Rencananya mau olah raga pagi, tapi dapat pesan dari group sekolah TK anak kedua saja, belajar tatap muka dimulai hari ini. Jadinya, cepat-cepat siapin buah hati untuk masuk sekolah pertama kalinya.
Usai shalat subuh, saya berencana untuk olah raga jalan-jalan keliling kampung, sudah sejak kemarin sore janjian dengan ibu-ibu komplek. Saya pun sudah siap-siap untuk mengenakan pakaian olah raga, tapi sebelumnya saya periksa pesan yang masuk ke WhattApp saya dulu, karena semalaman saya tidak pegang telepon selular.
Benar saja, ternyata ada perubahan jadwal sekolah tatap muka untuk Taman Kanak-Kanak (TK) tempat putri kedua saya sekolah. Bila sebelumnya kelas anak saya masuk dijadwalkan siang pukul 14.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB diubah menjadi pagi pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
langkah pertama menuju sekolah
Saya segera membangunkan putri kedua saya untuk segera mandi dan siap-siap masuk sekolah. Ia begitu bersemangat untuk masuk sekolah pertama kalinya, karena sudah beberpa hari sejak sekolah aktif ia hanya mengikuti pembelajaran secara daring saja dari rumah.
Sangking semangatnya putri kedua saya itu, ia langsung loncat dari kasur dan berlari ke kamar mandi. Tak peduli dinginnya pagi, ia langsung buka baju dan mengguyur dirinya dengan air. Sambil menunggu ia mandi, saya kabari ibu-ibu komplek melalui WA Group bahwa saya tidak jadi olah raga, karena anak saya hari ini harus masuk sekolah.
Usai mandi, putri kedua saya itu lansung tanya baju seragam sekolah, saya jawab belum ada karena belum dibagi oleh pihak sekolah. Jadi, bisa pakai baju biasa saja yang penting baju yang sopan dan menutup aurat. Ia pun maklum. Saya ambil baju dan dalamannya saya letakkan di ranjang, setelah itu saya langsung ke dapur menyiapkan masakan untuk sarapan.
hanya boleh antar sampai pintu pagar sekolah
Dengan semangat empat lima, putri kedua saya itu memakai pakaiannya, meski kadang-kadang harus dibantu kakaknya, tapi saya lihat ia sudah mulai mencoba untuk mandiri. Karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, sekolah wajib menerapkan protokol kesehatan alias Prokes.
Soal Prokes ini sudah sejak awal diwanti-wanti oleh bunda-bunda pengajar di TK. Intinya murid-murid harus pakai masker. Tanpa disuruh pun putri kedua saya itu langsung ambil masker, ia sudah terbiasa memakainya ketika jalan-jalan ke luar bersama ayahnya. Untuk lebih aman saya juga menyiapkan facesile untuknya.
Maka, selesai sarapan, pakai sepatu, masker dan facesile, berangkatlah saya mengantar putri kedua saya itu ke sekolah. Tapi sebelum sampai ke sekolah saya singgah dulu di supermarket untuk membeli makanan ringan baginya.
menghadap untuk absensi
Sampai di sekolah ternyata suasana masih sepi. Saya hanya diizinkan mengantar sampai di gerbang sekolah saja, sementara anak saya itu masuk sendiri ke perkarangan sekolah, menghadap guru yang sedang duduk di halaman dengan meja kecil untuk mengabsen setiap murid. Tapi sebelum ke sana, anak-anak diharuskan cuci tangan dulu.
Putri kedua saya itu langsung menjumpai guru, ketika ditanya nama, ia langsung jawab “Isyana Nahrasiyah,” absen hadir pun dicontreng, anak saya dipersilahkan masuk. Seorang guru kemudian mengarahkannya ke rak sepatu untuk membuka sepatu dan meletakkannya di bagian kelasnya.
Dari sana ia pun masuk ke ruangan sekolah. Entah bagaimana suasana hari pertama dia sekolah, saya belum tahu, karena postingan ini juga saya tulis sambil menunggu dia di luar sekolah, khawatir nanti ada yang tidak beres, karena ini merupakan hari pertamanya sekolah tatap muka.