Jika orang-orang memaknai aktivitas di rumah duka di tutup oleh yang namanya doa, bagi kami, khusus hari ini, kami memaknai lain dari itu. Ya, mungkin, hanya mungkin, perbedaan itu karena dilatarbelakangi oleh status kami saat melihat rumah duka. Sebagai murid, kami tentu diembankan lebih banyak tugas dari mereka yang tidak berstatus sama. Jika orang-orang pada umumnya pergi ke rumah duka hanya ingin membaca doa dan berkenduri, maka kami hari membereskan semua hal yang berkaitan itu. Katakanlah jika dengan bahasa singkat gotong royong.
Rencana awalnya kami akan bergotong royong pagi, tapi karena banyak yang berhalangan serta ditambah karena ada santri yang sudah disiapkan jadwal kami undur setelah siang.
di parkiran hendak pulang ke rumah
Jadi, pagi saya pulang ke rumah lebih dulu untuk mengisi energi. Sarapan pagi maksudnya. Belum sampai satu jam saya berada di rumah, saya menuju ke warkop Rasie Kopi dan kali ini sendirian lagi.
di warkop Rasie Kopi
Hampir saja saya bisa mengatakan bahwa setiap kali saya menuju ke warkop Rasie kopi. Tambah lagi hari ini saya menghabiskan waktu lehir dari tiga di jam di sana. Tentu banyak hal yang saya selesaikan di sana. Mulai dari menulis diary sampai menyelesaikan beberapa kemusyikalan dalam bidang hukum fikih Islam. Mungkin, hanya mungkin, inilah hikmah saya tidak memiliki banyak kawan akrab, jadi tidak banyak yang saya pertimbangan saat menuju ke warkop.
Setelah salat zuhur —sebagaimana yang sebelumnya saya sebutkan— saya menuju ke rumah duka untuk membereskan segala hal yang perlu kami selesaikan di sana. Di sana bukan hanya lenting kami yang bekerja. Banyak santri yang bahkan sudah duluan berada di sana.
aktivitas di rumah mertua almarhumah guru kami
Di antara hal yang kami selesaikan adalah membongkar tenda. Kita semua mungkin tahu bagaimana mekanisme cara bekerja dalam hal ini. Jika kita pernah tentunya. Sebagaimana yang terlihat di dalam gambar, bahwa perkerjaan ini memang berat dan sifat memang kasar. Tapi bagi kami ini bagian dari perkerjaan yang ringan. Mungkin, hanya mungkin anggapan ini karena kami acap kali berhadapan dengan tentangan dan pekerjaan lain yang terasa lebih berat dari sekadar mengangkat benda berat. Yang saya maksud adalah berpikir. Tahulah ya, gimana capeknya kalau satu hal yang memaksa pikiran untuk menguras energi nalar itu. Semoga tahu. Hehe.
kondisi di dalam kamar
Malam hari ini setelah salat magrib tidak ada lagi acara ngopi-ngopian. Pasalnya ada beberapa tugas yang harus saya selesaikan dalam waktu dekat ini. Bukan angkat tenda. Hehe. Tapi ada beberapa tema yang relatif berat yang ditumpahkan kepada saya untuk saya tulis. Demikian cerita saya hari ini. Semoga ada bumbu yang dapat menyemangati Anda. Ya, semoga.
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone Xs Max |
iOs | 18 |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit