Halo Steemians!
Apa kabar semuanya? Semoga kalian sehat dan bahagia selalu. Jaga kesehatan,jaga pola makan,dan jangan begadang ya. Semoga tetap semangat menjalani kehidupan di bulan-bulan pandemi ini.
Hari ini aku akan melanjutkan cerita pada postinganku sebelumnya.
Sebenarnya saat Ibuku pertama kali menginjakkan kaki di tanah Eropa pada Agustus 2009,saat itu Jerman sedang heboh-hebohnya dengan kasus pembunuhan seorang muslimah di ruang pengadilan. Kejadian tsb dimulai pada Agustus 2008 ketika seorang muslimah bernama Marwa El-Sherbini dan anaknya (Mustafa) berada di sebuah taman bermain dan saat itu Alex Wiens menghampiri mereka dan mengusir Marwa sekaligus menghinanya. Marwa tidak terima dengan kelakuan Alex dan membela diri dengan mengatakan bahwa taman tsb adalah tempat umum dan Alex tidak berhak mengusirnya dengan alasan apapun. Mereka sempat bertikai beberapa saat dan Marwa membawa masalah tsb ke pengadilan untuk diadili. Pada bulan Juli 2009 sidang dilaksanakan di Dresden. Saat sidang sedang berlangsung,tiba-tiba Alex mengeluarkan pisau dan menikam Marwa didepan semua orang (termasuk Mustafa) sebanyak 18 kali hingga meninggal. Elwy Ali Okaz (suami Marwa) mencoba untuk menyelamatkan Marwa tapi dia juga ikut ditusuk oleh Alex dan terluka kritis ketika security salah mengira dialah sang penyerang dan menembak kakinya. Saat jenazah Marwa diotopsi,rupanya saat itu dia sedang mengandung anak kedua. Setelah kejadian tsb Alex diadili dan dia bersikeras penusukan tsb tidak direncanakan dan membantah bahwa pembunuhan tsb karena rasisme. Dia mengatakan bahwa ia bertindak di bawah tekanan yang disebabkan oleh banding dan kemungkinan hukum penjara serta tidak mengerti kenapa menusuk Marwa. Dia juga merasa ‘tidak berdaya’ dan ‘korban’ selama proses hukum,dan telah menderita depresi sebelum sidang bulan Juli. Kejadian tsb memicu protes di beberapa kota Arab,termasuk di kampung halaman Marwa yaitu Alexandria Mesir,di mana ia dijuluki sebagai ‘martir jilbab’.
Marwa El-Sherbini dan Mustafa
SUMBER : http://m.voa-islam.com/news/world-news/2009/11/6/1623/pembunuh-marwa-sarbini-membantah-aksinya-karena-rasis/
Ibuku sangat takut dan was-was setelah kejadian tsb. Apalagi itu terjadi pada bulan Juli dan Ibuku mendarat disana pada bulan Agustus. Tentu saja kabar tsb masih terlalu panas dan bergejolak disana. Rasisme terhadap muslimah berhijab di Jerman sering terjadi. Apalagi Ibuku juga berhijab. Rasisme bisa saja terjadi pada Ibuku. Tapi alhamdulillah Ibuku aman disana.
Sekian dulu untuk hari ini. Mohon kritik dan saran dari
Steemians semuanya. Terima kasih.