Selalu ada cerita yang disungguhkan oleh pirikan saya proses antrian mengambil obat ibu berlansung. Terserah dimana tempat itu. Kali ini di salah satu apotik yang ada di kampung lancok. "Fafasya", demikian tertulis di depan tokonya.
Pagi hari, libur pangajian bersama al-Mukarram Abu MUDI masih terus berlangsung. Oleh karena itu, setelah menunaikan ibadah salat subuh, saya pulang ke rumah. Setelah selesai beberapa kegiatan di tempat kelahiran saya itu, saya melanjutkan untuk beristirahat.
Setelah salat dhuhur, seperti biasanya; ngopi. Dan dengan selera yang sama mulai dari tempat hingga jenis kopi yang ingin dinikmati. Yakni, Fuaddi Coffe adalah tempatnya dan Sanger Panas adalah minumannya.
Setelah tiba di tempat tujuan, lebih dulu mampir ke ATM terdekat untuk menarik uang cas. Setelah sabar menunggu antrian di ATM sekitar 3 menit, selanjutkan menujubke Fuaddi Coffee.
saat di ATM
Memon di Fuaddi adalah sebagaimana yang sering saya ucapkan; bagi saya, ngopi bukanlah sekedar ngopi melainkan dibarengi dengan beberapa misi yang sedang saya perjuangkan. Mungkin, kapan-kapan saya akan memberitahu kalian. Ada banyak hal yang sedang pelajari dan harus saya selesaikan. Jadi, dimanapun saya duduk sangat rugi jika saya tidak memanfaatkan tempat itu untuk aktif berjuang. Apalagi warung kopi sebagai salah satu tempat yang paling sering saya berada di sana.
momen saat di Fuaddi Coffee
Oleh karena pertimbangan penting itu, sekali lagi, bagi saya, ngopi bukanlah sekedar ngopi. Bahkan itu amat sangat merugikan bagi saya.
Sore harinya, saya munuju ke tempat yang ping wajib saya pergi hari ini yaitu apotik. Karena apotik yang membuat saya harus pergi ke sana, tapi karena obat ibu di jual di sana. Jadi, itu penyebab wajibnya. Tidak jauh dari rumah, hanya butuh waktu sekitar 5 menit perjalanan. Setelah tiba di tempat tujuan, saya harus mengantri.
Waktu antrian yang relatif lama, membuat pikiran saya semakin lihai mengolah kata hingga membuat cerpen sedih. "Sampaikan kapan ibu saya harus mengosumsi obat"? Demikian substasi cerita yang dibangun hingga menerawang jauh tanpa arah.
momen saat antrian mengambil obat
Malam harinya, masih dengan kegiatan yang sama. Karena masih aktif acara festival muharram di TPA yang berada di bahwa naungan Dayah MUDI, maka saya masih dilibatkan sebagai tim notulensi lomba.
Setelah menunaikan ibadah salat insya, dengan berjalan kaki dari komplek daya MUDI, saya menuju ke tempat acara.
saat acara berlangsung di TPA
Setelah selesai acara, sekitar jam 23:30, badan terasa lelah. Entah kagiatan terlalu altif bergerak atau karena pikiran. Tapi, trserah kemana hendak diarahkan alasan itu, yang pasti tubuh butuh istirahat. Hehe.
Hormat kepada @anroja @radjasalman @el-nailul @herimukti
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone 7 plus |
iOs | 15it |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
Click Here
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit