Memanfaatkan blockchain untuk otomatisasi dalam pengadaan pemerintah dapat meningkatkan transparansi dan mengurangi risiko korupsi. Berikut cara kerjanya untuk evaluasi tawaran dan pemilihan pemenang:
Rincian Teknis:
Kontrak Cerdas: Kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya dikodekan sebagai kontrak pintar di blockchain. Kontrak ini secara otomatis menghitung skor untuk setiap tawaran berdasarkan faktor-faktor seperti:
- Harga: Sistem pembobotan berdasarkan persentase untuk daya saing.
- Spesifikasi Teknis: Kriteria yang ditetapkan untuk memenuhi atau melampaui spesifikasi yang disyaratkan.
- Kinerja Sebelumnya: Penilaian berdasarkan keberhasilan penyelesaian kontrak pemerintah sebelumnya.
- Faktor Keberlanjutan: Poin diberikan untuk bahan yang ramah lingkungan atau bersumber secara lokal.
Verifikasi Data: Penawaran yang dikirimkan secara elektronik disimpan di blockchain, memastikan integritas data dan mencegah manipulasi. Segala upaya untuk mengubah informasi memerlukan konsensus dari peserta jaringan, sehingga penipuan sangat mudah terdeteksi.
Evaluasi Otomatis: Setelah pengajuan tawaran, kontrak pintar secara otomatis menilai setiap tawaran berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, menghilangkan bias manusia dan potensi manipulasi. Skor dicatat secara transparan di blockchain agar dapat dilihat oleh semua peserta.
Seleksi Pemenang Otomatis: Kontrak pintar secara otomatis mengidentifikasi tawaran dengan skor tertinggi, menyederhanakan proses seleksi dan menghilangkan pengambilan keputusan yang bersifat diskresi oleh individu. Penawar yang menang dan alasan pemberian penghargaan secara otomatis didokumentasikan di blockchain, memberikan transparansi penuh.
Manfaat:
- Peningkatan Transparansi: Semua pihak yang terlibat memiliki akses ke informasi yang sama, termasuk rincian penawaran, kriteria penilaian, dan keputusan akhir pemenang.
- Bias yang Dikurangi: Otomatisasi menghilangkan campur tangan manusia dan potensi pilih kasih dalam evaluasi dan seleksi tawaran.
- Peningkatan Akuntabilitas: Catatan yang tidak dapat diubah dari seluruh proses disimpan di blockchain, memfasilitasi jalur audit dan investigasi korupsi yang mudah.
- Peningkatan Efisiensi: Otomatisasi menyederhanakan proses, mengurangi beban kerja administratif dan penundaan waktu.
Tantangan:
- Kompleksitas: Mengembangkan dan menerapkan kontrak pintar yang aman dan andal memerlukan keahlian teknis yang signifikan.
- Integrasi: Interoperabilitas dengan sistem pemerintahan yang ada dapat menjadi tantangan.
- Kerangka Hukum dan Peraturan: Kerangka hukum dan peraturan yang jelas mungkin diperlukan untuk mengatur penggunaan blockchain dalam pengadaan.
- Adopsi dan Kepercayaan: Membangun kepercayaan dan penerimaan di antara para pemangku kepentingan terhadap teknologi blockchain membutuhkan waktu dan usaha.
Secara keseluruhan, penggunaan blockchain untuk otomatisasi dalam pengadaan pemerintah menawarkan potensi yang menjanjikan untuk mengurangi korupsi dan meningkatkan efisiensi dan transparansi proses. Meskipun terdapat tantangan, penelitian dan pengembangan yang sedang berlangsung terus menyempurnakan teknologi dan penerapannya pada skenario dunia nyata. Menerapkan blockchain dengan perencanaan yang matang dan mempertimbangkan tantangan yang ada, dapat berkontribusi secara signifikan terhadap sistem pengadaan yang lebih efisien dan bebas korupsi.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar seluruh rakyat mengetahuinya.
Gambar dari: https://pixabay.com/id/illustrations/blockchain-industri-industri-4-web-7177284/
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit