Setelah perjalanan yang cukup melelahkan dari Kawasan Bireuen. Saya kembali ke habitat semula.
Pagi hari yang mendung untuk kawasan Seulimeum dan sekitarnya, membuat saya telat beraktifitas. Saya kira masih jam 8an. rencananya mau ngopi dulu. Lihat jam, ternyata jarum jam menunjukkan arah jam 10.
Saya mengajak abdurrahman, untuk ke Lamtamot, Lembah Seulawah. Tujuannya untuk merapikan kayu di balai agar tak lapuk sendiri, karena disiram hujan, dibakar matahari, dimakan rayap.
Di perjalanan, singgah dulu ke cot sereutoh, alue glong.. untuk membeli dua botol air nira segar. jam segini biasanya dapat yang baru dibawa dari kebun. Eumm.. rasanya sangat segar, manis, dan bau khasnya tetap ada.
Buat yang sering ke Banda Aceh lewat seulimeum. Saya sarankan untuk cobain minuman ini yang masih segar. Belinya sama bapak-bapak yang bawa kotak sterofom di belakang sepeda motor. Sering mangkal di jalan, antara pekan seulimeum dan arah masuk Lamteuba. Dijamin Baru, segar, dan manis.
Sampailah kami di Lamtamot, Di Balai Darul Lughal Al Muhajirin. kondisinya pembangunannya masih dengan satu gazebo dan satu rumah Shelter. Insyaallah akan dibangun dalam bentuk Ma'had disini. Sekilas ada saya cerita di diary sebelumnya.
Kami langsung sigap, merapikan kayu-kayu. Ternyata banyak yang sudah lapuk karena faktor alam yang ekstrim tadi. Ditambah lagi suasana pegunungan yang lembab. Dimana jamur dan lumut hidup subur. Setelah rapi, kami menutupnya dengan Seng. serta mengganjalnya dengan besi.
Pekerjaan selesai... Waktu mendekati Zuhur. Kami masih ada satu rencana lagi.
Sebulan yang lalu, ada yang bilang bahwa lokasi diatas dari tempat kami, terdapat Makam atau kuburan orang Shalih. Beberapa saksi mata sempat merasakan keanehan berada disana.
Berdasarkan cerita orang setempat, saat pertama kali pembukaan lahan disitu. Tanaman menjalar kemana-mana, semak belukar dimana-mana. Namun tidak demikian pada makam tersebut. Keadaannya seperti di tanah pemakaman biasa. Hanya ditumbuhi rumput-rumput kecil dan tumpukan daun-daun kering.
Cerita kedua. Beberapa tahun belakang, pekerja yang memotong dan menurunkan kayu, memaksakan lembur hingga malam. Biar pekerjaannya tuntas malam ini. Mereka tak menghiraukan malam tersebut malam jumat. Padahal sudah diingatkan oleh mandor.
Singkat cerita. Ditengah kesibukan memburu pekerjaan, mereka semua melihat sosok putih dekat kuburan, sedang berzikir. Spontan mereka takut, macam kena mental begitu... mereka pulang dengan tangan kosong, hanya dirinya dan baju yang ada di badan. Keesokan harinya semua yang kerja malam itu sakit.
Warga Lamtamot tidak tahu nama asli beliau. Karena tidak ditemukan Ahli nasab sampai sekarang. Namun para warga menyebutnya Makam Teungku Chik Blang Reudeup. Semoga Allah menyejukkan dan melapangkan keadaan beliau di alam Kuburnya. Amiin.
Saya pun penasaran dengan makam tersebut. Kami memutuskan berziarah kesana. Mesti mendaki sekitar 500 meter atas sana. Sebagian rutenya masih bisa lewat motor. 200 meter lagi, mesti jalan kaki. Karena jalanan becek.
Kami mendapati pada rute tersebut penuh dengan kesejukan pegunungan, kicauan burung-burung, suara aliran hulu air.. Membawa ketenangan pikiran dan batin. yang mengalami pikiran stress dan tertekan, hubungi saya, ntar saya bawa kemari.
Sampai lah kami di jambo yang terdekat dengan makam. Kami berjumpa dengan bapak-bapak yang jaga kebun. Beliau yang mengarahkan kami ke makam tersebut.
Setelah ziarah, membaca alfatihah dan sedikit samadiah. bapak tadi bercerita.. "Dek, Disini lagi ada gajah. Sudah dua hari di posok situ. Tapi tenang, dia sepertinya jinak, dan lagi sendiri."
Bapaknya bercerita sambil nunjukin ke arah hutan... Ternyata kawasan ini merupakan lintasan dan persinggahan gajah. Dari hutan dekat makam hingga ke arah hutan lindung Gunung Seulawah.
Namun kami tidak bisa melihat dengan jelas karena gajahnya berada dalam semak-semak hutan. Sesekali memang bersuara, baik dari suara gajahnya maupun dari langkahnya.
Menarik juga tempat ini.
Berhubung sudah zuhur, kami pun tak bisa lama berada di tempat ini. karena ada tugas lain di Dayah lampisang. Saya pamit pada bapak yang jaga kebun tadi. Insyaallah beberapa hari kedepan akan berkunjung lagi.
Tulisan ini pun insyaallah akan dilanjutkan di tulisan berikutnya.
cc @ernaerningsih @radjasalman @steemitblfog @nazarul @anroja @steemcorator01 @steemcurator02 @muzack1 @el-nailul