The Diary Game Better Life, 9 Agustus 2021: Antara Puding Jagung dan Diet Pokat

in hive-103393 •  4 years ago 

Putri kecil saya meminta puding jagung untuk bekal ke sekolah, sementara kakaknya hanya makan pokat pengganti sarapan. Pingin diet untuk menguruskan badan. Saya mamanya yang sibuk di dapur.

Hai stemian mania. Apa kabarmu? Setelah lebih seminggu gak buat postingan karena banyak kegiatan ofline, hari ini saya kembali mengobati kerinduan untuk mengisi catatan diari saya di sini.

Pagi-pagi betul, usai shalat subuh, satu pesan masuk di WAG ibu-ibu komplek. Isinya sudah bisa ditebak, apa lagi kalau bukan jalan-jalan pagi keliling kampung. Tapi, kali ini saya jawab tidak, saya tidak ikut karena banyak hal yang harus saya kerjakan di dapur, mulai dari masak untuk sarapan, hingga menyiapkan bekal untuk anak saya yang baru masuk TK.

20210808_130915.jpg
puding jagung untuk bekal si kecil

Di TK tempat anak saya sekolah, anak-anak tidak dibolehkan lagi membawa jajanan, makanan untuk bekal harus disediakan dari rumah. Dan si kecil dari kemarin sudah wanti-wanti mau puding jagung.

Bergegaslah saya ke dapur, bahan-bahan untuk membuat pudding sudah saya beli kemarin, mulai dari jagung, agar-agar, gula, santan, hingga telur. Saya harus mendahulukan membuat puding jagung terlebih dahulu, agar bisa cepat dimasukka ke dalam cup dan bisa dingin mengeras untuk dibawa ke sekolah.

Jagung yang bijinya sudah saya sisir saya blender, lalu saya saring airnya, ampasnya saya buang. Air jagung itu kemudian saya masak bersama bahan-bahan lainnya sampai mendidih. Ketika sudah masak, saya angkat dari dapur saya biarkan begitu saya beberapa saat sampai dingin, lalu saya masukkan ke dalam cup plastik. Perkiraan saya, pukul 07.30 WIB nanti akan mengeras dan bisa dibawa ke sekolah.

Setelah itu saya lanjut masak untuk sarapan. Saya hanya buat nasi goreng dari sisa nasi kemarin, plus telur dadar. Karena pagi ini tak banyak yang sarapan. Anak pertama saya dalam beberapa hari ini memang sudah mengurangi porsi makannya, katanya pingin diet untuk menguruskan badan.

20210809_074840.jpg
si kakak hanya mskan pokat untuk sarapan

Ketika saya masak nasi goreng, putri kedua saya yang sudah bangun dan langsung mandi. Sejak masuk TK ia memang sudah terbiasa bangun cepat dan langsung mandi sendiri. Sementara si kakaknya usai shalat subuh asyik di depan TV menonton Master Chef Australia, satu piring kecil pokat sudah disiapkannya sendiri. Ia menggantikan makan nasi dengan pokat untuk dietnya.

Pukul 07.00 WIB lewat puding dalam cup sudah mengeras, putri kecil saya juga sudah siap mengenakan pakaian dibantu ayahnya. Setelah sarapan, si kecil diantar ke sekolah oleh ayahnya, empat cup puding jagung saya masukkan dalam tasnya sebagai bekal.

Saya kemudian menghubungi tetangga menanyakan tukang sayur dan tukang ikan apakah sudah masuk ke komplek atau belum. Jawaban yang saya terima ternyata tukang ikan sudah dua hari tidak masuk, katanya ada musibah, ada keluarganya yang meninggal dunia. Artinya dalam seminggu ke depan dia tidak membawa ikan.

Karena persediaan ikan di kulkas sudah menipis, akhirnya saya bersama tetangga sepakat untuk belanja ke Pasar Induk Lambaro. Sekitar pukul 08.00 WIB lewat sedikit berangkatlah saya dengan tetangga ke Lambaro. Karena masih pagi pasar masih sangat ramai, penuh sesak dengan orang-orang.

Kami mulai menyisir setiap sudut pasar, mencari belanjaan, mulai dari sayur mayor hingga bumbu masak. Membeli segala keperluan dapur di pasar Induk Lambaro memang lebih murah dibandingkan di pasar-pasar tradisonal lainnya.

20210312_133533.jpg
brownies pesanan pelanggan

Pukul 10.00 WIB kurang dikit saya sudah sampai lagi di rumah. Ikan dan sayur saya pisah dan bersihkan, lalu saya masukkan ke kulkas. Kini saya bisa santai. Tapi ternyata perjuangan belum berakhir, saudara dari kampung yang tinggal di Banda Aceh minta untuk dibuatkan brownies, sore akan diambil langsung ke rumah.

Ingin rasanya menolak karena persediaan bahan-bahan sudah habi, tapi tak enak hati menolaknya, selain saudara sekampung juga langganan pesanan kue. Saya iyakan saja. Pukul 11.30 WIB ketika Pak Bos pulang dari menjemput anak di TK, saya ajak ke pasar Uleekareng untuk membeli bekal membuat kue.

Pulang dari Uleekareng saya tidak langsung membuat brownies, saya memilih istirahat sebentar, dan baru memulainya setelah makan siang. Saya benar-benar harus kembali bergelut di dapur, karena yang order sudah tanya lagi pukul berapa brownies pesanannya bisa dijemput. Saya bilang usai shalat ashar atau sekitar pukul 17.00 WIB.

Alhamdulillah sebelum tenggat waktu tiba, brownies sudah jadi. Dan tepat pukul lima sore dijemput oleh yang punya order. Saya pun lega. Dan sisa waktu di sore hari, benar-benar saya gunakan untuk istrirahat. Begitulah catatan diary saya hari ini. Bagaimana ceritamu?

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations ! You Got Upvote by Youth Club Community. ####

Challenge : Invite Contributor for WHAT3TREES and STEEM4OCEAN - Stage 1 : Rewards 50 STEEM & 100 TRX
- Join Youth Club Community - Introduction Youth Club Community
Support with delegation !
50, 100, 200, 300, 400, 500, 1000, 1500, 2000, 2500, 3000, 4000, 5000

Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.

Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.

@ernaerningsih.

terimakasih atas dukungannya