya.
Brian kaget setelah menyadari apabila istrinya ingin dia juga mengecek kesehatannya juga. Ini sangat tidak sesuai dengan rencana awal.
Tapi karena sudah berada di ruang tunggu, pantang baginya untuk menolak apalagi demi istrinya yang perhatian padanya. Akhirnya dia menuruti permintaan untuk masuk ruangan dokter dan mulai melakukan pengecekan.
Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun lamanya Brian menimbang berat badannya.
"Bisa ini bisa, saya bisa pilihkan menu makanan yang masih enak tapi cocok untuk diet," kata dokter gizi itu padanya sambil menunjukkan ekspresi senang dan optimis. Lalu lelaki dengan baju putih itu menjelaskan beberapa hal mengenai kesehatan dan pola hidup yang sehat pada Brian.
Pada awalnya Brian sedikit cekcok dengan istrinya. Marah karena Citra bilang hanya menemaninya tetapi pada faktanya dia harus mengecek tubuh!
Tapi Brian juga mengakui apabila ini adalah bentuk kepedulian istrinya kepadanya. Sudah sejak lama Brian ingin mengobati obesitasnya tapi tidak pernah berhasil.
Brian meredam emosinya untuk marah. Pada hatinya yang terdalam dia menyadari jika obesitas membuatnya tidak bebas bergerak dan membuatnya kehilangan banyak momen bersama keluarga.
Seperti anjuran dokter. Dia mulai makan-makanan yang bernutrisi dan disesuaikan dengan kesukaannya. Lalu mulai olahraga yang ringan-ringan dan mudah untuk dilakukan.
Tapi sayangnya dia merasa tidak ada perkembangan setelah menjalaninya beberapa minggu. Berat badannya tidak bisa turun lagi setelah turun tujuh kilo.
Brian mulai berpikir untuk memakan makanan yang dulunya dia suka. Dia ingin meninggalkan rutinitas yang tidak memberikan dampak kepadanya menurunkan obesitas. Hari itu pada akhirnya dia berhenti olahraga karena usahanya terasa sia-sia.
Tapi sialnya. Citra mengajaknya untuk menemaninya ke dokter gizi lagi. Istrinya sejak dulu memang sering pergi ke dokter gizi. Dia melakukan olahraga dan membuat tubuhnya dan kesehatannya semakin terlihat baik sesuai anjuran dokter.
Hingga akhirnya ketika berada di dokter gizi Brian mau tidak mau juga mengecek perkembangannya. Dia mulai ingat lagi momen-momen yang hilang bersama keluarganya terutama anak-anaknya hanya karena terlalu cepat kelelahan.
Motivasi telah Brian dapatkan lagi. Apalagi saat ini istrinya telah mendukungnya untuk terbebas dari obesitas.
Merasa kesal pada dirinya sendiri yang lemah Brian akhirnya berjuang lagi. Dia melakukan olahraga yang cocok untuk orang obesitas setelah mencari contoh-contoh di internet. Kali ini tidak peduli dengan bosan. Bahkan dia rela melakukan olahraga yang menurutnya paling membosankan dan menghajarnya terus menerus.
Hingga pada akhirnya olahraga yang membosankan telah menjadi kebiasaannya. Dia terus menjalaninya setiap hari dan sedikit demi sedikit lemaknya terbakar dan berat badannya berkurang. Dia mulai menjadikan olahraga sebagai habit.
Hingga akhirnya pada bulan ke sembilan Brian sudah merasakan berat badannya berkurang banyak. Sekarang hanya tersisa seratus lima kilogram! Usahanya yang membosankan rupanya membuahkan hasil yang dia inginkan. Padahal berat badan awalnya lebih dari seratus tiga puluh.
Brian tersenyum pada dirinya.
Pada sore hari setelah anaknya pulang dari sekolah dia mulai bisa kejar-kejaran dengan anak perempuannya untuk bermain. Dia juga mulai bisa menikmati momen bersama saat pergi wisata keluarga. Dia tidak gampang lagi kecapekan saat bepergian. Dia mulau bisa melakukan banyak hal yang tidak mungkin dilakukan saat dirinya masih obesitas.
Dan kali ini Brian akan melakukan kegiatan yang sangat dia impikan bersama anak laki-lakinya.
"Kamu siap Nak?" katanya kepada Ryan.
"Let's go ke puncak gunung Rinjani!" Ryan terlihat senang karena sejak dulu ayahnya selalu menolak saat diajak pergi ke puncak gunung.
Mereka mengangkat ranselnya dan membawa perlengkapan untuk mendaki. Kali ini beban yang dibawa Brian adalah barang-barang yang akan dia gunakan melancarkan pendakian. Bukan hanya lemak yang menyulitkannya berjalan apalagi untuk aktivitas mendaki gunung.
Pada hari-hari berikutnya saat melakukan konser musik rap lagi, Brian juga benar-benar bisa menikmati momennya menjadi rapper sorotan publik. Dia bisa memberikan yang terbaik untuk para penggemarnya saat di atas panggung dan juga di bawah panggung untuk mengabadikan momen bersama.
Brian telah menjadi orang yang lincah meski umurnya sudah semakin tua.[]
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Telah dibagikan di:
X:
https://twitter.com/Bukutaqin/status/1712097517687767476?t=Fm3OgEK1ya2gwHfpiqjthw&s=19
IG:
https://ig.me/j/AbZEAhA5uL7xGUi9/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Konten bagus dan mendapatkan dukungan kurasi 100% dari saya. Teruslah membuat tulisan berkualitas untuk post di Steem :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih atas dukungannya pak @waterjoe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit