Hidup Hemat, Setuju Atau Tidak.
Hidup hemat lagi trend di zaman sekarang, tapi mengapa saya tidak setuju? Menurut teman-teman, frugal living atau hemat itu bagus tidak. Mungkin hampir semua orang akan menjawab bagus, bagus kalau kita mau menjadi orang rata-rata, bagus kalau kita mau hidup biasa-biasa saja.
Postingan ini tidak untuk semua orang, ini hanya untuk orang yang tidak mau berdamai dengan keadaan dan hanya untuk orang yang mau achieve something dalam kehidupannya. Postingan ini bukan untuk 80% orang mayoritas.
Terkadang karena memang efektif bisa menambah jumlah tabungan atau investasi kita, Orang melakukannya sampai dalam batas yang terlalu ekstrim. Misalnya ada orang yang saking hematnya sampai tissue saja ambil dari WC umum. Ada orang yang saking hematnya, mandinya di kantor. Ada orang yang saking hematnya, sampai beli baju bekas. Ada orang yang saking hematnya, sampai bawa rantang setiap ada undangan pesta. Ada orang yang saking hematnya, rumahnya gelap gulita. Ada juga orang yang saking hematnya, sampai makan makanan yang tidak bergizi.
Apa ini hidup yang kita inginkan?
Saya pribadi tidak ingin seperti itu, tapi bukan berarti kita harus boros, foya-foya dan menghambur hamburkan kekayaan.
Sebenarnya untuk jangka waktu yang pendek, jangka waktu sementara kalau kita memang belum punya pendapatan yang cukup, pola hidup hemat oke-oke saja.
Mengapa saya tidak setuju dengan pola hidup frugal?
Yang pertama adalah sebuah alasan yang saya buat sendiri, karena saya tidak mau work harder, tidakmau work smarter, jadi saya berdamai dengan keadaan itu. Seperti yang saya katakan tadi, kalau untuk sementara waktu tidak apa-apa, mungkin karena posisi pekerjaan kita masih baru atau masih baru merintis.
Akan tetapi jangan keenakan di posisi itu, klau kita sudah bertahan dalam jangka waktu yang lama di pola hidup Frugal apalagi dalam kondisi ekstrim. Ada yang sangat salah dengan diri kita.
Yang kedua, hidup frugal itu bagi saya tidak nyaman, makanya saya tidak suka. Siapa yang nyaman pakai baju bekas?
Siapa yang nyaman harus ambil tisu di WC umum?
Siapa yang nyaman harus tinggal di rumah yang gelap?. Pokoknya pola hidup Frugal apalagi ekstrim frugal, itu tidak nyaman.
Saya tidak mau hidup seperti itu, saya juga tidak punya bayangan hidup seperti itu. Saya mau yang terbaik dalam kehidupan ini, kalau saya beli barang, saya mau yang terbaik di masanya, bukan berarti harus branded, tapi yang sesuai dengan kebutuhan dan baik dalam segi fungsi. Bukan berarti gengsi juga, bukan berarti harus memaksakan kredit juga. Nanti kita akan masuk lebih dalam tentang ini.
Ketiga, kalau kita hidup Frugal apalagi dalam arti yang ekstrim. Artinya kita punya kendaraan finansial yang salah. Artinya singkat kata, pendapatan kita kurang. Mungkin kita ada di tempat yang salah. Mungkin juga kita kurang skill, kurang koneksi, kurang usaha. Pokoknya kalau saya, saya tidak mau berdamai dengan keadaan. Saya tidaknasib mau terima nasib. Nasib sebelum saya di dunia, itu saya yakin 100% ada di tangan Tuhan.
Tapi ketika saya sudah ada di dunia ini, nasib 100% ada di tangan saya. Jadi kurang skill ya belajar lagi. Kurang koneksi, cari. Kurang usaha, kerja lebih giat. Gagal, coba lagi. Kalau kerja 10 tahun tapi masih harus hidup frugal, ganti kendaraan finansial teman-teman.
Yang keempat, mengapa saya tidak suka?. Hidup frugal itu bukan Lifestyle. Tapi menerima nasib kita adalah orang rata-rata. Saya tidak mau jadi orang rata-rata. Saya akan berusaha temukan cara bagaimana jadi the top 20 person atau jadi the top 1 person kalau perlu, dan sampai di posisi itu, menurut saya it's not about the money. Itu tentang bagaimana kita memaksimalkan semua potensi kita dalam kehidupan ini.
