jeureubok panggang menu makan siang
Siang yang sangat panas membuat lelah membakar ikan panggang, panas matahari bertambah dengan panas bara dari tempurung terbakar membuat keringatan, tapi hasilnya sungguh memuaskan, ikan panggang yang menggugah selera.
Diari saya hari ini seperti biasa saya awali dengan aktivitas setelah shalat subuh dan jalan-jalan keliling komplek. Pulangnya saya menunggu tukang ikan, karena ikan yang saya beli dua hari lalu sudah habis, tak ada lagi persediaan di kulkas. Yang ada hanya telur.
Tapi yang ditunggu belum juga datang, saya tanya pada tetangga melalui group WA ibu-ibu komplek, ternyata memang tukang ikan langganan kami belum datang. Dihubungi ke telepon selularnya juga tidak aktif. Itu artinya, tukang ikan langganan kami memang tidak datang. Biasanya ada halangan atau ada sesuatu yang membuatnya tak bisa membawa ikan ke pelanggan.
Akhirnya ada yang kasih ide, siang ini katanya makan ikan pangang aja. Yang kasih ide itu pilih ikan jeureubok, ikan tongkol kecil, sebesar lengan anak-anak. Ide diterima, berangkatlah saya ke pasar bersama si tuan ide itu.
Kami memilih belanja ke pasar Uleekareng, karena Pak Bos yang kasih ide pingin minum kopi dulu. Kalau pagi-pagi ke Uleekareng Pak Bos memang harus ngopi dulu, katanya sebentar, tapi sampai sana jadi lama. Apa lagi kalau jumpa sama teman-temannya. Beda dengan saya, kalau sudah makan dan minum, perut sudah kenyang langsung minta pulang. Untung hari ini ada agenda belanja ke pasar, jadi ada alasan untuk tidak berlama-lama di warung kupi.
Dari warung kopi kami kemudian masuk ke pasar, pertama saya beli sayur, setelah itu baru masuk ke pasar ikan. Beruntung ikan jeureubok yang diinginkan Pak Bos untuk dipanggang sudah ada, ikannya masih segar-segar karena masih pagi.
jeureubok panggang
Setelah urusan di pasar selesai, kami bergerak pulang. Saya membersihkan ikan, Pak Bos menyiapkan membakar tempurung kelapa di belakang. Karena cuaca sangat panas, Pak Bos berberapa kali masuk ke dapur, menghindari dari sengatan matahari dan panasnya api dari tempurung yang terbakar.
Selesai ikan dibersihkan, tempurung kelapa sudah terbakar sempurna, tinggal menunggu jadi bara. Sambil menunggu itu saya beri perasan air jeruk nipis dan garam pada ikan. Rencananya mau bikin bumbu, tapi si Pak Bos bilang gak usah, biar panggang alami saja, tak usah pakai bumbu segala. Saya hanya ikut, artinya satu pekerjaan sudah terlewatkan.
Setelah itu Pak Bos berjibaku sendiri di belakang membakar ikan di bara yang sudah merata dalam wajan bekas. Saya tinggal menyiapkan bumbu sambal kecapnya saja. Dan menjelang waktu jumatan, semua sudah siap. Kami pun menyantapnya bersama. Demikian ceritaku hari ini, bagaimana ceritamu?
Kok fotonya cuma dua ?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
lagi sibuk masak gak sempat foto. yang bakar ikan juga menolak difoto.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
👍👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit