The Diary Game - September 02, 2022 - Belajar tentang Hak Pekerja Migran di Kantor Ikatan Pekerja Indonesia di Taiwan (IPIT)

Jum at (02/9) agenda datang ke kantor Ikatan Pekerja Indonesia di Taiwan (IPIT) untuk memberikan materi literasi dengan Mba Jelita Jihan. Beliau adalah mahasiswa Indonesia penerima beasiswa dan tengah Pendidikan Doktor di sebuah Universitas di Taiwan. Materi hari ini yaitu, tentang Blogging dan literasi. Khususnya, bagaimana menumbuhkan kecintaan menulis dan membaca kepada PMI di Taiwan.

Setelah memberi makan siang dan mengantar pasien untuk beristirahat tidur siang, pukul 13:00 Taiwan saya meninggalkan rumah untuk menuju Stasion Shilin dan kemudian menuju kota Taipei. Kami janji bertemu pukul 14:00 di kantor IPIT di dekat Taipei Stasion. Saat tiba di kantor tersebut sudah ada beberapa rekan-rekan PMI di sana. Mereka menyimak tentang materi perlindungan pekerja jika terjadi permasalahan.

Tanpa menunggu lama, saya pun segera bergabung dan menyimak seksama. Profesi pekerja migran memang rentan permasalahan, ketidakfahaman hukum membuat mereka sering menjadi korban eksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Baik perihal perlindungan kerja, hak istirahat, gaji dan juga keadilan untuk mendapatkan waktu libur.

Sangatlah penting bagi setiap PMI memiliki keberanian untuk melindungi diri sendiri dari hal-hal apa saja yang bisa terjadi di kemudian hari. Materi sharing seputar informasi jika terjadi permasalahan dalam bekerja, janganlah kabur. Pekerja migran dapat menghubungi saluran bebas biaya 1955 yang beroperasi secara 24 jam. Selain itu, juga mudah tergoda oleh iming-iming pekerja kabutan lain, perihal gaji yang didapat lebih besar. Karena semua juga sebanding dengan resiko yang diterima.

Dalam Sharing tersebut saya berbagi bagaimana kisah perjuangan saya dalam menulis. Karena menulis juga bisa jadikan untuk menyuarakan keluhan pekerja migran atas keadilan yang didapat. Karena di luar sana, masih banyak pekerja migran yang kurang beruntung, mendapat majikan jahat dan tidak memiliki kebebasan berkomunikasi dengan sesame pekerja. Apalagi bersosialisasi bebas dengan sesame orang di Taiwan.

Pada kesempatan yang sama, saya memperkenalkan sebuah buku “Kumpulan Kisah Nyata Pekerja Migrandi Taiwan” dari berbagai negara. Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Mereka bercerita apa saja kisah dan pengalaman yang dirasakan selana bekerja di Taiwan. Mulai dari saat pertama menginjakan kaki di Taiwan, hingga bagaimana menjadi kehidupan dan beradaptasi memulai pekerjaan di rumah majikan.

Buku tersebut juga dikirimkan kepada Perwakilan Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Taiwan, agar mereka tahu: bagaimana kehidupan pekerja migran dari sisi yang tidak tertangkap mata. Banyak mereka yang tidak mendapatkan makanan sehat dan tempat istirahat yang memadai. Hidup dalam tekanan dan tidak mendapat perlakukan manusiawi.

Melalui sharing ini diharapkan rekan-rekan pekerja migran dapat melindungi diri dan terhindar dari hal-hal buruk yang bisa kapan pun terjadi. Acara dittup dengan foto Bersama dengan rekan-rekan lainnya. Meskipun suasana sangat sederhana dan fasilitas seadanya, tetapi kami semua sangat hangat dan Bahagia dapat bertemu dengan sesame saudara pekerja migran di Taiwan.