Yang kelima, hidup frugal menurut saya memprogram kita untuk jadi tetap miskin, kita jadi tidak punya keinginan untuk How to achieve more tapi kita malah punya keinginan how to save more.
Bagaimana caranya biar bisa lebih hemat..? Jadi aku bisa nabung lebih banyak. Teman-teman pernah punya pikiran ini?. Teman-teman tidak akan jadi kaya karena hidup hemat, anda hanya jadi kaya ketika Anda menghasilkan jauh lebih banyak.
Padahal yang benar adalah kita harus bercermin pada diri kita sendiri. Bagaimana caranya biar saya bisa Earn more?. Menghasilkan lebih banyak, jadi aku bisa nabung lebih banyak.
Keenam, menurut saya hidup Frugal itu tidak produktif. Bayangin, saking frugal-nya kita harus puter-puter ke toko yang paling murah. Saking Frugal-nya jadi antri barang discount atau cari flash sale.
Mungkin saya satu-satunya orang yang tidak suka beli barang atau ke suatu tempat saat promo, karena kalau promo itu pasti ramai. Kalau promo pasti antri, kalau antri jadi tidak produktif. Waktu saya terbuang sia-sia, kalau waktu terbuang sia-sia, saya malah rugi. Kecuali Bitcoin diskon, itu pasti saya beli.
Tolong sebutkan satu saja orang yang berhasil kaya dan sukses dari hidup frugal. Warren buffet?.. Dia kaya dari investasi saham, bukan karena hidup Frugal. Ya memang kalau Warren Buffet mau dicitrakan hidup frugal, ya tidak apa-apa. Tapi dia tidak kaya dari hidup frugal. Anda bisa baca biografinya.
So, what's the solution?
Solusinya adalah bukan dengan hidup mewah-mewahan, ini bukan license untuk kita hidup luxury, apalagi hanya untuk gaya. Karena menurut saya, kaya itu bukan pada benda yang kita punya, kaya itu ada pada mindset kita, dari pada hidup super hemat, saya memilih untuk hidup minimalis.
Apa bedanya?
Orang hemat beli baju murah dari FO murahan. Karena murah, jadi punya banyak, tapi tidak awet atau tahan lama.
Orang minimalis beli baju branded tapi bagus, awet atau tahan lama dipakai selama bertahun-tahun.
Karena sedikit mahal jadi punya 1 namun bagus. Contohnya jaket saya yang sudah saya pakai selama 10 tahun dan still Looks good, bisa saya pakai dalam jangka waktu yang lama.
Orang hemat beli laptop dengan spek rendah, akhirnya tidak produktif.
Orang minimalis beli laptop sesuai dengan kebutuhan.
Kebetulan kebutuhan saya untuk grafis.
Jadi saya beli laptop harganya lumayan mahal, no problem.
Orang hemat pelit listrik, akhirnya rumah menjadi gelap dan mungkin jadi ada penunggunya.
Orang minimalis menggunakan listrik sesuai kebutuhan tanpa perlu mengurangi kenyamanan.
Jadi minimalis itu justru mengurangi barang yang kita punya, tapi semua barang yang kita punya itu yang terbaik di kelasnya dan sesuai dengan kebutuhan. Bukan berarti malah kita jadi gila belanja, jadi minimalis itu harus tahu kebutuhan kita tanpa harus menurunkan kelas ataupun derajat kita.
Jadi minimalis itu tahu nilai sebuah barang dari segi fungsi dan merk. Merk penting menurut saya, karena merek adalah simbol. Merek adalah tentang kepercayaan kita pada suatu produk. Tapi bukan merek yang over leverage, hingga akhirnya barangnya jadi mahal ratusan kali lipat.
Jadi minimalis itu gaya hidup tidak bertambah seiring naiknya pendapatan. Karena biaya hidup itu murah, yang mahal adalah gengsi. Jadi minimalis itu pikiran bebas dari segala beban pikiran yang tidak produktif.
Hidup frugal itu susah dan tidak produktif, Bayangin karena saking frugal-nya harus manfaatin semua yang gratis agar bisa kita bawa pulang. Saking Frugal-nya, kita pilih jalan kaki dari pada naik mobil ataupun motor. Saking frugal-nya, kita habisin waktu di depan HP untuk cari toko online yang paling murah.
Padahal semua pikiran, energi, dan waktu itu bisa kita manfaatin untuk hal yang lebih produktif.
Jadi be minimalist not frugal. Next time, kita akan bahas lebih lanjut ya guys.
Terima kasih.