Terus terang saya merasa sangat bersyukur karena telah dilahirkan dalam lingkungan hebat. Hebat untuk mendidik serta top dalam hal menjaga moral. Eh. Ini bukan juga saya gak bersyukur kalau seandainya saya tidak dilahirkan di lingkungan yang saya tapaki hari ini. Syukur jugalah. Mungkin lebih bersyukur malah. Hehe. Tapi bukan itu intinya.
Setelah melaksanakan ibadah salat zuhur di pondok pesantren saya kembali ke rumah. Mungkin Anda bertanya: "kok kegiatan hari ini di mulai dari siang sih". Jawab: karena sebelumnya itu saya tidak 'hidup'. Hehe. Maklum saja, semalam saya tidak tidur sama sekali.
Setelah makan siang di rumah, saya menuju ke Rasie Kopi. Memang sudah takdir begini kegiatannya. Kalau bukan tidur ya, ngopi. Satu sisi bosan, sisi lain sarat syukur. Saya gak gimana rumit hidup kalau udah nikah nanti. Aduh pasti capek. Harus kerja terus sepertinya. Kapan ke Rasie Kopi. Wkwkk.
momen di Rasie Kopi
Setelah menikmati indahnya hidup dengan secangkir kopi tanpa butuh istri, saya kembali lagi ke pesantren. Terus terang selama di warkop Rasie Kopi tadi, saya benar-banar gak tahu apa manfaat yang saya kerjakan di sana selain rasa senang tanpa efek apapun kecuali kesenangan itu sendiri. Pasalnya, di sana membaca tidak ada menulis juga tidak. Sedih juga ya. Hehe.
saksi dari lantai tiga di depan kamar
Sampai di pesantren saya sejenak menikmati kealamian alam di depan kamar. Aduh serba menikmati ya saya hari ini. Kayak seperti sufi saja saya. Haha. Tapi bagi saya itu cukup penting. Selain karena untuk menambah rasa syukur juga untuk tidak sadar sadar saja kalau hari ini saldo ATM saya Rp. 0. Haha.
Setelah salat magrib, saya menuju ke kantor LBM. Jaraknya sekitar 200 meter dari kamar saya. Saya menduga kalau masuk selesai magrib kantor akan terasa relatif sepi. Tapi tidak.
di kantor LBM
Ada lima bocah yang sedang ribut-ributnya di dalam kantor. Tahulah ya, level keributan yang diciptakan. Namanya saja bocah. Mereka seperti "quran tua" dibuang tidak boleh dibaca tidak bisa; diatur tidak bisa dinasihati juga gak masuk.
Tapi, pandangan itu hanya tergambar sejenak saat pertama kali melihat mereka. Seterusnya saya harus akui, mereka semua adalah orang-orang yang lebih hebat serta lebih beruntung karena dilahirkan di lingkungan yang sedang mereka tapaki; pesantren.
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone Xs Max |
iOs | 18 |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit