Menu sarapan pagi ala makanan sultan bersama Teungku Murtaza
Usai menjalankan sebuah kewajiban yang diembankan oleh yayasan yakni mengajar di waktu subuh, saya bersarapan pagi ini di kantin pesantren, menunya adalah nasi putih dengan lauk telor dan mie instan campur bayam serta kerupuk yang begitu renyah. Porsi sebanyak itu saya santap barengan Ustadz Murtaza. Bukan main kelezatannya, serasa sedang di restoran aja, hehe. Beginilah kami anak santri, makannya apa yang ada saja, bahkan lebih terasa lauk beginian dari pagi daging dan sebagainya.
Pukul 09.00 saya telah stand by di kantor, seperti biasanya aktivitas pun saya kerjakan dengan baik dan semangat, tak lama kemudian, Awi menelpon saya, ia meminta saya untuk bisa memenuhi undangan ke rumah saudaranya yang berlokasi di Meuraksa, Meureudu. Dalam acara kenduri pasca meninggalnya neneknya.
Hendak berangkat ke tempat kenduri dengan mobil pick up
Katanya kami akan dijemput pukul 11.30, mendengar hal tersebut saya pun menyiapkan diri serta beberapa santri untuk memenuhi undangan duka tersebut. Perjalanan ke tujuan kurang lebih 15 menit, terik mata hari begitu panas ketika kami dalam perjalanan.
Di kediaman duka, kami sedang memanjatkan doashamadiah
Sesampai di sana, kami langsung dipersilahkan masuk kedalam rumah, lalu lantunan shamadiah pun kami panjatkan. Setelah itu kami dihidangkan makanan super layaknya adat yang berlaku di saat hari duka, ikan asin adalah idola saya banget kalau di tempat orang meninggal, hehe.
Sepulang dari sana, kami langsung menunaikan shalat dhuhur berjamaah di masjid An-Nur, tak lama setelah itu ibu pun menelpon saya, ia meminta saya untuk pulang sebentar menjaga toko, sang ibu hendak pergi ke pengajian.
Nah, saya pun menjaga toko hari ini, beberapa saat kemudian azan dikumandangkan, bertanda waktu asar telah tiba, saya langsung menunaikan shalat sendirian, dan kembali lagi untuk stand by di toko. Pukul 17.00 ibu pulang, saya pun pamit minta izin untuk pergi ke rumah duka Ustaz @rizal17.
Saya berangkat ke sana yakni ke Bireuen bersama Ustadz Riski, perjalanan pun kami tempuh hampir masuknya waktu magrib, kami menunaikan shalat magrib di Meunasah Kubu Teungku di Lapan, setelah itu perjalanan kembali kami lanjutkan.
Sedang berlangsungnya panjatan doa shamadiah di kediaman ustadz @rizal17
Setiba di sana, kami disambut langsung oleh empunya rumah. Hal utama yang kami lakukan adalah memanjatkan doa shamadiah kepada almarhum, setelah itu kenduri pun kami santap yang telah disediakan. Sejenak bincang-bincang berama ustadz @rizal17, satu jam kemudian kami berpamitan padanya lalu menuju arah pulang. Nah, dalam perjalanan yakni sebelum menempuh perjalanan panjang hingga sampai ke rumah, kami terlebih dahulu menikmati kopi di warung Indaco bersama.
Ngopi dulu, sebelum pulang
📷 Picture | Smartphone |
---|---|
Model | RMX1805 |
Android | 9 |
Photographer | @khairil98 |
Location | Aceh |
Edit | Google Foto |
Salam @khairil98
Ingin mengenal saya klik disini
Saya ucapkan Terima kasih kepada @anroja yang telah mengajak saya berpartisipasi di The Diary Game.
Terimakasih juga kepada:
@nazarul
@ikhsan01
@herimukti, dan
komunitas Asia Tenggara.
Hayeu tat
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
No two
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sebaik-baik urusan adalah urusan yang pertengahan...😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tepat dan benar sekali 👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit