Orang Berakal Tidak Pernah Binasa

in hive-103393 •  3 years ago  (edited)

Dalam kehidupan sehari-hari, baik pergaulan di warung kopi atau dalam forum-forum resmi, hindarilah debat kusir yang tidak berujung. Lebih baik berdiskusi yang menghasilkan kesimpulan dan tidak menyinggung perasaan. Bijaklah dalam berbicara, yang dengan itu pergaulan menjadi lebih bermakna.

Sebaliknya debat tanpa ujung akan melahirkan persinggungan dan perselsihan, ujung-ujungnya akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik. Bicaralah dengan akal bukan dengan emosi. Kata Endatu dalam hadihmaja: ureung areh hantom kanjai, ureueng meuakai hantom binasa. Orang bijak itu tidak pernah mendapat malu, orang yang berakal juga tidak pernah binasa. Artinya orang bijak dan orang berakal itu selalu mendapat keselamatan dan kemenangan dalam pergaulannya.

Bijak itu bukan hanya dalam tutur kata saja, tapi lebih dari itu dalam mengelola harta juga kita perlu bijaksana, menggunakan sesuai kadar kebutuhan dan tentunya pada tempat dan posisi yang benar. Jangan pula kikir dengan harta, kata Endatu dalam hadihmaja: hareuta nah an tapajoh, tatroh keu eumpeuen tanoh, watee teuga jak u gle, watee saket woe u rumoh. Ada harta tidak di makan, disimpan jadi tanah, waktu kuat pergi ke gunung, waktu sakit pulang ke rumah.

Maksud dari ungkapan hadihmaja tadi adalah, waktu ada rezeki hendaknya jangan kikir, untuk sendiri saja tidak dimakan sampai disimpan membusuk jadi tanah. Tapi bijaklah membelanjakan harta dengan semestinya sesuai kadar kebutuhan. Gunakanlah harta untuk menopang hidup masa tua, jangan dihabiskan sekaligus pada masa muda dengan berfoya-foya.

Selain itu, masih soal harta, jangan pula bertengkar hanya karena persoalan harta benda, ambillah yang menjadi hak anda, dan berilah hak orang lain sesuai kadar dan ketentuannya. Pesan Endatu dalam hadihmaja: hareuta gob tajoek keu gob, mate srob tameudakwa. Harta orang lain berikan kepada orang lain, jangan sampai mati karena bertengkar soal harta. Ini juga merupakan sebuah kiasan bahwa orang-orang yang bertengkar tentang urusan orang lain akan membawa kesusahan pada dirinya sendiri.

Kalau ada perselisihan dalam kehidupan bermasyarakat, dalam hal apapun, bukan hanya soal harta benda saja, hendaknya diselesaikan dengan bijak. Sebuah perselisihan muncul tentu ada sebabnya. Dari sebab muncul akibat, seperti kata hadihmaja: asap dali apui meuduli. Asap itu akibat dan apilah penyebabnya.

Intinya sesuatu perkara ada sebab akibatnya. Dalam hadihmaja lain disebutkan: asap jipeutunyok apui, dali jipeutunyok meudeuli. Asap menunjukkan api, sebab menunjukkan akibat. Meuyoe hana apui pane na asap, kalau tidak ada api mana ada asap. Kemudian dalam hadihmaja lain hal yang sama juga dinukilkan bahwa asai jipeutunyok usui, dali jipeutunyok meudeuli. Maknanya juga sama sesuatu yang berkaitan dengan sebab akibat.[]

cakradonya6.jpg
Foto hanya sebagai pelangkap postingan sumber

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

hoe ka nyak kaoy kadua peukan hana deuh bak rangkang

Teungoh sibok bak rangkang siat ngon Polem.

image.png