Sumber gambar dari sini
Di jagat maya yang tiada henti bergemuruh, fenomena demam bayi seakan menjadi konstelasi yang tak pernah redup cahayanya. Dalam pusaran aplikasi media sosial video pendek, terutama TikTok, fenomena ini kian kentara dan semakin menggema.
Bagi mereka yang senantiasa meng-update diri dengan perkembangan dunia maya, nama-nama “bayi-bayi viral” tentu sudah tak asing lagi di telinga. Mari kita mulai dari nama yang sempat menjadi buah bibir di tahun 2016, Tatan. Dengan tubuhnya yang "gemoy" dan tingkah lakunya yang konyol, ditambah suara khasnya yang cempreng, Tatan berhasil mencuri hati jutaan netizen.
Gelombang demam bayi ini tak berhenti di situ. Pada tahun 2022, muncul lagi sosok balita bernama Clayton, anak dari MUA ternama Ci Lizzibeth. Clayton, dengan tingkah polah yang menggemaskan, juga berhasil menarik perhatian publik dengan cara yang hampir sama seperti Tatan.
Namun, ada hal menarik yang ingin kubagikan. Sejujurnya, aku tak pernah tertarik dengan drama atau hal apapun yang viral di platform TikTok. Bukan tanpa alasan, hanya saja aku baru membuat akun dan menjadi penonton pasif di platform itu setahun belakangan.
Sumber gambar dari sini
Sebelumnya, aku membatasi diriku dari hal-hal berbau viral karena tidak ingin terjerat dalam pusaran hiburan video pendek yang memicu produksi dopamin berlebih di otakku.
Akan tetapi, datanglah beberapa toddler yang viral dan berhasil sampai di FYP-ku, mereka adalah orang-orang yang sama menggegerkan jagat maya untuk kesekian kalinya. Nama-nama seperti Kenneth si bayi kalkulus, Dmitriev “Abe” Abraham, dan Nala si jenius.
Sekilas, tidak ada yang berbeda antara para toddler ini dengan sesamanya. Mereka sama-sama lucu, menggemaskan, dan membuat siapa saja ingin mencubit pipi gembulnya. Namun, gelombang kemunculan bayi viral kali ini membawa sedikit perbedaan yang mengundang tanda tanya besar bagiku.
Mereka tidak hanya lucu, melainkan menunjukkan tingkat kesadaran meskipun dalam tahap yang tidak signifikan. Aku tidak sedang membicarakan kecerdasan, sebab semua bayi pada dasarnya merupakan pembelajar yang ulung. Common sense-nya adalah, semakin banyak stimulasi yang diberikan, semakin meningkat pula tingkat kecerdasan mereka.
Yang sedang kubicarakan saat ini bukanlah tentang kecerdasan, melainkan sebuah keanehan bagaimana para toddler ini sudah membangun “consciousness” di usia se-belia itu. Ini adalah sebuah kasus yang menarik bagiku.
Sumber gambar dari sini
Aku juga mengikuti perkembangan keviralan para bayi yang kesadarannya sudah terbangun, termasuk dari luar negeri yang semakin hari semakin banyak jumlahnya.
Sebagai contoh, jika Anda mencari kata kunci “fully conscious baby” di platform TikTok, Anda akan menemukan segudang video yang menunjukkan betapa mengejutkannya apa yang Anda tonton. Bayi-bayi yang bermain stacking cups atau bermain darts (panahan) laiknya orang dewasa.
Pemandangan ini seolah menentang logika dan membuatku bertanya-tanya tentang apa yang menyebabkan gelombang kasus ini terjadi di waktu yang bersamaan.
Salah satu video yang paling mengesankan adalah yang menampilkan seorang bayi yang tengah digendong ayahnya. Lalu, sang ibu bertanya, "I have a question for everybody, who wants to go to the Four Seasons Orlando?" Atau dalam bahasa Indonesia artinya, "Siapa yang mau ke Four Seasons Orlando?"
Perlu diketahui, Four Seasons adalah resor mewah terkenal yang 70% lebih sahamnya dimiliki pakwa Bill Gates melalui Cascade Investment-nya. Dengan sigap, sang bayi menjawab sambil mengacungkan satu jarinya, "Me!"
Ekspresiku saat itu, “What the hell!” Bagaimana bisa seorang bayi yang usianya kutaksir kurang dari setahun bisa meresponnya dengan penuh kesadaran?
Peristiwa ini memantik pertanyaan penting di kepalaku, “Apakah awakening era akan segera tiba dengan kehadiran para bayi-bayi ajaib ini?” Yang kutahu, carut-marutnya dunia saat ini akan melahirkan orang-orang yang kesadarannya meningkat. Kesadaran yang kumaksud adalah kesadaran spiritual, suatu pencerahan yang melampaui batasan-batasan duniawi yang fana.
Sumber gambar dari sini
Ini mengingatkanku dengan konsep "Indigo Children," anak-anak yang diyakini memiliki kemampuan luar biasa dan kesadaran spiritual yang tinggi sejak lahir. Mungkinkah bayi-bayi viral ini adalah bagian dari gelombang baru anak-anak indigo?
Apakah mereka adalah manifestasi dari evolusi manusia yang mulai menunjukkan tanda-tanda awal pencerahan kolektif (collective enlightenment)? Atau bisa jadi ini adalah proses yang sedang membawa kita, umat manusia, menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi, di mana batasan-batasan antara realitas fisik dan spiritual mulai memudar.
Fenomena demam bayi yang kita saksikan saat ini mungkin hanyalah puncak gunung es dari sebuah proses transformasi besar yang sedang berlangsung. Sebuah proses yang akan membawa kita menuju era baru, di mana kesadaran spiritual akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.
Semua pertanyaan dan spekulasi ini belum membuahkan apapun sampai tulisan ini kugubah. Kalau sudah ada jawabannya, nanti aku akan kembali menulis lagi.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Click Here
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit