[Better Life] : THE DIARY SEASON 3 : 21 MEI 2021 (Rumah Sesungguhnya)

in hive-103393 •  4 years ago 

IMG-20210520-WA0005.jpg

Pernah tidak, kamu menemukan seseorang yang berhasil membuat akal sehatmu menguap seketika? Kamu hafal cara berjalannya, kamu selalu ingat letak tahi lalat kecil di wajahnya, kamu masih sangat ingat cara bicaranya, gaya tulisan obrolannya di sosial media. Kamu bahkan mem-back-up seluruh data percakapan dengannya untuk kamu jadikan sebuah ritual sakral: membacanya setiap malam menjelang tidur.

Aku pun pernah mengalaminya.

Aku pernah terlalu mencintai seseorang hingga hilang kesadaran. Kala itu, aku selalu tak pernah absen untuk membuka sosial media miliknya. Hari ini ada kabar apa ya, tentang dirinya? Apa maksud dari kalimat-kalimat yang ia tuliskan di sosial media miliknya? Apa tulisan itu untukku? Ataukah tulisan itu ditujukan untuk perempuan lain yang mungkin diam-diam ia dambakan? Tentu saja aku masih berharap akan ada satu saja kalimat yang bercerita tentangku.

Aku adalah orang yang paling bersemangat ketika ada temannya, teman dari temannya, menceritakan tentang dirinya. Yaaah, meskipun cerita itu adalah cerita yang sebenarnya tidak penting-penting amat. Bagiku, semua hal tentangnya adalah penting. Terdengar geli di telinga, ya? Namun memang itulah yang aku rasakan saat itu.

Suatu hari, ketika ada seorang teman yang memutar satu film—aku seketika teringat dengannya. Karena film itu adalah salah satu film favoritnya. Selanjutnya, ketika ada teman lain yang meneguk satu gelas minuman, aku juga spontan teringat dengannya. Dengan alasan yang sama, karena minuman tersebut adalah minuman yang pernah menjadi obrolan kami berdua. Bahkan ketika aku menginjakkan salah satu kota, aku juga langsung teringat dengannya. Alasannya semakin tidak masuk akal. Dia bilang, di kota tersebut ada salah satu saudara jauhnya. Seluruh hal kecil yang ada hubungan dengannya seperti menjadi hal penting yang harus aku pahami, agar aku semakin bisa memahaminya dengan utuh.

Tumblr_l_6515806768614.jpg

Hingga pada suatu ketika, rasa cinta ini menjelma menjadi sebuah kepercayaan diri. Aku terlalu percaya diri bahwa aku telah berhasil menempati satu ruang di palung hatinya. Tentu saja, sejak itu aku melakukan hal-hal yang membuatnya semakin tertarik kepadaku. Penampilanku, keahlianku, kepandaianku, kelebihan yang ada pada diriku dan juga kecantikanku. Bahkan aku sempat bangga bisa menatap wajahnya meski dalam jarak yang lumayan jauh. Begitu saja aku sudah senang bukan kepalang.

Pada satu waktu, bagai dibentur batu besar di kepala, aku baru menyadarinya bahwa aku tak benar-benar mengenalnya selama ini. Aku pikir, aku yang paling mengenal keluarganya. Aku pikir aku yang paling tahu tentang keresahan hidupnya—juga segala mimpinya. Rupanya tidak sama sekali. Dia terang-terangan berkata kepadaku bahwa ada wanita lain yang kini sedang diperjuangkan olehnya habis-habisan. Ternyata selama ini, lebih dari dia hanya menganggapku teman, dia bahkan menganggapku tak pernah ada.

Sejak itu, aku memilih memutar jalan. Aku berpikir, barangkali dia bukanlah tujuanku selama ini. Benar saja, dia hanya persinggahan yang harus ditinggalkan karena bukan tempat tujuan. Dia dihadirkan Tuhan hanya untuk menjadi sebuah pembelajaran.

Tumblr_l_6535096378539.jpg

Sekarang, masa pembelajaran itu sudah terlewat. Tidak apa. Aku tetap mensyukuri kehadirannya. Berkat dia, aku berani berkata jujur, berani menyatakan perasaan, menerima dengan lapang bahwa aku memang bukan tujuan.

Kini aku telah sampai tempat tujuanku—rumah sesungguhnya untukku. Rumah yang hingga nanti akan menjadi rumah ternyaman untukku pulang ke mana pun aku pergi. Yang selalu memberikan aku sejuk kala terik menyerang. Yang selalu memberikan teduh, kala hujan tiba-tiba datang.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  
Loading...