TP-PKK Gampong Paru Cot Gelar Tradisi Teut Apam untuk Lestarikan Budaya Lokal dan Perkuat Silaturahmi

in hive-103393 •  11 days ago 

IMG-20250119-WA0045.jpg

PIDIE JAYA. – Dalam upaya melestarikan budaya lokal dan mempererat silaturahmi antar warga, Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Gampong Paru Cot, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, menggelar kegiatan tradisional Teut Apam di Meunasah Paru Cot , Senin (20 Januari 2025). Acara yang berlangsung di bulan Rajab ini bertujuan untuk melestarikan kuliner khas Aceh, memperkuat tradisi sedekah, serta membangkitkan semangat gotong royong di tengah masyarakat.

Ketua TP-PKK Ibu Anisah Gampong Paru Cot, yang juga istri Keuchik, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini berkat dukungan penuh masyarakat. “Kegiatan Teut Apam terlaksana atas partisipasi warga. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa tradisi ini tidak hanya menjadi ajang kuliner, tetapi juga media edukasi bagi generasi muda untuk mengenal budaya lokal.

Proses Pembuatan yang Sarat Nilai Kebersamaan

Proses pembuatan apam dilakukan secara gotong royong oleh anggota PKK bersama masyarakat setempat. Dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti tepung beras, santan kelapa, dan gula, apam dimasak secara tradisional menggunakan tungku kayu. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan cita rasa autentik sekaligus melestarikan teknik memasak warisan nenek moyang.

“Kegiatan ini tidak hanya melibatkan kaum ibu, tetapi juga pemuda desa. Harapan kami, generasi muda dapat mengenal dan mencintai tradisi lokal agar tidak punah di tengah arus modernisasi,” ungkap salah satu anggota PKK.

Apresiasi dari Keuchik Gampong

Keuchik Gampong Paru Cot, M. Hasyim Basyarah, memberikan apresiasi terhadap inisiatif TP-PKK yang dinilai sangat positif. Menurutnya, kegiatan seperti Teut Apam memiliki nilai penting dalam membangun solidaritas warga dan memperkuat rasa kebersamaan. “Partisipasi warga sangat efektif dalam membangun desa. Dengan adanya gotong royong, kegiatan tidak hanya bergantung pada dana desa, tetapi juga bisa terlaksana melalui swadaya masyarakat,” ujar M. Hasyim.

Ia juga berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya di Aceh. “Tradisi seperti ini tidak hanya menjaga kekayaan budaya, tetapi juga mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat,” tambahnya.

Menghidupkan Semangat Gotong Royong dan Budaya Sedekah

Teut Apam menjadi simbol solidaritas dan semangat gotong royong masyarakat. Sebelum dimulai, bahan-bahan utama seperti kelapa dan beras diperoleh dari sumbangan warga. Apam yang telah selesai dimasak kemudian dibagikan kepada masyarakat dan digunakan sebagai hidangan sedekah di meunasah. Tradisi ini tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga mengajarkan pentingnya berbagi kepada sesama.

Kegiatan Teut Apam di Gampong Paru Cot menjadi salah satu contoh nyata bagaimana tradisi lokal dapat dilestarikan melalui kerja sama dan partisipasi aktif masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan desa tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah, tetapi juga dapat diwujudkan melalui kebersamaan dan gotong royong.

Dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan ini, masyarakat berharap tradisi serupa terus diadakan secara rutin, tidak hanya di Gampong Paru Cot, tetapi juga di desa-desa lainnya di Aceh. Tradisi lokal seperti Teut Apam adalah warisan berharga yang harus dijaga agar tetap hidup di tengah masyarakat modern.
(CM Cek Mad)

IMG-20250119-WA0043.jpg

IMG-20250119-WA0042.jpg

IMG-20250121-WA0210.jpg

IMG-20250121-WA0209.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!