Dulu, ketika saya kuliah, saya punya seorang teman wanita. Ia selalu bercerita, bahwa ia sangat mengagumi seorang pria di lingkungan kami.
Ya, pria itu memang tampan, baik hati, murah senyum. Perawakannya tegap, pandai bergaul, dan selalu membantu orang. Pria ini, merupakan idola para wanita, wajar saja jika teman saya terpincut, karena tidak hanya dia, tapi hampir banyak wanita lain juga yang mengidolakannya.
Teman wanita saya, hampir setiap kami ketemu, pasti menceritakan kekagumannya pada pria ini. Jujur saja, saya pribadi, ketika melihat teman saya ini, saya agak pesimis. Berapa besar kemungkinannya, sesorang yang diidolakan banyak orang, menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak terlalu kenal dengannya? Bak seorang artis, dengan seorang fans.
Namun, apa yang terjadi? Beberapa tahun berselang, mereka menjalin sebuah hubungan.
Beberapa bulan berselang, saya kaget mendengar kabar tersebut. Tidak hanya saya, semua orang. Semua sangat yakin, bahwa hubungan mereka akan berjalan baik dan lancar. Bagaimana tidak? Seorang wanita, berhasil mendapatkan orang yang benar-benar ia kagumi, benar-benar ia harapkan, benar-benar ia cintai. Bukankah indah?
Beberapa bulan berikutnya berselang, saya kaget mendengar kabar lainnya. Tidak hanya saya, semua orang. Wanita itu, putus hubungan dengan sang pria yang ia cintai. Bagaimana mungkin? Bukankah ia mendapatkan sesuatu yang ia harapkan? Bukankah ia mendapatkan sesuatu yang sangat ia inginkan?
Singkat cerita, selepas menjalin hubungan. Sang pria sangat senang, mengetahui bahwa ada wanita yang sangat mencintainya sepenuh hati. Karenanya, pria ini ingin membalas perasaan cinta sang wanita sepenuhnya, lebih bahkan kalau bisa. Sang pria, melakukan hal apapun untuk membahagiakan teman saya ini. Menurutmu, ini membahagiakan?
Beberapa bulan berselang, sang pria lebih sering menghabiskan waktu dengan sang perempan, lebih sering mengorbankan kepentingan dirinya sendiri demi sang wanita. Hingga akhirnya, urusan akademik sang pria terbengkalai, kehidupan sosialnya pun mulai terganggu. Tapi, bagi sang pria, tak masalah, selama wanita yang kini menjadi pujaannya ini, merasa bahagia. Padahal, tahukah kamu? Teman saya, ia kehilangan respek pada sang pria.
Bukan, bukan pria seperti ini yang ia harapkan. Bukan pria yang meninggalkan kewajibannya, bukan pria yang meninggalkan teman-temannya, bukan pria yang melupakan urusan akademiknya, bukan. Pria yang ia kagumi, berubah menjadi pria yang tak ia harapkan. Pria yang ia cintai, berubah menjadi pria yang ia benci. Pria yang dulu ia sukai, kini telah berubah. Perubahan pria itu pulalah yang merubah perasaan sang wanita.
Kini, sang pria keluar dari kuliahnya, entahlah menjadi apa, saya tak ingat. Teman wanita saya, tetap bahagia dengan status singlenya, ia tetap menjadi ia yang biasanya. Namun, kisah mereka, menjadi pelajaran yang besar bagi saya.
Bagi saya? Belum tentu. Pasangan yang benar-benar bahagia, bukanlah pasangan yang kita inginkan, melainkan ia, yang kita butuhkan.
Maka, jangan bersedih, jika hari ini, kamu tidak mendapatkan seseorang yang sangat kau impi-impikan. Karena, yang benar-benar tahu bahwa ia adalah yang terbaik, hanyalah Tuhan.
Bukankah yang kita inginkan, belum tentu kita butuhkan?