Hari ini saya melakukan aktivitas diluar rumah dengan protokol kesehatan yang baik. Yaitu mencuci tangan, memakai masker serta menjaga jarak dengan yang lainnya tetapi itu bohong sekali karena saya bukan orang yang terlalu patuh terhadap aturan walaupun beresiko bukan? But, ini hidup sudah pasti memiliki resiko. Baru saja saya membaca salah seorang dokter yang tidak percaya terhadap covid sudah di polisikan tetapi saya tidak ingin membahas itu, karena lebih asik kembali kepada aktivitas lainnya seperti bagaimana progress restorasi terhadap motor iskandar yang minggu lalu sempat saya bicarakan.

Cuma cerita sekarang sedikit hambar walaupun sudah menjelang siang hari jam 14.00, seluruh waktu pagi saya habiskan di kampus. Tidak ada cerita di perkuliahan karena saya tidak menyelasaikan apa-apa hari ini. Okay, sekarang waktunya jemput Iskandar dan menuju ke penayong untuk melihat progress restorasi.

• Penayong

---

Ini adalah kali ketiga saya kesana dan syukur alhamdulillah sudah selesai pengerjaannya. Selanjutnya kami menghubungi jasa pengangkutan untuk membawa motor ke daerah Peuniti tepatnya bengkel kepunyaan saudara Taufik. Biaya pengangkutan diminta 50.000 Rupiah tetapi saya hanya memberikan 20.000 Rupiah saja, kenapa? Karena dengan jarak seperti itu tidak layak dihargai 50.000 kecuali pengankutan dengan jarak yang jauh.

• Peuniti, Bangkel Pak Taufik

Ahhh sudahlah, abaikan orang ingin mencari lebih dsri kebaikan yang kita lakukan terkadang. Ingat mengemis itu bukan hal baik bafi orang yang masih sehat. Lanjut, di bengkel Iskandar lsngsung membongkar mesin sepeda motornya guna untuk diperbaiki apa saja yang sudah rusak pastinya.

• Iskandar Bongkar Not Iwans fals wkwk

---

Selanjutnya saya juga menikmati kopi ditengah teriknya mentari sore berpapasan dengan arah bengkel saya kemudian mengambil beberapa momen Iskandar membongkar motornya. Peran saya hanya sebagai pembantu sesungguhnya, karena Iskandar memilih saya untuk mengabadikan momen yang akan bisa di kenang setelah restorasi motor tua tersebut selesai dikerjakan.

• Iskandar again

---

• Hot Sun

---

Sudah sampai kumandang azan terdengar di Mesjid, kamipun kelaparan sekali rasanya. Tetap shalat terlebih dahulu untuk bisa mematahkan suuzon orang lain kadangkan dan sepulangnya kami dari sana, saya mengantarkan Iskandar pulang kerumah karena dia memilih memakan masakan sang Ayah dirumahnya.

• Lamteh, Adek Abang Nasi Uduk

---

Setelahnya, jam 20.00 lewat mungki saya menuju tempat langganan makan saya yaitu Adek Abg Nasi Uduk di Cek Bass Kopu Lamteh. Lapar hinggap makanpun lahap walau menikmati tulisan ini sendiri bukan, ehh maksudnya menikmati makanan sendiri biar tidak slow respon seperti orang-orang jaman sekarang kan, di dunia nyata slow respon di dunia maya acuh tidak perduli.

Thanks For My Self @Mohgade And SteemSEA Team