Halo stemian, Assalamualaikum...
Hari ini aku sudah berada di Kota Banda Aceh lagi setelah sekitar dua mingguan pulang kampung ke Lhokseumawe dan Aceh Utara. Artinya hari ini adalah hari pertama aku beradaptasi lagi melayani pembeli, menghafal harga-harga barang yang ada di toko. Maklum aku memang jarang sekali menjaga toko karena sebelumnya aku bekerja di salah satu perusahaan swasta yang cabangnya ada di Banda Aceh.
Tapi sebelum ke depan membantu suami di toko, aku terlebih dahulu mempersiapkan sarapan pagi untuk kami berdua. Hanya memanaskan menu dari mamak dan ibunda kemarin. Praktis saja sehingga tidak butuh waktu lama aku menyiapkannya.
Nasinya hanya sepiring karena aku lebih senang nebeng makan dengan suami
Setelah makan bersama aku membereskan semua piring dan gelas yang kami gunakan tadi. Kemudian bergegas ke depan, duduk di kasir menemani kekasih. Hari yang cerah sekali meski langit tampaknya akan berganti mendung di arah lainnya.
Alhamdulillah hari ini pengunjung juga ramai karena di beberapa gampong bersisian dengan wilayah tempat kami tinggal akan merayakan maulidul Rasulullah. Berbagai kebutuhan peralatan yang digunakan dalam khauri syukurnya tersedia di toko kami. Aku dan suami sangat asyik melayani semua pengunjung toko, kami sangat bersemangat.
Sudah sore saja, tidak terasa sama sekali mungkin karena kami terus sibuk dengan para pembeli. Aku mempersilahkan suami lebih dulu bersih-bersih sore agar fresh, kami harus bergantian menjaga toko. Sambil menanti pembeli datang silih berganti aku membereskan letak barang-barang pada tempatnya agar tertata rapi dan menarik.
Pukul 17.20 aku merasa lapar karena mengingat mie samyang yang pernah aku buat kemarin itu. Kebetulan masih tersedia stok 1 pcs lagi. Aku katakan niatku untuk memasak mie, suamiku mempersilahkan namun dirinya tidak mau sahutnya.
Oke aku segera menuju dapur, sederhana saja kali ini tanpa rajang-rajang bahan. Aku merebus air kemudian menambahkan mie, bumbu instannya, aku tambahkan pula daging beserta bumbu masak merah, dan terakhir menambahkan kecap manis satu sendok makan. Hmm, rasanya mantap, pedas, gurih, manis, bercampur jadi satu.
Saat sedang menyantap mie samyang dagingku, suami datang menghampiri. Tatapannya mengarah ke piringku lekat. Auranya sepertinya aku harus rela membagikan untuknya, kami berdua terlalu suka dengan mie. Tetapi suamiku hanya meminta sedikit saja saat aku suapkan sepertinya gengsi karena tadi mengatakan tidak mau. Oke tidak mengapa jadi jatahku tidak berkurang banyak 🤭.
Ketika piringku kosong, suami balik lagi menatap sedih melihat piringku yang bersih. "Eh udah habis kok dek," katanya. Kemudian bertanya waktu kepadaku, aku cek di hp waktu menunjukkan pukul 18.00. Langsung ia bergegas menutup pintu toko kemudian bertanya kepadaku dimana mie instan tersebut dijual, ia pamit untuk pergi membelinya. Meminta persetujuanku juga untuk memasakkan lagi untuknya, Masya Allah berkenan sekali lidahnya dengan citarasa yang aku modif 😂.
Ini mie instan yang aku maksud, kalian bisa coba memodifikasi dengan ala kalian sendiri
Rasanya mantap jiwa, sesuai dengan lidahku pecinta pedas, asin, dan manis
Malam ini kami berencana untuk tidak makan malam lagi mengingat jarum timbangan kami semakin ke kanan. Kami sedang belajar mengurangi makan meskipun terkadang masih kecolongan, tapi sudah beberapa malam ini kami berhasil tidak makan malam. Rasa mengantuk datang, kami bersiap untuk istirahat. Sampai jumpa di cerita esok semoga panjang umur...
Aku belum menemukan kata lain yang lebih baik selain terimakasih untuk rasa hormatku kepada @radjasalman @anroja @ernaerningsih @nazarul yang meluangkan waktunya untuk membaca postingan ini, semoga hari-harinya penuh dengan kebahagiaan.
Salam hangat pula untuk @sailawana dan semua steemian yang telah berkunjung serta berkenan membaca postingan dari saya.
Semua kebaikan di dunia ini semoga dilimpahkan dalam setiap jejak hidup kita 🤲
Best regard,
@cutkakal ❤