Saya, Anda, Kita semua punya rasa yang berbeda walaupun dalam waktu dan tempat yang sama. Semua itu tergantung bagaimana cara kita berpikir. Orang yang pikirannya tidak terpengaruh dengan kondisi di lingkungan sekitarnya, jika berada dalam kondisi ramai ia tetap merasa kesepian. Karena keramaian di sekitarnya tidak mampu menyentuh perasaan yang sedang ia gulingkan di alam yang tak nyata alias pikiran. Saya acap kali berada dalam kondisi seperti ini. Wa bil khusus ketika berkunjung ke tempat duka.
Pagi hari tak ada kegiatan yang beberapa hari terakhir saya sering menulis bagaimana saya memulai kegiatan dari pagi hingga siang.
Kegiatan hari ini di mulai setelah salat zuhur. Setelah beberapa saat menghabiskan waktu di rumah, saya menuju ke warkop Rasie Kopi. Kali ini dan beberapa hari yang lalu. Meja rasi kopi yang tersusun empat kursi itu selalu saya isi sendirian.
di Rasie Kopi
Tapi kali ini saya berpikir sesuatu yang berbeda. Apakah keseringan saya pergi ke warkop sendirian karena sudah terbiasa sendirian atau karena memang masih masih dengan alasan yang sama: sendirian lebih leluasa mengatur waktu pulang dan lebih banyak hal yang bisa saya selesaikan. Saya cara berpikir tentang ini sejenak sambil menyeruput satu gelas sanger panas di warkop berkelas standar itu. Tapi sayang, saya tidak menemukan jawaban yang lebih kuat antara dua kemungkinan itu. Hehe
Setelah selesai menunaikan ibadah salat magrib, selanjutnya menuju desa Mideun Gedong untuk membantu apa yang mungkin di sana. Ya, malam ini adalah ke lima almarhumah mertua guru saya, Dr. Aba Helmi Imran. Kunjungan ini memberi satu pelajaran besar untuk saya.
di rumah duka
Sekitar jam 20:30 tamu berdatangan dari berbagai desa untuk membaca doa bagi almarhumah. Jumlahnya lebih dari sekadar cukup untuk disebut ramai. Tapi bukan itu intinya. Dalam suasanya yang relatif ribut itu, saya merasa sesuatu yang lain.
"Malam ini saya menyaksikan banyak manusia yang berdatangan dari berbagai penjuru untuk membaca doa, tapi apakah ini akan berlangsung hingga bulan-bulan atau tahun-tahun ke depan. Tentunya tidak. Kegiatan mulia ini akan selesai hanya sekitar dua hari lagi. Sementara setelah itu almarhumah akan mengandalkan seratus persen amalannya di dunia. Bagaimana jika saya nantinya pindah alam tapi tidak yang datang atau minimalnya tidak seramai ini? Bagaimana jika amalan yang saya tanam hari ini tidak ada apa-apanya?"
Demikian saya merenung dalam keramaian saat itu.
rutinitas di pondok Pesantren
Sekitar jam 22:00, setelah menyelesaikan beberapa hal yang perlu saya kerjakan di rumah duka, saya kembali lagi ke pesantren. Kali ini bukan mencari jawaban bagaimana jika saya meninggal nanti tapi gak ada yang baca doa, tapi untuk membaca dan menulis berapa tugas yang ingin saya selesaikan dalam waktu dekat ini.
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone Xs Max |
iOs | 18 |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |