Senja baru saja tenggelam dibalut malam. Kesibukan sudah mulai terlihat di Kasga Record, sebuah rumah di kawasan Pangoe Deah, Kecamatan Uleekareng, Kota Banda Aceh. Malam itu, Sabtu, 25 Desember 2021, Syekh Ghazali Lkb punya hajatan makam malam dan silaturrahmi anggota DPR RI Rafli Kande bersama Kasga Record dan sahabat kreatif.
Sejak sore dua tenda sudah dipasang, satu di halaman depan teras, satu lagi di sisi barat. Di pintu masuk sudah ada meja prasmanan, hidangannya kuwah beulangong sie kameng. Di sudut utara dekat tenda sebuah kuali besar ditutup daun pisang masih berada di perapian. Sementara di balai-balai sisi timur halaman beberapa anak muda bercengkrama.
Tamu terus berdatangan, di teras sudah ada budayawan Thayeb Lhoh Angen, penulis novel Teuntra Atom dan Aceh 2025 ini terlihat santai menikmati tontonan di telepon selularnya. Ia sedang menikmati film animasi action. Di pintu rumah kemudian keluar Syekh Ghazali Lkb, ia sudah berganti busana. “Sebentar lagi kita mulai, yang punya hajatan sedang menuju kemari,” katanya.
Zainal Arifin melakukan siaran langsung untuk SerambionTV [foto: TLA]
Tak lama kemudian dari halaman tampak penyanyi senior Aceh Firsa Agam. Setelah menyalami beberapa orang, pelantun tembang Keunangan Cinta itu duduk bergabung dengan para tamu lainnya. Setelah itu hadir pula Tarmizi A Hamid kolektor manuskrip Aceh yang sering disapa Cek Midi. Setelahnya hadir pula Wiratmadinata sastrawan yang pernah menjadi Juru Bicara Pemerintah Aceh.
Sekitar pukul 21.00 WIB Rafli Kande bersama rombongan tiba, makan malam bersama pun dimulai. Tapi pelantun dendang Hasan Husen itu tidak langsung makan, ia dicegat di pintu masuk oleh beberapa wartawan. Tampak Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia Zainal Arifin melakukan siaran live untuk SerambionTV.
Usai bersama Zainal Arifin, Rafli masuk mengambil piring dan menaruh beberapa potong daging tanpa nasi. Ia menikmatinya sambil bercengkrama dengan para tamu di bawah tenda. Beberapa penyanyi muda yang sedang diorbitkan Kasga Record yang duduk di belakang meja prasmanan sesekali melirik ke arah Rafli, mereka seolah tak sabar untuk menikmati dendang-dendang hits dari pria yang kini jadi anggota DPR RI itu.
Rafli di meja prasmanan bersama Syekh Ghazali Lkb [Foto: TLA]
Organ tunggal keyboard dan gitar sudah disiapkan di teras rumah. Syekh Ghazali Lkb tampil membuka acara. Ia menjelaskan, acara makan malam itu hanya sebatas silaturrahmi dengan para sahabat kreatif sambil memperingati dan mengenang sahabat yang menjadi korban musibah tsunami Aceh. “Tidak ada yang lain, apa lagi politik, ini murni malam kebersamaan,” ujarnya.
Setelah itu Rafli yang baru selesai makan langsung mengambil microfon. Ia juga mengatakan hal yang sama. Ia terkenang pada almarhum Syamsuddin Jalil. Pria yang sering disapa Ayah Panton itu merupakan penulis beberapa lagu etnik Aceh yang dinyanyikan Rafli.
Rafli kemudian mendendangkan lagu Ubat Hate dari album Syurga Firdaus – Syiar dan Syair yang pernah melambungkan namanya di belantika musik Aceh. Ia meminta para tamu untuk bernyanyi bersama. Ketika ia berdendang “ubat hate” para tamu menjawab “Allah Allah,” lalu ketika di berucap “ubat sosah” maka dijawab pula “rame syedara,” begitu seterusnya sampai lagu berakhir.
Rafli dan Syekh Ghazali Lkb menikmati makan malam [foto: dok pribadi]
Rafli kemudian “menodong” Firsa Agam untuk berbagi cerita. Pria yang disapa Cut Lem itu tidak dapat mengelak. Ia pun kemudian berkisah tentang kiprahnya di dunia tarik suara. Firsa Agam mengaku awal keterlibatanya dalam dunia tarik suara bermula dari kiprahya sebagai penyiar radio. Adalah Doles Marsel yang menjadi mentornya.
“Saya orang Aceh Besar tulen, tapi dikira orang Bireuen karena lagu saya Keunangan Cinta bercerita tentang gadis Bireuen. Senior saya dalam menulis lagu itu Bang Doles Marsel, saya banyak belajar darinya,” ungkap Firsa Agam.
Setelah itu giliran penyair Wiratmadinata yang ditodong untuk bernyanyi. Pria asal dataran tinggi Gayo itu membawakan dendang lawas Buih Jadi Permadani milik Exists. Pria dengan topi koboy itu mencoba sebaik mungkin membawakan lagu patah hati itu, meski ada beberapa nada yang loncat-loncat.
Malam semakin larut, para tamu satu persatu mulai meninggalkan tempat acara, Rafli yang seolah bertindak sebagai MC itu meminta beberapa penyanyi muda untuk ikut bernyanyi diiringi organ tunggal. Begitulah malam kebersamaan itu terus berlanjut dari satu dendang ke dendang lainnya sampai malam mencapai puncaknya.[]
Ternyata na loen yang acara nyan. Laen hie long inan bak foto hehe
Saleum keu artih gaek Firsa Agam.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Get, watee meurumpok lon sampaikan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit