Di sudut kota Bireun, kami menjalani selaturrahmi sambil menikmati secangkir kopi
Hari-hari besar Islam memang selalu indah untukm dijalani dan diceritakan. Hal itu tidak lepas dari ciri khas yang menjadi inti dari hari besar itu sendiri. Uniknya, hari-hari itu memiliki inti dan ke-khasan masing-masing, yang tentunya berbeda. Hari ini, selaku umat Islam, saya menjalani plus menikmati salah satu hari besar Islam yaitu hari Idul Adha.
Meski sudah masuk dalam momen lebaran, semalam saya tetap saya di pondok pesantren. 5 kursi berderet kembali menjadi tempat untuk memuaskan kelelahan saya di kantor LBM. Walau hanya tidur beberapa jam saja, saya harus bangun cepat-cepat dan langsung pulang ke rumah, mengganti pakaian dan bersiap-siap menuju ke mesjid untuk menunaikan ibadah sala idul Adha.
Tempat jam 07:00, saya sudah berada di mesjid Poe Teumeureuhom. Menjelang dimulainya salat, para jamaah dengan serentak mengikuti bacaan takbir yang dipimpin oleh bilal mesjid bersangkutan. Jam 7 adalah waktu yang sedikit lebih awal daripada waktu pergi untuk salat idul fitri. Hal ini menjadi wajar manurut saya. Karena waktu salat idul fitri dan idul adha memang tidak memiliki waktu yang sama. Waktu salat idul adha relatif lebih awal daripada idul fitri. Hal ini telah menjadi ketetapan resmi dalam Islam karena dialasankan pada sebuah kegiatan inti dari idul adha yaitu menyembelih qurban setelah salat. Jadi waktu pelaksanaan salat yang lebih awal dapat diharap efektifitas dalam bekerja untuk berqurban.
Waled Nuruzzahri (Waled NU) sedang berkhutabah di Mesjid Poe Teumeureuhom
Setelah salat dan khutah idul adha selesai, saya langsung menuju ke rumah Abu MUDI (dalam komplek dayah MUDI). Meski kepedean sebagai orang yang paling cepat menuju ke rumah Abu, ternyata saya harus bersabar juga untuk menunggu antrian masuk. Hampir seluruh jamaah dalam mesjid menuju ke rumah Abu setrlah mereka bersalaman dengan Waled NU.
Antrian panjang menuju ke rumah Abu (via airdrop)
Sekitar jam 11 siang, setelah pulang dari makam Ayah tercinta saya merasa lelah. Karena itu saya kembali ke dayah. Lagi, lagi, dan lagi, 5 kursi yang tersusun dengan rapi menjadi saksi bisu bagi saya untuk meredakan kelelahan itu di kantor LBM. Suasana kantor yang sepi menjadi kesempatan bagi saya untuk bisa tidur sedikit lebih lama.
Tempat tidur epik di kantor LBM
Jam 1 siang saya bangun kembali. Setelah menunaikan ibadah salat dhuhur, saya kambali ke rumah. Kali ini munuju ke menasah untuk menyaksikan proses mendistribukan daging kurban kepada mustahik. Meski waktu sudah menjelang asar, panitia kurban masih balum siap membagikan daging kapada masyarakat. Jumlah kurban yang relatif banyak mungkin menjadi alasan butuh waktu banyak itu.
Setelah asar, saya pergi ke kota Bireun untuk memgambil daging kurban kakak di sana. Butuh satu jam perjalanan untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Tiba di rumah kakak, saya sempat menghabiskan waktu sejenak untuk berbincang hal-hal yang bersifat penting untuk dibicarakan. Setelah mengambil daging kurban saya bergegas pulang. Sebelum menuju ke kampung halaman, saya dihubungi oleh salah satu kawan yang berdomisi di kota Bireuen untuk mengajak ngopi sebentar.
sebelum pulang ke kampung halaman, sejenak bersama kawan-kawan di Defare
"Defare", bagitu nama warkop yang berada di salah satu sudut jalan kota Bireuen yang kami pilih sebagai tempat untuk ngopi sebentar menjalang saya kembali ke kampung halamann. Satu kata untuk kopi racikan barista Defare "number uno". Setelah sekiat satu menghabiskan waktu sedut kota itu, saya pamit untuk pulang ke Samalanga
Hormat kepada@radjasalman @el-nailul @herimukti selaku guru-guru kami di steemit
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone 7 plus |
iOs | 15it |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
Click Here
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih banyak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama-sama bg
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
MInal Aidin Walfaizin, mohon maaf lahir dan batin gure @joel01, saleum ke keluarga mandum
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama, bang @el-nailul. Minal Aidin Walfaizin mohon maaf lahir dan batin.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saleum keu si bal ngen si daffur gure
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Siap. Cuma urejng nyoe hana le sajan lon ino.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hoe ka geu jak gure
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit