Aktivitas berkebun ini kami mulai semenjak matahari terbit. Kami (aku, istriku dan anak kami yang masih kecil) mulai menyiapkan bekal berupa air minum, makanan kecil, parang, bibit tanaman, dan ayunan, dan beberapa peralatan kecil lainnya. Terkesan seperti mau mudik lebaran.
Namun hal itu lumrah jika mengingat jarak dan Medan menuju kebun yang kami tuju. Jalan yang tidak rata disertai kerikil, menanjak dan turunan. Serta tikungan yang melewati bukit yang juga terjal.
Durian mengkal dari kebun
pondok dikebun
Perjalanan yang tidak terlalu lama, namun membuat lengan lumayan lelah mempertahankan keseimbangan saat berkendara. Sesampai dikebun, pondok peristirahatan menjadi tempat pertama yang dituju, Sebelum memulai kegiatan berkebun. anak kami, Jinan namanya. Walau usianya baru 8 bulan. Namun menghabiskan waktu dikebun ini bukan merupakan pertama baginya.
Di usia beberapa bulan setelah lahir, dia sudah sering ikut ibunya kekebun. Walau ada beberapa tetangga sering bertanya. "Anaknya masih kecil, kok di ajak kekebun?.." aku hanya menjawab "tidak apa, sudahku buatkan pondok dikebun. Agar ada tempat dia bermain sambil menemani orang tuanya berkebun"
Kebunku ini sebagian besar masih kosong, ada terisi beberapa pohon durian. Selebihnya masih lahan tidur. Aku berencana menanam pinang betara disini. Karena modalnya yang murah meriah jika dibandingkan menanam kelapa sawit yang butuh modal lebih besar.
Bibit Pinang Betara
Proses menanam pinang betara ini agak tersendat, dengan waktu yang kumiliki sebagian besar habis bekerja. Dan juga pembersihan lahan kebun yang belum maksimal. Menyebabkan kebun sering terlantar. Sehingga penyemprotan pestisida dan membakar ranting-ranting bekas semak harusku lakukan disamping menanam pinang.
Namun hal ini sangat terbantu dengan membagi tugas dengan istri. Aku yang membersihkan kebun dan istri yang mulai menanam pinang. Walau pelan, namun aku yakin ini pasti berhasil.
Istriku sedang menanam pinang
Aktivitas ini (membersihkan lahan & menanam pinang) terus kami lakukan. Hingga siang, ditengah kehenigan hutan dan kebun sayup terdengar pelan adzan dhuhur. Kami biasanya sholat dipondok sambil sesekali bermain dengan Jinan. Begitulah kami mengisi istirahat siang sebelum kembali berkebun.
Bersama Jinan
Setelah tubuh terasa pulih, kami melanjutkan kembali aktivitas berkebun. Syukur hari ini mentari terselimuti awan. Sehingga panas terik tidak terlalu terasa. Dan menjadi keuntungan untuk pekebun seperti kami.
"Krrang.. krung.. krrang.. krung" tiba-tiba suara yang membuat kami terheran. Karena dihutan yang sunyi ada suara yang lumayan berisik dari jarak jauh. Dan tidak berselang lama kemudian terlihatlah sebuah excavator sedang mencoba melewati jalanan berbatu.
Kami menghentikan aktivitas dan mencoba istirahat sembari menunggu excavator (Beko) melewati kebun kami. Jinan yang sedari tadi sedang diayunan juga kaget dan menangis mendengar ban rantai besi menggilas batu kerikil dijalanan.
Excavator/Beko sedang istirahat didepan kebun kami
Sesampai didepan kebun kami, excavator/Beko tersebut berhenti bergerak dalam keadaan mesin hidup. Keluar sesosok orang dari kucing besi tersebut. Dan langsung menghampiri kami dipondok.
"Bang, bolehkah beko nya kami titipkan disini?" Kata operator beko. Dengan rasa tidak percaya, kuyakinkan diri untuk menjawab. "Kami akan pulang saat sore hari.." dengan tenang operator beko menjelaskan "engga apa-apa bang, kami pinjam pondoknya untuk penjaga Beko bermalam. Karena mesin Beko nya kepanasan untuk lanjut jalan dan cuma disini yang ada pondok beratap"
Lega mendengar penjelasan operator beko nya. "Boleh, pakai saja. Setidaknya pondok kami ada manfaatnya.." jawabku kembali. Terlihat diwajah mereka cukup senang dengan jawabanku karena mereka sudah menjalankan bekonya cukup jauh dan mesinnya sudah panas.
Waktu sudah petang, sebelum mengakhiri semua aktivitas dikebun dan obrolan kami. Istriku mengingatkanku bahwa kita butuh kolam penadah hujan dengan berbisik. Namun terdengar oleh operator beko. Dengan cepat disambutnya dengan menjawab "biar kami gali saja kak, kan cuma sekali kerokpun jadi."
Walau kami merasa tidak enak, akhirnya kami persilahkan. Dan operator beko menyelesaikannya dalam sekejap, jika itu menggunakan cangkul dan secara manual mungkin butuh waktu berminggu-minggu untuk membuat lubang ditanah sekeras itu.
lubang kolam penadah hujan
Sebelum pulang kami berswafoto
Setelah usai pembuatan lubang kolam, mesin Beko dimatikan. Dan kamipun bersegera pulang ke rumah mengingat waktu sudah petang menuju Maghrib. Dan aktivitas berkebun hari ini usai dengan adzan Maghrib.
Pengajian Online
Namun demikian, anak dan istriku bersiap istirahat setelah isya tidak denganku. Malam ini aku sudah janjian untuk pengajian bersama kelompok halaqah selama dua jam. Kemudian aktivitasku dilanjutkan dengan tontonan final piala Asia antara Uzbekistan VS Saudi Arabia. Yang kemudian dimenangi oleh Saudi Arabia. Dan berakhirlah segala aktivitas ku dihari Minggu dan segera menuju peraduan.
Salam Hangat,
@misbah95
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mendelegasikan SP ke @steemseacurator

Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aktivitas yang sangat padat. Bisa panen buah durian ni @misbah95 😀😃👏👏
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih Bu @linda06 Durian belum matang, masih yang dipaksa petik oleh monyet 🤣
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kalau sudah mantang bole lah🤭 hehehe di ajak ke kebun... Buat liat monyet petik durian🤣🤣🙏
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Gasskeun 👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mantaap@misbah95
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit