MEUREUDU, PIDIE JAYA.
- Sabtu, 4 Januari 2025.
Pagi itu di sebuah warung kopi di Meureudu, saya berbincang santai dengan beberapa tokoh lokal. Kanda H. Adami Hasyim, atau akrab disapa Bos Dami, serta Kanda T. Tirmizi dan Johan S. Alty yang sedang mudik dari Jakarta, membagikan kisah nostalgianya tentang Meureudu tempo dulu.
Diskusi ini membawa kami ke masa ketika Meureudu masih berstatus kecamatan sebelum menjadi ibu kota Kabupaten Pidie Jaya. Namun, bagi Bos Dami, Meureudu "luar biasa" dulu, bahkan lebih dari sekarang.
Menurutnya, keberadaan kereta api pada masa itu adalah nadi kehidupan kota. "Meureudu dulu itu pusat perdagangan. Dengan empat jalur rel di tengah kota, stasiun kereta api menjadi saksi bongkar muat berbagai komoditas," kenang Bos Dami, yang menyelesaikan pendidikan di SMA Adi Dharma, Banda Aceh.
Kereta api menjadi alat transportasi utama yang menghubungkan berbagai wilayah. Pedagang garam dari Paru, sayur-mayur dari Lueng Putu, kain dari Medan dan Padang, hingga ikan dari Panteraja dan Jangka Buya—semua bertemu di Meureudu. Kota ini menjadi sentra dagang yang ramai dengan toke-toke besar dan para buruh yang menggantungkan hidupnya di sana.
Hasil bumi dari Beuracan dan pegunungan sekitar juga diangkut ke stasiun untuk dikirim ke Medan dan Banda Aceh. “Banyak warga sejahtera karena perdagangan ini,” ujar Bos Dami dengan nada penuh nostalgia.
Tak hanya soal perdagangan, Bos Dami juga mengingat Meureudu yang bersih dan memiliki aliran air yang jernih. "Air itu bisa digunakan untuk mencuci, baik di depan toko maupun di belakangnya," katanya sambil tertawa kecil, membandingkan kondisi kota saat ini.
Meski kini Meureudu telah menjadi ibu kota kabupaten, cerita kejayaannya di masa lalu sebagai kota dagang dengan kereta api tetap hidup di ingatan para tokoh tua seperti Bos Dami. Mereka berharap semangat kemajuan masa lalu bisa menjadi inspirasi untuk masa depan Meureudu yang lebih baik.
Catatan Redaksi:
Walau dikatakan mimpi, Bos Dami punya Rencana untuk membisikkan pada Pemerintah untuk adanya pembangunan kembali jalur kereta api Aceh kini menjadi harapan bagi masyarakat Pidie Jaya, termasuk Meureudu khususnya. Infrastruktur yang mendukung dapat mengembalikan kejayaan kota ini sebagai pusat dagang di Aceh.
(CM Cek Mad)