Pagi ini kami bangun agak buru-buru. Sahuran pas menjelang subuh. Setelah itu kami shalat dan tidur kembali. Tapi saya tak pernah terlelap. Mungkin karena hari-hari belakangan saya tak pernah berusaha tidur paskasubuh. Biasanya setelah subuh, saya usahakan membaca Alqur'an sampai satu juz (kadang juga tak sampai). Setelah itu saya mengerjakan apa pun yang bisa saya lakukan. Olahraga ataupun membersihkan kuburan bapak saya.
Entah karena tidak bergerak sejak pagi, badan saya terasa letih sekali. Istri malah tanya, kenapa? Apa saya sakit? Kami rencana pulang ke Lamlo sore nanti. Saya tidak tahu. Sekitar jam sembilan, saya bangun dan mengangkut barang-barang yang harus dibawa pulang kampung (saya berusaha tidak mengatakan mudik), termasuk sepeda anak saya.
Karena antara garasi dan rumah agak berjauhan, mesti turun sekitar sepuluhan meter ke bawah, butir-butir keringat bermunculan. Dan ajaibnya, saya merasa agak lebih nyaman dibandingkan pagi tadi. Inilah dia, batin saya. Kunci sehat adalah olahraga. Setelah membereskan barang-barang ke dalam mobil, saya potong beberapa dahan ubi di belakang rumah yang menghalangi sinar matahari membelai anak-anak pisang yang saya tanam.
Selesai itu, saya pun mandi. Kemudian buka hape, baca beberapa pesan WA, dan mata saya tertumbuk pada status sahabat Hafidh Polem, komentar di bawahnya dan link lagu Meurupah Tumpok yang di-tag @bookrak Reza Mustafa di kolom komentar status Polem.
Saya coba beri pengantar ini:
Video di atas adalah tampilan Fuady Keulayu @fooart di Festival Aceh Documentary Film di Gedung Sultan Selim Banda Aceh yang membawakan lagu Meurupah Tumpok. Saya tidak tahu pasti kapan lagu itu dinyanyikan alumnus 2006 FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Unsyiah tersebut. Mungkin antara sekitar tahun 2010 sampai 2015. Di Youtube, kalau kalian mau lihat, ada dua versi aransemen lagu ini. Lagu di atas dibawakan dengan beat lambat, tapi yang dinyanyikan cepat, tampil di Haba Cafe Banda Aceh dengan performance Seungkak Malam Seulanyan Band. Ini lagu yang sama dengan beat cepat.
Silakan ditonton jika ingin. Dan ini liriknya dalam bahasa Aceh.
"Beh peu yang ka karu
Wahee teungku peu meudawa
Kamoe han ek le meudeungo
Sabee leungo dalam dada
Meurupah tumpok
Dalam nanggroe
Sabee keudroe-droe
Ta tem meudawa
Cok laju
Nanggroe keu gata
Asai bek karu
Kamoe ka sep jra
Jok keu rakan-rakan
Mangat simban
Bek le haba...
Reff
Hoe teuh hai polem
Cok gata saboh tumpok
Hoe teuh gata hai wali
Cok gata beurayeuk bagi
Yang raya misee
Jok asoe beulee
Yang tahe-tahe
Tunggai keulimeh
Meunyoe manteng na
Baru-baru ini beredar di media sosial plot anggaran untuk Polda Aceh, Kodam Iskandar Muda, dan Kajati. Berita ini membuat beberapa nitizen mengaitkannya dengan lagu Meurupah Tumpok karya Fuady Keulayu. Sebenarnya lagu ini tidak bicara persis mengenai pengganggaran dalam jumlah milyaran kepada instansi bertaring tersebut. Lagu ini pada awalnya berupa mimesis perseturaan antara sesama mantan kombatan dengan berdirinya PNA. Berpisahnya para mantan kombatan ini banyak melahirkan kejadian-kejadian yang menyalahi tujuan semula untuk apa mereka dulu mengangkat senjata. Setelah damai, mereka diberi ruang politik, pola lama kembali mencuat. Hanya berubah pada sisi subjeknya saja.
Ironis sekali, status ini bukan persoalan tak pantas instansi vertikal tersebut mendapatkan dana Otsus. Tetapi ada hal-hal lain yang lebih urgen yang mestinya mendapatkan anggaran. Lihat status lanjutan dari status di atas juga dari Hafidh Polem di beranda FB-nya.
Tentang masalah ini, biarlah dianalisis pakar sosial dan politik. Mengapa anggaran pembangunan rumah dhuafa malah dipangkas, tapi kebutuhan luks aparat penegak hukum malah diakomodasi. Apakah begitubagi-bagi tumpok ala mereka? Sudahlah. Sekarang pukul 01 kurang sebelas. Shalat dan siap-siap pulang ke rumah mertua. Bye...
Get that brat ji meudoda teuntra ngôn plisi di Aceh jinou Yaa😂😂 tapi lagu nyan ka paih 😉 miseu ka troih watèe suson anggaran chit meunan...
Koppalo ka ji Koh lom anggaran rumoh dhuafa, na can botak awak Cet Langet Rumoh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ha ha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pokok jih cit teumpat meucuca nanggroe meutuah nyoe.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Beurame yang share ata si polem. Biar . . . pecahkan saja gelasnya. Biar . . . gabuek sikit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha..bereh. Maaf tadi tidak sempat berkunjung, karena uroe tarek that. Padahai ka rencana jak cuma lagee haba nyan. Singeh nyoe na wate long jak u rungkhom..👍Terimakasih @gebrielmiswar
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Poh 4 ka lon balek u Lamlo.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit