Jika orang-orang lain memandang pagi adalah sebuah kesegaran, maka bagi saya hari ini pagi adalah sebaliknya yang mereka pandang. Bukan karena lain, alasannya memang cukup kompleks tapi yang paling bertenaga dan berbunyi adalah efek bergadang. Mungkin, hanya mungkin orang lain juga akan merasakan apa saya alami saat ini jika mereka tidak tidur malam.
Bersamaan dengan hari jumat yang saling kali diselamatkan dengan berakah saya terpaksa memaknai berkah itu dalam arti sedikit memaksa. Setelah sarapan pagi, saya menuju ke kantor LBM untuk sejenak saya habiskan waktu di sana. Meski jaga dengan kondisi sedikit memaksa saya menyempatkan diri untuk membaca.
Tafsir di belakang saya sebenarnya berwujud sepuluh kali lebih besar. Jāmi‘ al-Bayān ‘an Ta’wīl Āy al-Qur’ān atau lebih identik dengan Tafsir al-Thabari.
Sebagai pemilik istikamah yang selalu menyala, Imam Muhammad Ibn Jarir al-Thabari (w. 310 H) berhasil mempersembahkan magnum opusnya: Jāmi‘ al-Bayān ‘an Ta’wīl Āy al-Qur’ān, namanya. Beliau adalah di antara murid al-Rabi’ al-Muradi (w. 270 H) dan al-Hasan al-Za’farani (w. 260 H)
Ketika beliau berniat untuk menulis tafsirnya di belakang saya, beliau berkata kepada murid-muridnya, “Apakah kalian bersemangat untuk menulis tafsir Al-Qur’an?”
Mereka bertanya, “Berapa panjangnya?” Ia menjawab, “Tiga puluh ribu halaman.” Mereka berkata, “Itu jumlah yang akan menghabiskan umur sebelum selesai,” maka ia meringkasnya menjadi sekitar tiga ribu halaman. Maka kita saksikan setebal di belakang saya.
Demikian kira-kira yang saya baca di kantor LBM
Setelah puas beristirahat, saya terjaga kembali menjelang salat jumat tiba waktu pelaksanaannya. Salat jumat tempat biasa dengan pakaian sebagaimana yang sebelum-sebelumnya.
jumat berkah di depan pesantren
Mulai setelah menunaikan ibadah salat asar, saya kembali lagi ke kantor LBM. Jangan tanya kalau saya sebut nama yang satu ini. Namanya saja Lajnah Bahstul Masail atau yang lebih dikenal dengan lembaga penelitian hukum agama. Ya, isi ruangannya saja kitab dan buku semua. Jangan pernah berpikir kalau ke sini untuk main futsal. Hehe
di kantor LBM
Tahukan, runut kegiatan hari ini ada yang satu belum saya sertakan. Terasa aja tidak sempurna kalau saya sebut nama Rasie Kopi di sini. Hehe. Ya. Setelah magrib saya menuju ke Rasie Kopi. Sebagaimana serta seperti sebelum-sebelumnya saya pergi sendirian untuk menikmati secangkir kopi. Karena syarat dan rukun ngopi hanya kopi dan orang yang meminumnya. Bukan kawan apalagi musuh. Hehe.
Rasie Kopi
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone Xs Max |
iOs | 18 |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |